2 Berubah

Happy Reading❤

Tepat pada hari sabtu hari dimana seorang Allisya Qiana Shaenette selesai merayakan kenaikan kelas, menjadi kelas 11 di SMK ternama di Jakarta. Sekolah meliburkan selama 3 minggu. Jadi banyak waktu untuk Sasha bersantai santai dirumah. Dan baginya waktu satu bulan itu tidak akan ada yang disia siakan.

Pagi yg cerah gadis cantik itu sudah bersantai di koridor kamarnya sambil memainkan gitar berwarna hitam dengan desain berwarna putih. Dirumahnya ia memang memiliki 4 gitar yang berbeda. Ada yg berukuran kecil, ada yg agak kecil, ada yg sedang, dan ada juga yg agak besar.

Sesekali ia meminum minuman kesukaannya. Yaitu Coffe Cappucino.

Ia menaruh gitarnya dan mengambil IPhone nya. Ia hendak menelpon seseorang. Setelah tersambung tidak lama pun org tersebut mengangkatnya.

"Hallo.." ucap Sasha.

"Iya ada apa?" Ucap seorang laki laki disebrang telpon.

"Bisa kita kete-" belum selesai bicarapun sudah dipotong lelaki itu.

"Aku lagi sibuk"

"Ohh yaudah gapapa. Maaf udah ganggu"

"Iya"

Tut..

Sambungan telpon telah dimatikan sepihak oleh seorang laki laki itu. Tiba tiba aja ada yang memanggilnya.

"Sya?" Ucap seorang wanita dengan nada yg keras.

"Allisya?"

"Iya ini.. gue dikoridor"

"Lagi ngapain disini sendiri, lagi mikirin pacar?" Ucap gadis cantik yg berbadan aga gemuk dengan tawanya.

"Ngapain dipikirin gabakal kemana ko, iya ga Fris?" Ucap seorang gadis yg satunya lagi.

Ya mereka adalah Friska dan Kyra sahabatnya Shasa.

"Apaansi. Siapa juga yg mikirin pacar" jawab Sasha dengan cemberut.

"Becanda Sha" ucap kedua sahabatnya.

"Heem.. ehh Sekar mana?" Tanya Shasa sambil celingak celenguk mencari keadaan Sekar.

"Gatau. Gaada kabar" jawab Kyra sambil mengendikan bahunya.

"Palingan juga dia lagi rebahan santuy haha"

"Bisa jadi sih"

Shasa hendak berdiri dan menuju kedalam kamarnya, diikuti kedua sahabatnya.

"Jalan keluar yu" ajak Friska dengan sumringah.

"Ngga ah panas" jawab Sasha males, lalu diangguki Kyra.

Friska membaringkan badannya diatas kasur King Size Sasha dengan raut wajah yg cemberut. Kyrapun duduk diatas kasur dengan memeluk boneka beruang milik Sasha. Berbeda dengan Sasha, ia duduk diatas sopa kamarnya dengan tatapan yang kosong.

"Lo kenapa Sha?" Tanya Friska.

Sasha terus terdiam dengan tatapan kosongnya.

"Woy.." panggil Kyra dengan melemparkan bantal kewajah Sasha.

"Ihh apaansi" ketus Sasha.

"Jangan bengong nanti kesambet" ucap Friska yang diangguki Kyra.

"Siapa juga yang bengong"

"Keliatan dari muka lo tuh" ucap Friska.

"Iya, kalo ada apa apa itu ngomong sama kita, siapa tau kalo kita punya saran pasti nyaranin, ya misal kalo gapunya juga kita siap dengerin cerita lo" Ucap Kyra.

"Iya, kaya ke siapa aja lo"

"Heem... Gue cuma bingung aja... Seminggu ini Arsen aga berubah"

"Berubah gimana maksud lo?"

"Yaa berubah.. akhir akhri ini tiap kali gue mau ngajak ketemu aja susah. Bilangnya sibuk terus. Gue gatau dia beneran sibuk atau cuma alesan dia doang"

"Jangan jangan dia punya cewe lagi?" Ucap Kyra.

"Isshhh lo itu kalo ngmong suka asal" ucap Friska sambil mencubit pahanya Kyra.

"Awhh sakit tau" ketus Friska.

Sasha beranjak dan mendekat kehadapan kedua sahabatnya.

"Heem..." Sasha menghebuskan napas panjang.

"Serasa ada yang dia sembunyiin gitu maksud lo?" Tanya Friska.

"Mungkin... Tapi gue ga yakin, kan hubungan gue sama dia selama ini baik baik aja, gaada masalah apa apa. Lagian gue juga ga ngelakuin kesalahan apa apa yang bisa ngebuat dia ngejauh dari gue"

"Iya gue tau, lo setia sama dia. Tapi kenapa ya ko bisa tiba tiba berubah gitu" ucap Kyra bingung.

