3 Cemburu

Percayalah, aku bisa tahan dengan rindu, tapi tidak untuk cemburu

-Allisya Leshan Shaenette-

Satu minggu kemudian...

Sasha termenung duduk sendiri diatas kasurnya. Bahkan sudah satu minggu ini Arsen tidak mengabarinya. Bukan Sasha tidak menghubungi Arsen. Tapi sikap Arsen sekarang sangat cuek dan tidak peduli terhadap Sasha. Seringkali Sasha menghubunginya, namun tidak pernah direspon oleh Asen. Terakhir kali ia dikabari oleh Arsen adalah 3 hari terkahir. Itupun hanya sebentar. Bahkan Sasha sempat mengajaknya jalan atau ketemu, namun Arsen menolaknya dengan banyak alasan.

Sasha bangkit dari kasurnya, ia mengambil sebuah gitar yang tergantung di dekat pintu kamar mandinya. Kemudian kembali ke atas kasur dan memainkan gitarnya.

Ya Sasha emang bakat dalam segi apapun. Tidak ada yang tidak bisa ia kerjakan. Dari segi alat musik, olahraga, ber akting, dan sebagainya. 

Sasha mulai bernyanyi.

"Terpaksa aku sendiri sementara saja kini

Bersabar 'kan datang hari meskipun ku lelah"

"Aku takut kamu tak mengerti

Caraku sampaikan rasa ini

Kamu tak mengerti"

Sasha sangat meresapi lagunya, sampai sampai ia meneteskan air matanya. Lalu melanjutkan nyanyinya.

"Ajarkan aku tuk bisa dapat ungkapkan rasa

Agar kamu 'kan percaya begitu kubutuh cinta"

"Kembali lagi terulang tergores hatiku ini

Setelah lama menyimpan rasa ini

Terlalu dalam,

Terlalu dalam.."

Sasha mengusap air matanya. Lalu ia menghela napas panjangnya.

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Ponsel Sasha bergetar menandakan ada panggilan masuk. Ia mengambil ponslenya lalu mengangkatnya.

"Hallo"

"Iya hallo.."

"Arsen ada sama lo?"

"Ngga ko. Aku lagi dirumah sendiri"

"Oh yaudah"

"Ka Nevan dimana?"

"Dirumah. Ada apa?"

"Aku kesana ya"

"Oke"

Tut..

Telpon dimatikan sepihak oleh Sasha. Ia beranjak dan pergi meninggalkan kamarnya.

Sasha orangnya bukan type seperti wanita lain yang suka pake make up atau perawatan. Ya Sasha emang ga pernah dandan. Katanya sih males. Pake make up juga semaunya dia aja.

"Bi nanti kalo bunda udah pulang bilangin aku pergi ke rumah Ka Nevan"

"Siap non"

Sasha pergi menaiki motor sportnya yang berwarna biru langit itu. Sebenarnya warna motornya itu hitam. Namun diubah oleh Sasha menjadi warna biru langit dengan sedikit ada warna hitamnya.

Lima menit Sasha tiba dirumah Nevan. Ia turun dari motornya lalu masuk kedalam rumah Nevan tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu.

Didalam ia melihat Naya yang sedang membaca buku di sova.

"Kak, Kak Nevan mana?" Tanya Sasha pada Naya.

"Ada dikamarnya" jawab Naya dengan terus fokus pada buku nya.

Sasha langsung pergi kekamar Nevan.

Cklek..

"Van.." panggil Sasha sambil membuka knop pintu.

"Heem..." Dehem Nevan. "Sha traktir gue dong"

"Kebiasaan" ucap Sasha dengan bola matanya malas. "Emang gue emak lu"

Nevan emang suka minta traktir kalo ketemu sama Sasha. Kalo ngga pasti duit atau minta pulsa. Emang Sasha ini Bank atau Konter. Ya mungkin bagi Nevan Sasha ini Bank berjalannya dan juga konter berjalannya. Karna Sasha emang baik, dia tidak pernah menolak. Karna Sasha paling ga enakan hati kalo nolak.

"Gue haus pengen yang dingin gitu, enak kaya nya" ucap Nevan dengan sedikit tertawa.

"Masuk aja kedalam kulkas, lebih dingin, jadi mantep"

"Yaelah Sha, ayo dong kita ke Yomart"

"Yaudah tapi cuma buat ngedinginin badan lo aja, tapi kecuali kalo lo bawa uang baru boleh lo ngambil apa yang lo mau" ucap Sasha dengan sedikit becanda.

"Ishh.." ucap Nevan kesal sambil melemparkan bantal ke wajah Sasha.

"Iya nanti, lagian lo tau sendiri gue gabisa nolak"

"Oke oke.. Tujuan lo kesini mau ngapain?"

"Mau tanya tanya" jawab Sasha sambil duduk dihadapan Nevan.

"Masalah Arsen?"

"Heem.."

"Setau gue dia udah lama deket sama yang namanya Fellicia..." Nevan menggantungkan pembicaraannya.

Ya Sasha tau Fellicia, karna Fellicia kakak kelasnya Sasha.

"Adalah udah 3 bulanan. Dia juga sering main ke rumahnya. Liat aja di bio Facebook nya" lanjut Nevan

Hati Sasha melemas seketika. Hatinya begitu sangat sakit mendengar fakta tentang pacarnya itu.

"Nih lo liat" ucap Nevan sambil memberikan ponselnya pada Sasha. Sasha mengambilnya.

Deg..

Hati Sasha sakit melihat nama Nesra di bio gadis itu. Nesra adalah kebalikan dari nama Arsen.Sasha terus menstalking ke aga bawah.

Deg..

