webnovel

Chapter 1

__________________________________

Musim panas terik dengan cuaca cerah yang khas. Sinar mentari bersama gumpalan awan mewarnai langit biru yang kosong.

Hari cerah bersama suasana bahagia.

Disetiap langkahnya. Disetiap hembusan nafasnya dan disetiap detak jantungnya.

Seorang gadis yang menuju tempat ia menuntut ilmu selalu bersyukur. Yoon Ji, dia tidak tau harus bagaimana menggambarkan disetiap kebahagiannya setiap hari beberapa hari ini.

Jeon Jungkook, Laki-laki menawan itu adalah sumber dari mana datangnya senyumnya, debar jantungnya serta kebahagiannya. Laki-laki yang dengan tiba-tiba menghampirinya saat ia berada dikantin pada jam istirahat.

Mengungkapkan cinta dengan gamblang yang tidak dipungkiri itu membuatnya senang setengah mati.

Meskipun terasa aneh, nyatanya Yoon Ji menerimanya begitu saja. Ia tau Jungkook yang berasal dari kelas sebelah, tau juga bahwa Laki-laki itu memang salah satu yang populer dikalangan siswi, tampan dan juga salah satu murid teladan.

Sedikit merasa tertarik terlihat wajar walaupun secara diam-diam, hingga insiden pernyataan cinta yang membuat Yoon Ji tidak harus berpikir dua kali untuk menerima. Bahagia seperti cerita dalam novel manis tentang percintaan.

Selain kelas mereka berbeda, Yoon Ji bukanlah gadis dengan tipe seperti Song Nara yang populer diangkatan mereka, mungkin satu sekolah juga tau Gadis itu.

Dan Yoon Ji hanya Gadis super biasa, dengan penampilan yang standar dan juga otaknya yang biasa-biasa saja. Setidaknya dia tidak pernah tidak naik kelas. Masa yang tenang.

Sebelum keberadaan Jungkook yang tiba-tiba membuat teman satu kelasnya geger, bahkan bisa dikatakan satu Sekolah juga. Siswi yang tidak pernah muncul wajahnya dimading bersanding dengan murid gemilang lainnya atau hanya sekedar nama yang tidak asing ditelinga, kini menjadi pilihan Jeon Jungkook yang merupakan Siswa Laki-laki populer. Well, Yoon Ji mulai hari itu menjadi topik hangat perbincangan warga sekolah.

Bahkan, wajahnya hampir tidak asing lagi oleh warga sekolah karna terus dibicarakan.

Yoon Ji, pacar dari Jungkook.

"Jungkook- astaga, aku bahkan masih belum percaya mereka jadian."

Baekhyun menjadi satu suara yang terlihat masih tidak percaya akan hubungan antara Jungkook dan Yoon Ji. Seperti teman-temannya yang lain juga. Oh, Jungkook cukup Populer dikalangan jajaran Pria tampan disekolah mereka. Dia anak basket dan mengikuti klub seni. Bisa kau bayangkan, bagaimana terkejutnya satu sekolah ini, terutama para fans fanatik Laki-laki itu yang tau bahwa pacar seorang Jeon Jungkook, Siswi dari kelas 2-3 yang namanya pun terasa asing ditelinga. Bisa dikatakan juga bahwa Yoon Ji adalah murid sangat super biasa.

"Pulang bersama sudah seminggu ini."

Chanyeol menyahut membuat teman perempuan sekelas mereka iri. Tentu saja, setiap hari tepatnya setelah mereka jadian dua minggu yang lalu sosok Jungkook menjadi langganan mengunjungi kelas 2-3 untuk mengajak Yoon Ji pulang bersama. Uhh, membuat iri saja.

Dan itu sedikit membuat Yoon Ji sedikit aneh dalam sikapnya yang sedikit introvert.

"Tutup mulutmu, Park!"

_____________________________________

"Aku membawa bekal untukmu."

Yoon Ji tersenyum manis sembari menyodorkan kotak bekal warna biru kepada kekasihnya. Mereka kini tengah duduk diatap sekolah, menghabiskan waktu bersama yang sangat hening seperti biasa. Tanpa canda ataupun hanya sekedar perbincangan layaknya sepasang kekasih lainnya.