Ketiganya terdiam, sibuk dengan pikirannya masing masing. Tidak lama Friska angkat bicara lagi.

"Gimana kalo lo tanya sama Nevan kaka sepupu lo. Kan dia temen deketnya Arsen"

"Bener tuh. Lo tanya tanya aja sama dia, siapa tau kaka lo tau sesuatu"

Bener juga ya.. batin Sasha

"Okedeh nanti gue coba"

Keduanya pun memgangguk.

                             •••

"Mau beli apa lagi?" Ucap seorang laki laki.

"Udah deh, sekarang aku laper. Mau makan" ucap seorang gadis cantik itu.

"Oke kita makan dulu"

Merekapun langsung menuju restoran yang ada di Mall. Setiba di restoran itu mereka memesan makanannya. Tidak lama pesanan merekapun datang.

"Silahkan dimakan" ucap seorang pelayan itu.

"Iya. Makasih mas" ucap seorang laki laki itu.

Setelah pelayan itu pergi, keduanyapun langsung makan. Setelah makanan milik seorang laki laki itu habis, ia melihat ada noda didekat bibir gadis dihadapannya. Ia langsung mengambil tisu yg ada diatas meja, lalu mengelapnya dengan lembut.

"Makasih" ucap seorang gadis itu dengan senyumannya.

Seorang laki laki itupun tersenyum.

"Udah makannya?"

"Udah. Yu kita pulang. Udah siang"

"Bentar"

Seorang laki laki itu menuju kasir dan membayarnya. Lalu kembali mengahmpiri gadis itu.

"Yu" ajak seorang laki laki itu dengan menggandeng tangan gadis itu.

Merekapun langsung pergi dan menuju parkiran Mall.

Setiba di parkiran, mereka langsung masuk kedalam mobil dan meninggalkan mall.

"Arsen" panggil seorang gadis itu.

"Iya Fell, ada apa?"

Fellicia. Siapanya Arsen gadis itu?

"Aku langsung pulang aja ya"

"Yakin mau langsung pulang hm?"

"Iya"

"Yaudah iya" ucap Arsen sambil mengelus lembut kepala Fellicia.

Arsen pun langsung mengantarkan Fellicia kerumahnya.

                                 •••

Tok... Tok.. Tok...

Allisya mengetuk pintu rumah tantenya. Ya setelah kedua sahabatnya pulang pukul 2 siang, dan Allisya langsung pergi kerumah tantenya.

Tidak lama pintupun terbuka.

"Ehh Allisya tumben kesini. Ayo masuk" ajak seorang gadis beranak 1 itu.

"Hhe iya ka"

Merekapun masuk bersamaan kedalam.

"Hmm.. Ka Naya" panggil Sasha ragu ragu. Kakanya pun menoleh kearah Sasha.

Naya adalah Kaka pertama Nevan. Dia sudah nikah dan mempunyai anak perempuan. Namun mereka sudah cerai. Dan anaknya dibawa oleh sang ayahnya. Tapi Naya udah nikah lagi dengan seorang laki laki yang memiliki kebun sayuran terbesar. Sebenarnya Naya dibawa suaminya ketempat suaminya itu. Tapi beberapa hari yg lalu dia pulang kesini kerumah ibunya dan suaminya tidak ikut. Ntah kenapa.

"Iya ada apa Sha?"

"Ka Nevan nya ada?"

"Ada, dikamarnya"

"Aku ke kamar Ka Nevan dulu ya ka"

Kakanya pun menganggukan kepalanya. Sashapun hendak pergi kekamar Nevan. Setiba didepan pintu kamarnya, Sasha langsung membuka pintunya tanpa mengetuk terlebih dahulu, ia langsung masuk kedalam tanpa izin terlebih dahulu. Setelah ia masuk satu langkah, tiba tiba ia terdiam melongo sambil memegang knop pintu.

"Kalo masuk itu ketuk pintu dulu" ucap seorang laki laki berbadan tinggi.

"Woyyy..." ucap laki laki yg berbadan aga pendek itu sambil melemparkan bantal kewajah Sasha.

"Ehh ada kalian hehe.." ucap Sasha parau sambil melihatkan deretan giginya itu.

Ya dikamar Nevan ada empat orang teman temannya. Sasha juga udah pada kenal sama mereka semua. Tapi Sasha hanya merasa malu aja.

"Ihh apaansih lo maen lempar lempar bantal segala" ketus Sasha pada Nevan.

"Lagian lo mau ngapain kesini" ucap Nevan yang sedang megang ponselnya.

Sasha hanya menghiraukannya. Ia melihat lihat tidak ada Arsen disini. Kemana dia. Biasanya juga kalo ada teman temannya disini pasti dia juga ada disini.

