1 Oneshoot

Tulisan ini penuh dengan typo yang bertebaran serta isi cerita yang always Ga-Je.

Semoga kalian suka 🖤🖤🖤

Jangan lupa tinggalin jejak ya

Komen & Vote

Jangan lupa juga follow instagram Shin

- Akubebbyshin -

Happy reading all 🖤🖤

🌵🌵🌵🌵🌵

Jika banyak orang mengatakan, cobaan akan datang ketika kau akan mendekati hari pernikahan, apa kau percaya?

Apakah mungkin kau bisa jatuh cinta dengan seseorang yang bahkan tidak pernah kau temui?

Apakah perasaan nyaman akan hadir, dengan cara berbincang hanya lewat pesan singkat?

Aku ingin menjawab semua hal itu. Pertanyaan yang tidak akan bisa kau jawab jika kau tidak merasakannya secara langsung.

Mungkin dulu aku bahkan hanya menganggap ucapan dari tetua yang memberikan wejangan hanya pemikiran kolot untuk saat ini. Namun,  itulah, seharusnya kita tidak merasa lupa diri dan mengabaikan begitu saja nasehat itu. Aku merasakannya,  cobaan yang datang silih berganti meskipun bukan menyangkut fisik tapi lebih ke perasaan.

Aku jatuh cinta pada seseorang yang bahkan tidak pernah aku temui. Mungkin untuk sebagian orang, hal ini adalah hal yang mustahil dan sesuatu yang gila. Tapi pada kenyataannya, aku sendiri merasakan hal ini.

Dia mampu memberiku kenyamanan saat aku mengungkapkan segala hal yang sedang aku rasakan. Dia bisa mengimbangiku dengan pembawaannya yang santai tanpa meledak-ledak ketika aku sedang merasa emosi.

Dear all, 

Kalian bisa menjudgeku seperti apapun, namun ketika kalian berada di posisiku, kalian akan merasakan apa yang aku rasakan.

🌵🌵🌵🌵🌵

Empat bulan lagi hari pernikahanku akan tiba. Segala sesuatu keperluan mulai hal kecil sampai besar hampir selesai diurus. Rasa excited akan hadir biasanya pada setiap pasangan yang akan menikah,  begitu pula aku. Meskipun tidak meledak-ledak tapi aku bersyukur,  Tuhan sudah menemukanku pada seseorang yang aku butuhkan. Aku tidak banyak membahas mengenai pernikahanku dengan orang lain kecuali keluarga intiku. Bahkan keluarga besarkupun tidak begitu tahu perihal pernikahanku ini. Sengaja.

Aku dan pasanganku menjalani hubungan jarak jauh. Kami terpisah beberapa pulau. Komunikasi pun tidak begitu intens,  karena pekerjaannya yang menuntut dirinya harus berada di daerah yang sulit signal. Dan aku mengerti semua itu. Kami hanya berkomunikasi membahas hal yang berhubungan dengan pernikahan. Monoton? Iya. Dalam suatu hubungan tentu kamu akan dihadapkan dimana titik jenuh itu hadir. Dan mungkin, aku sedang berada dalam titik jenuh itu.

Pada akhirnya kami disibukan dengan kesibukan masing-masing.  Dia dengan pekerjaannya dan aku dengan segala pekerjaan serta aktivitasku. Kami lost contact untuk beberapa waktu.

🌵🌵🌵🌵🌵

Sampai pada akhirnya, aku mengenal satu orang yang bahkan aku tidak pernah temui. Singkat cerita , aku berteman dengannya dari salah satu aplikasi chat. Kami berbicara banyak hal. Tentunya, lebih banyak aku yang bercerita sedangkan dia hanya menanggapi ceritaku dengan kata-kata singkat khas dirinya. Sebelumnya, aku tidak pernah mau, berkeluh kesah atau menceritakan hal apapun tentang diriku dan kegiatanku pada orang lain, apalagi yang tidak aku kenal dekat. Namun, padanya. Aku bisa menjadi diriku sendiri.

Hari demi hari,  kami lewati dengan pembicaraan yang kadang tidak masuk akal namun membuat aku senang.  Entahlah, apa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Perhatian kecil yang diberikannya, membuat aku bahagia. Harapan itu tiba-tiba hadir dengan secara kurang ajarnya. Aku berpikir dia menyukaiku lebih dari sekedar teman. Namun,  aku tidak akan membahas hal itu dengannya. Mungkin aku hanya merasa ke ge er-an,  karena dia terlihat sangat biasa menanggapiku. Karena dia juga baik dengan beberapa teman dekatku. Teman-temanku juga berbincang dengannya melalui aplikasi itu.