Bisa dihitung berapa kata yang keluar dari mulut masing-masing saat mereka bertemu seperti sekarang.

"Apa kau jenuh?"

Jungkook bersuara pelan. Melirik Gadis beriris hitam legam yang terlihat menggeleng atas pertanyaannya.

"Tidak, aku lebih suka keheningan."

Jungkook terdiam. Kepalanya menunduk melihat ujung sepatunya yang berjajar dengan ujung sepatu kets putih milik Yoon Ji. Kedua Kaki Gadis itu yang tidak sampai mencapai lantai rooftop karna mereka sekarang tengah duduk bersama di tembok pembatas, kaki yang lebih pendek darinya itu mulai bergerak berayun kecil.

"Baiklah, makan bekalmu Kook. Sampai jumpa!"

Yoon Ji turun dan melambai kearahnya. Berlari menjauhi Jungkook yang masih memandang sendu punggung Gadis itu hingga tertelan dibalik pintu tangga rooftop.

Hh, Hubungan macam apa ini.

"Maaf,"

****

"Yo! Kau kenapa Kook?"

Jungkook terhenyak. Kegiatan melamunnya membawa petaka karna mengabaikan latihan rutin basketnya. Yoongi terlihat sedikit kesal juga, karna Jungkook tidak serius dalam latihan kali ini. Dua minggu lagi mereka akan tanding. Tapi kenapa dengan Laki-laki itu sih.

"Apa permainan ini tidak berlebihan?"

Jungkook memandang nanar bola basket menggelinding kearahnya. Disusul dengan tiga rekan lainnya yang kini menghampiri Jungkook.

"Maksudmu Yoon Ji?"

Taehyung Si laki-laki berslayer merah didahi itu menyahut. Jungkook terdiam lama, membuat Yoongi meringis kecil.

"Apa kau menyukainya sungguhan?"

Jungkook menggeleng cepat atas tebakan Yoongi yang seenaknya itu. Mana mungkin ia menyukai Gadis itu, Yoon Ji bukanlah tipenya. Lagi pula ia terlihat kaku saat bersama Yoon Ji.

Dia memang Gadis yang baik, dia juga cantik walaupun tak semenawan Nara yang populer. Yeah, mungkin tipe cantik seseorang itu berbeda.

Hanya Nara, Song Nara yang sempurna dimata Jungkook. Itu saja.

"Lalu?"

Kali ini Jimin yang berpipi sedikit gembil itu menyahut. Membuat Jungkook terlihat ragu kembali, permainan ini akan membawa petaka pada hidup Jungkook nantinya. Menyakiti seorang Gadis? Apa ia mampu?

"Aku tidak bisa, aku harus menghakhiri hubungan ini."

"Hey! Dude, kau sudah menjalaninya selama dua minggu."

Seokjin menepuk bahu Jungkook seolah mengingatkan. Ayolah, permainan ini dimulai sudah hampir dua minggu. Dan dua minggu lagi hubungan itu akan berakhir bersamaan dengan hukuman Jungkook.

"Memang kau siap bernyanyi mengenakan kostum kelinci didepan umum?"

______________________________________

"Yoon Ji!"

Yoon Ji menoleh. Mendapati Song Nara berlari menghampirinya dengan senyum manis yang sangat menawan.

"Kau akan bermain peran bersamaku, Ji-ya!"

Yoon Ji membulatkan kedua belah matanya terkejut. Bermain peran apa?

"Kau belum melihatnya?"

Bahkan Yoon Ji tidak tau apa yang dibicarakan Nara. Itu terlihat aneh juga, ini baru pertama kalinya Song Nara menyapanya secara berlebihan seperti sekarang, setelah hampir satu tahun sekelas dengan Gadis itu.

Ya, Song Nara yang populer itu sekelas dengannya.

"Ash, kau ini. Kita berdua terpilih dalam perayaan tahunan musim gugur nanti."