"Nyari siapa lo?" Tanya Ben temannya Nevan.

"Suami lo gaada disini" ucap Billy.

"Palingan juga pacar lo lagi jalan sama cewe lain" celetuk Ervin santai sambil memainkan game diponselnya.

Tiba tiba ponsel Ervin terjatuh dan mengaduh kesakitan akibat dilempari bantal oleh Sasha.

"Puas lo biar tau rasa" ketus Sasha.

Keempat temannya pun tertawa.

"Lagian kan lo tau kalo si Sasha itu galak. Masih aja berani lo sama macan betina" ucap Aldo dengan tawanya.

Sasha melotot dan langsung pergi meninggalakan kamar Nevan dan para human laknat itu.

Ditangga ia berpapasan dengan Arsen. Otomatis dia bahagia banget kan.

"Ehh Sha kamu ada disini?" Tanya Arsen. Sashapun berhenti dan menghadap Arsen.

"Heem iya" jawab Sasha dengan senyumannya.

"Sama siapa kesini?"

"Sendiri"

"Ko didepan gaada motor atau mobil kamu" Tanya Arsen heran.

"Jalan kaki soalnya" jawab Sasha sambil duduk ditangga, diikuti Arsen. Ya keluarga besar Sasha sudah mengetahui hubungan mereka. Begitu juga dengan keluarga Nevan.

"Ga cape?"

"Ngga, lagian kaki aku butuh olahraga"

Ya karena dari rumah Sasha ke rumah Nevan dekat. Dan cukup 10 menit kalo jalan kaki, jadi Sasha tidak membawa kendaraan.

"Heem..." Jawab Arsen sambil mengangguk nganggukan kepalanya. "Ehh dikamar Nevan masih ada temen temen kan?"

"Ada"

"Yaudah aku nyamperin dulu temen temen"

Sasha mengangguk.

Arsen pun langsung pergi kekamar Nevan. Dan Sashapun langsung pergi ke kamar Naya.

"Ka Naya?" Ucap Sasha sambil membuka pintu kamar Naya yang berada disebelah kiri kamar Nevan.

"Heem" jawab Naya yang sedang tengkurap smambil fokus memainkan ponsel nya.

"Lagi ngapain?"

"Biasa tarik ulur beranda"

Sashapun ikut tengkurap dipinggir Naya.

"Yahh kasian mode janda" ucap Sasha sambil tertawa saat melihat layar beranda Facebook Naya tertera gunakan data untuk melihat foto.

"Hostpot dong Sha"

Sasha langsung mengaktifkan hostpotnya. Karna Sasha orangnya emang tidak pelit.

Mereka berdua sibuk dengan ponsel nya masing masing.

Naya mengubah posisinya menjadi duduk, lalu membuka obrolan.

"Sha?"

"Hem.." Sasha menoleh lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Gimana sama Arsen?"

"Ga gimana gimana" jawab Sasha sambil terus fokus dengan ponselnya.

"Masih?"

"Hem.... Masih. Kenapa emang?"

"Gapapa"

"Ohh.. kirain ada apa"

Keduanya pun kembali fokus pada ponsel nya masing masing. Sampai sampai Naya ketiduran.

Sasha membuka aplikasi sosmednya. Disana tertera bahwa ada 1 pesan. Sasha melihatnya dari siapa. Lalu membukanya.

ArsennioAX.

Pulang udah mau sore

Sasha melihat jam tangannya. Dan benar sudah pukul 3 sore. Sashapun membalas pesan Arsen dan langsung menuruti perintah Arsen.

                        

                                                                  Iya.

                                    Anterin pulang:(😁

Gabisa Sha lagi kumpul

sama temen. Tolong

ngertiin aku ya. Maaf🙏

        

                                 Yaudah gapapa. Aku

                                 pulang ya:')

Sasha langsung bangkit dan langsung beranjak untuk pergi.

Setelah melewati kamar Nevan ia berhenti sejenak, lalu ngintip dari luar pintu. Ya dikamar Nevan masih temannya, tapi cuma ada Nevan, Arsen, Aldo dan Ervin disana. Ntah kemana Ben dan Billy.

Saat ia ngintip ia ketahuan oleh Arsen yang sedang berbaring di sova sambil memainkan ponselnya. Sasha tersenyum malu saat ia ketahuan mengintip oleh Arsen. Ia langsung menutup pintu itu dan langsung beranjak pergi untuk pulang kerumahnya.

Dan untuk saat ini ia gagal untuk mencari informasi tentang Arsen pada Nevan.

                              •••

Selama 10 menit ia berjalan kaki akhirnya ia tiba dirumahnya. Dengan keringatnya yang menetes diwajahnya. Ia segera menuju kamar mandi yang berada di kamarnya. Setelah selesai mandi ia langsung turun kebawah menuju dapur.