Perasaan yang seharusnya tidak ada dihatiku, kini perlahan muncul dengan membabi buta. Suka?  Bukan, bahkan lebih dari itu. Seperti ganja, dia membuatku candu. Ketidakhadirannya di dalam list percakapan membuatku merasa kehilangan. Kekasihku bukan lagi menjadi prioritas, melainkan tergeserkan oleh seseorang yang bahkan tidak pernah aku temui secara langsung. Aku merasa gila, kalut dan bimbang. Bagaimana mungkin aku bisa memiliki perasaan seperti ini? Pertanyaan demi pertanyaan muncul dikepalaku. Disaat aku bimbang,  dia kembali hadir membuat warna cerah di kegelapan hatiku.

🌵🌵🌵🌵🌵

Aku selalu mencoba menyangkal ketika teman dekatku bilang,  jika dia menyukaiku. Sebenarnya bukan menyangkal,  aku bahkan merasa senang,  ternyata perasaan yang aku rasakan berbalas. Hanya saja terlalu kelu dan gengsi mulut ini mengakuinya.

" Dia suka kamu" Ucap teman dekatku,fitri.

" Jangan becanda. Tidak ada satu tandapun yang dia berikan padaku, kalau benar dia menyukaiku." Sangkalku

" Tapi, aku merasa dia benar menyukaimu. Kau tidak peka mungkin, dengan semua kode yang dia berikan padamu." Jelas Fitri

" Jangan mengada-ada. Aku bukan anak pramuka yang diberikan kode , lantas mengerti. Lupakan saja. Dia tidak menyukaiku." Ucapku

Lantas seminggu kemudian,  seorang teman dekatku yang lain hadir dan berkata, 

" Dia shock,  saat aku beritahu kau akan menikah." Ucap Mini

" Kenapa kau memberitahunya? Bukankah, aku sudah bilang,  jangan membahas kehidupan percintaanku pada orang lain." Sinisku

" Aku hanya ingin mengetes,  bagaimana perasaannya padamu sebenarnya. Sepertinya dia menyukaimu dan sekarang kecewa saat tahu kau akan menikah." Jawab Mini santai

" Mana mungkin dia kecewa, untuk apa? Dia tidak menyukaiku. Lagipula,  apa yang kau katakan itu fakta. Aku akan menikah sebentar lagi." Lirihku.

Meskipun didalam hatiku ada perasaan cemas dan bimbang hadir secara tiba-tiba. Sekuat apapun aku menyangkal namun hal itu nyata adanya.

Hubunganku dengannya, sebelumnya masih baik-baik saja. Dia secara rutin tetap berkomunikasi denganku membahas hal-hal yang kebanyakan tidak masuk akal. Namun,  beberapa waktu ini,  dia seolah hilang bahkan menghindar. Tidak membalas pesan yang aku kirimkan. Jikalaupun dia membalas,  tentunya tidak secepat biasanya. Apakah hal yang aku cemaskan benar akan terjadi. Apa benar dia kecewa saat tahu aku akan menikah? Lantas bagaimana perasaannya padaku. Hal itu yang berputar-putar di otakku selama berhari-hari saat dia menghindariku, menjauh dan hilang secara tiba-tiba. Tuhan,  aku kehilangan dia.

🌵🌵🌵🌵🌵

Aku selalu berusaha mencari tahu tentangnya dan hasilnya Nihil. Aku mulai berpikir,  dia membenciku dan mulai menjauhiku. Aku tidak memiliki alasan kuat untuk mencarinya,  karena aku,  bukan siapa-siapa. Aku pikir lebih baik aku ikut belajar mengenyahkan perasaan tidak lazim yang tengah tumbuh dihatiku. Melupakan ternyata tidak semudah mengenal. Ini berat untukku. Saat aku berusaha sekuat diri, mencoba melupakannya. Dia kembali hadir,  dengan sifat yang berbeda. Seperti seseorang yang bukan aku kenal biasanya. Dia dingin tak tersentuh,  bahkan untuk menyapanya saja aku segan. Begitupun sebaliknya,  tidak ada tanda-tanda darinya untuk menyapaku kembali seperti dulu.

Aku akan menjadi seorang yang munafik ketika aku bilang aku tidak merindukannya. Saat dia pergi secara tiba-tiba lantas dia kembali dengan sikap yang berbeda,  rinduku tetap hadir. Aku bahkan sering bertanya pada diriku sendiri,  sebenarnya siapa yang salah, aku yang terus merindunya atau dia yang selalu membuatku rindu. Apa yang telah dia lakukan padaku sehingga aku tidak bisa melupakannya dengan mudah. Entahlah.