Perayaan musim gugur? Yang berarti itu adalah pentas seni musikal tahunan? Yang benar saja, Yoon Ji tidak pernah mengikuti acara semacam itu. Demi Tuhan, salah nama-kah?

"Kau pasti salah orang Nara-ya,"

Yoon Ji mengelak. Gadis cantik ini pasti salah membaca papan pengumuman. Yang benar saja, bahkan Yoon Ji tidak mengikuti klub berbau seni sama sekali.

"Tidak! Ikut aku."

Gadis itu menarik lengan Yoon Ji cepat. Membawa Gadis bersurai panjang terkuncir kuda rapi itu kepapan pengumuman diaula sekolah. Bergerak antusias menerobos beberapa murid yang juga melihat pengumuman itu.

"Lihatlah, Yoon Ji 2-3. Itu kau Ji-ya! Mana ada yang bernama Yoon Ji lagi dikelas kita?"

"Lihatlah! Aku tidak salahkan?"

Yoon Ji melihat nanar namanya yang tertempel dipapan pengumuman itu. Drama musikal? Err, membayangkannya saja terasa ngeri. Yoon Ji tidak berbakat dalam hal seni. Terlebih, Berakting dan bernyanyi.

Yeah- walaupun suaranya tidak terlalu buruk karna dulu saat kecil dia terpilih menjadi perwakilan kelas untuk perayaan musim semi di sekolah dasar. Serta Ayahnya yang juga memasukkannya di paduan suara gereja.

Tapi- tentang Akting dan menari?

Demi Tuhan! Siapa yang memilihnya.

"Eoh, Jungkook?"

Yoon Ji menolehkan wajahnya kearah dimana Nara menyebut nama itu. Jungkook? Dia berdiri disampingnya melihat papan pengumuman juga. Ayolah, sejak kelas satu JungKook selalu mengikuti pagelaran ini. Dia anak klub Seni sama seperti Nara, dia juga menawan untuk dijadikan peran utama.

Suara? Akting? Dan menari? Jangan tanyakan. Dia itu Laki-laki yang bisa segalanya.

"Hai, Nara-ya! Ji-ya!"

Laki-laki tinggi itu tersenyum manis menyapa dua Gadis yang berdiri dihadapannya. Sangat manis, hingga Yoon Ji menebak ini adalah senyuman paling manis yang ia lihat selama hubungan mereka berjalan.

Apakah hati Jungkook sangat bahagia hari ini?

Senyum yang manis.

"Kau tau, pacarmu telah terpilih Kook!"

"Benarkah?"

Wajah yang menggemaskan dengan mata membulat manis. Ekspresi yang sangat langka, dan Yoon Ji mendapatkannya saat ini.

"Kau juga kan Nara?"

"Tentu saja! Aku kan ratunya. Haha!"

Mereka akrab. Tentu saja, karna pada dasarnya Nara dan Jungkook adalah teman satu klub mulai kelas satu. Mereka juga sering membintangi acara seni bersama, jadi cukup wajar bagi mereka berbicara panjang kadang kala bercanda hingga mengabaikan sosok yang terlihat hanya tersenyum paksa merasa terabaikan. Yoon Ji tidaklah tau topik pembicaraan dari dunia Jungkook dan Nara. Mereka saling menyambung satu sama lain atas bahan obrolan yang dibahas.

Berbeda sekali dengan Yoon Ji yang bahkan terkesan diam hingga menimbulkan efek hening seolah bingung harus berbicara apa.

"Eungg- Nara, JungKook- Aku harus pergi."

Yoon Ji menengahi. Ia merasa tidak tahan akan kondisi canggung seperti ini, seolah dirinya tidak ada. Apakah ia merasa cemburu? Tidak, ia hanya merasa harus mengerjakan tugas dari Pak Han.

"Mau kemana?"

Lengannya tertahan oleh sebuah telapak tangan yang membalut pergelangan tangannya -tangan milik Jungkook-. Menahan Yoon Ji agar tidak pergi.

"Aku ingin berbicara denganmu Ji."

ToBeContinued