"Bii..." Ucap Sasha memanggil pembantunya.

Tidak ada jawaban.

"Bi Sum.."

Tidak ada jawaban.

"Bi Sumi"

"Iya non, maaf tadi bibinya lagi didepan"

"Iya gapapa.. Ayah sama bunda mana bi?"

"Ohh nyonya sama tuan belum pulang non"

"Pulangnya kapan?"

"Nanti jam 7 malem non"

Sasha menjawab dengan anggukan kepala.

"Ohh iya non, non belum makan kan. Bibi udah siapin masakan didapur"

"Iya bii. Temenin Sasha makan ya bi. Sasha bosen makan sendiri terus. Rasanya sepi" keluh Sasha.

Emang Bi Sumi itu orangnya baik. Bahkan kalo Sasha ngeluh aja dia suka siap dengerin  curhatan Sasha. Hanya Bi Sumi yang suka nemenin Sasha dirumah. Karena kedua orang tuanya yang sibuk kerja, jadi Bi Sumi disuruh tinggal dirumah Sasha. Bi Sumi juga lagian baru menginjak usia 30han.

Setelah tiba didapur Sasha duduk dan langsung menyaji makanannya.

"Bi gak makan?"

"Ngga non"

"Makan aja bi, gaenak kalo makan sendiri. Apalagi diliatin Bi Sumi hhe"

"Ngga non, non aja yang makan. Bibi ga laper"

"Makan aja bi sekalian. Gaada penolakan"

"Ehh si non kebiasaan. Yaudah bibi makan. Jadi ga enak gini"

"Hhe.."

Merekapun makan berdua. Sebenarnya Bi Sumi sudah sering makan berdua sama Sasha. Itupun Sasha yang maksa. Mau ga mau Bi Sumi pun nurut kalo udah Sasha yang maksa.

Setelah 10 menit mereka selesai makan. Bi Sumi langsung membereskan bekas makannya, dibantu Sasha. Bi Sumi mencuci piring dan Sasha menuju kamarnya yang berada diatas.

Setiba dikamarnya, ia langsung merebahkan dirinya. Ia memasang earphone lalu memainkan ponselnya. Sampai sampai ia tertidur sangat pulas.

                                 •••

16:30 WIB.

"Bro gue pulang dulu yah" pamit Arsen sambil menepuk pundak Nevan.

"Buru buru amat" ucap Ervin

"Nanti gue kesini lagi, bentar ko"

"Kalo kesini lagi jangan lupa bawa makanan" ucap Nevan sambil menunjukan deretan giginya dengan bagian kirinya mempunyai gigi gingsul.

"Sekalian ajak Alby" ucap Aldo.

"Sip" ucap Arsen sambil beranjak pergi.

Setelah ia keluar dari rumah Nevan, ia mengendarai motor sport nya dan berlalu pergi.

Sekitar 25 menit kendaraan Arsen pun tiba didepan rumah ber chat putih itu. Ia turun dari motornya lalu beranjak menuju pintu depan rumah itu.

Tok... tok.. tok..

Pintu terbuka dan melihatkan seorang gadis.

"Ehh udah dateng ayo masuk" ucap seorang gadis itu dengan senyumannya.

Arsen tersenyum kemudian masuk kedalam rumah bersamaan dengan  gadis itu.

"Silahkan duduk" ucap seorang gadis itu.

Arsenpun duduk dengan seorang gadis itu disampingnya.

Ada seorang wanita paruh baya mengahampiri mereka berdua.

"Ehh ada tamu" ucap seorang paruh baya itu sambik tersenyum kemudian duduk.

Arsen tersenyum lalu mencium tangan wanita paruh baya itu.

"Gimana kabar kamu Arsen?" Ucao seorang wanita paruh baya itu.

"Baik tante"

"Syukur deh kalo baik. Gimana hubungan kamu sama Fellicia sekarang?"

Ya gadis dan wanita paruh baya itu adalah Fellicia dan ibunya. Karna Arsen sudah beberapa kali main kerumah Fellicia, jadi ibunya Fellicia sudah mengenali Arsen.

"Apaansi mah" ucap Fellicia dengan raut wajahnya yg merasa malu.

"Baik ko tan" ucao Arsen lembut.

"Syukur kalo baik. Yaudah tanten tinggal dulu ya"

Arsen dan Fellicia menganggukan kepalanya. Dan Dela pun pergi.

Fellicia masih terlihat sangat malu karena ucapan mamah nya tadi.

Arsen membuka pembicaraan sambil menggenggam tangan Fellicia. Sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama sambil berfoto berdua bersama.

                         ***

avataravatar
Next chapter