Lagi lagi hati Sasha merasa sakit saat melihat foto unggulan gadis itu. Disana ada foto seorang gadis sedang duduk dengan disebelah nya ada seseorang, namun hanya terlihat bajunya sebelah saja. Sasha tau siapa yang memiliki baju itu. Itu baju favorit Arsen.

Mata Sasha sudah berkaca kaca. Namun ia tahan. Ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan Nevan. Sasha terus menstalking Facebook gadis itu. Semakin kebawah dan semakin kebawah.

Deg..

Lagi lagi dan lagi hati Sasha sangat sakit saat melihat postingan gadis itu. Disana tertera foto seorang laki laki yang membelakangi kamera dengan tangannya yang saling berkaitan dengan setengah tangan gadis, dengan captionnya Thank for time😍❤️. Sasha tau itu Arsen. Itu benar benar Arsen. Sasha mengenal baik laki laki itu. Ia tidak mungkin salah.

Badannya seketika melemas. Namun ia menahannya. Ia mengembalikan ponsel itu pada Nevan. Ia terdiam beberapa saat.

"Lo tau, Fellicia itu dikagumi kita di kampus, bahkan sampe sampe kita taruhan buat dapetin dia. Tapi pacar lo yang gatau apa apa tentang taruhan ini malah diam diam mengklaim dia duluan secara diam diam. Otomatis kita marah lah sama pacar lo itu. Udah punya pacar aja masih mainin gadis lain" ketus Arsen.

"Gue tau dia lebih cantik dari gue, tapi tolong jangan pernah benci sama Arsen. Dan tolong kalo ada apa apa lagi bilangin ke gue" ucap Sasha dengan tenang.

"Gue tau lo kuat Sha, dan akan gue usahain untuk lo" ucap Nevan sambil menepuk pundak Sasha.

      

                                •••

Sehabis pulang dari rumah Nevan Sasha membaringkan tubuhnya keatas kasur. Ia memikirkan yang ia lihatnya tadi. Sungguh Sasha tidak menyangka akan hal itu. Hati Sasha sakit dan hancur. Sasha meneggelamkan wajahnya ke bantal, Sasha nangis sesenggukan. Sasha meremas bantal itu lalu menjerit histeris dengan suaranya yang sedikit pelan, namun menyakitkan. Lalu Sasha bangkit dan mengunci pintu kamarnya. Ia menghampiri laci nakas dan mencari sesuatu. Setelah menemukan apa yg ia cari ia mengambilnya lalu duduk diatas kasur.

Srett...

Masih dengan tangisannya Sasha menggoreskan silet yg masih terlihat mengkilau itu ke batang tangannya.

Srett...

Terus menerus ia menggoreskannya. Sehingga batang tangannya penuh dengan luka goresan. Darah pun mengalir.

Tubuh Sasha melemas. Keringat dinginpun bercucuran. Sasha berbaring diatas kasur dengan tangannya yang menjuntai diikuti dengan darahnya yang menetes kelantai.

"Aku salah apa hiks.."

"Kenapa kamu tega.. kamu tega nyakitin aku hiks.."

"Aku benci sama kamu.."

"AKU BENCII.."

Seketika Sasha menatap kosong ke atas atap. Ia teringat kenangannya dengan Arsen.

Flashback On:

Seorang gadis dengan seorang laki laki berada diatas motor Sport berwarna Merah milik laki laki itu. Dengan gadis itu yang memeluk laki laki didepannya dengan erat.

"Kita mau kemana?" Tanya gadis itu.

"Liat aja nanti" jawab laki laki itu sambil mengusap lembut tangan gadis yg memeluknya.

Setelah tiba ditempat tujuan mereka turun dan membeli karcis untuk masuk.

"Kita, naik keatas gunung?" Tanya gadis itu. Laki laki itu mengangguk.

Ya mereka pergi ketempat wisata, tepatnya keatas gunung.

Mereka mulai masuk dan menaiki tangga gunung itu.

Tiba tiba laki laki itu berjongkok didepan gadis itu.

"Naik" ucap laki laki itu.

"Ngga, aku berat"

"Udah ayo naik"

Gadis itupun naik ke punggung laki laki didepannya itu. Lalu menaiki tangga gunung itu. Mereka tertawa bersama. Orang orang yang melihatnya pun melihatkan pandangan takjub dan iri pada mereka berdua.

Mereka berhenti sejenak dan duduk.

"Ini masih jauh lho kalo sampe puncaknya" ucap gadis itu.

"Iya, makanya kita istirahat dulu disini"

"Heem.."

"Aku baru sadar kalo kita pake baju sama"lanjut gadis itu dengan memerhatikan baju mereka.

Laki laki itupun melihat baju yang dipakainya lalu melihat baju yang dipakai gadis itu. Ya bajunya sama sama kemeja kotak dengan warna hitam putih.

"Padahal kita ga janjian ya" ucap laki laki itu dengan sedikit tertawa.

Ya padahal emang bener kalo mereka ga janjian. Tapi kenapa baju  nya ko samaan. Mungkin jodoh:v

Lagi lagi mereka bercanda dan tertawa bersama. Mereka berfoto bersama.

Saat ada ide, seorang laki laki itu menyuruh orang untuk mengambil foto mereka berdua dengan seorang gadis itu digendong laki laki dihadapannya dan sangat terlihat bahagia.

Flashback Off.

"Aku rindu kamu yang dulu" lirih Sasha sambil sesenggukan.

"Aku ingin tertawa bersamamu lagi.."

Sasha terbangun, ia mengambil tisue basah yang berada diatas lemari rias nya itu. Ia membersihkan darah yang mulai mengering di tangannya. Perih, namun tidak ia rasakan. Lalu ia membersihkan lantainya yang ada bercak darahnya.

avataravatar
Next chapter