Malam itu,  secara tiba-tiba dia menyapaku dan berbicara hal yang cukup membuatku terkejut. Mataku masih bisa membaca setiap kata yang tertulis dilayar ponselku. Dia mengakui, jika dia menyayangiku.

" Aku sayang kamu"

Rasanya aku ingin berteriak keras. Dentum jantungku sudah tidak karuan. Namun, akal sehatku masih bisa mengendalikan diriku. Aku pikir,  apa yang disampaikannya adalah candaan seperti biasa. Namun,  tidak. Airmataku luruh begitu saja. Betapa berat cobaan yang harus aku lalui kali ini. Aku senang,  bahagia teramat. Perasaanku terbalaskan,  meskipun aku tidak mengatakan secara langsung padanya. Aku yakin,  meskipun aku bicara,  dia tidak akan pernah percaya. Dia menyalahkan dirinya sendiri dan aku benci hal itu.

" Aku menyelamatkanmu dari rasa sakit,  aku menipumu dengan mengambil alih titik sadarmu,  kita tidak pernah bertemu,  namun aku merengkuhmu dari perih,  memastikan kau kembali terjaga saat semua usai. Saat terbangun, ingatlah,  sakitmu itu,  tanda cinta. Sisa dari semua perlindunganku atas ragamu."

Sebuah tulisan yang masih bisa dijadikannya candaan namun aku tahu isinya amat dalam. Jika aku bisa,  mengembalikan waktu kebelakang,  mungkin aku memilih untuk tidak mengenalnya, agar dia tidak merasa kecewa dengan keadaanku saat ini. Tidak ada yang harus disesali. Aku bahagia dengan perasaanku padanya meskipun pada akhirnya kami tidak akan bisa bersama.

Butuh waktu beberapa hari untuk mengumpulkan keberanian untuk menjelaskan, jika aku pun memiliki rasa sayang seperti yang dia rasakan padaku. Ini gila,  tapi bukankah,  lebih baik jujur dari pada dipendam lantas menjadi beban hati untuk selamanya. Ini sakit,  kenyataan ini perih. Mencintai namun tidak dapat memiliki. Setelah pengakuan ini,  mungkin semuanya tidak akan lagi sama seperti dulu. Aku harus belajar melepaskannya meskipun berat. Aku tidak bisa serakah untuk memilikinya pula. Dia berhak bahagia dengan orang lain dan orang itu bukan aku.

🌵🌵🌵🌵🌵

Saat ini, baik aku ataupun dia sedang sama-sama berusaha menata hati. Kami akan saling melepaskan,  melupakan perlahan dan menghapus kenangan dengan  pelan. Aku berusaha berpikir bahwa kepergian bukanlah sebuah hal asing, bukan pula hal yang menjadi luka. Karena apa, luka sebenarnya luka adalah saat kami saling cinta tapi tidak bisa bersama. Perpisahan yang menyiksa lebih daripada kepergian.

Kamu, 

Aku jatuh cinta pada dia yang bukan Kamu. Tapi kamu tidak perlu khawatir,  sisi terbaik diruang hatiku akan selalu tersusun rapi kisah indah denganmu.

Percayalah, Kita adalah rasa yang tepat di waktu salah.

Tidak perlu menyalahkan siapapun,  bukan kamu atau aku bahkan mereka. Aku kecewa,  aku menderita sama sepertimu. Tapi,  ketahuilah saat ini aku menyayangimu sama seperti kamu menyayangi aku.

Kamu,

Berbahagialah..

Kita akan kembali bertemu dengan kebahagiaan yang sama tetapi dengan orang yang berbeda.

🌵🌵🌵🌵🌵

Berat, tapi sebisa mungkin akan kucoba.

Tuhan, tidak memberikan sesuatu yang kita inginkan, melainkan Tuhan memberikan sesuatu yang kita butuhkan.

Cobaan ini terlalu berat untukku lalui, menahan rasa rindu dan kehilangan diwaktu yang sama.

" Dimanapun kamu kini,  bahagiakan aku dengan kamu berhasil menggapai mimpimu,  meskipun bukan aku orang yang selalu disampingmu tapi percayalah, aku selalu mendoakanmu. Aku akan jauh lebih bahagia jika kamu bahagia. Berhenti menyalahkan diri sendiri dan meminta maaf. Karena kita berdua sama salah."

Dia pergi, menghilang.

🌵🌵🌵🌵🌵

Gengs,

Shin balik lagi dengan project oneshoot.

Kali ini, Shin make sudut pandang orang pertama.

Belajar dari yang udah lebih pinter nulis,  tulisan kali ini ga bertele-tele. Masuk inti cerita dan selesai.

Maapkan, Shin bikin cerita yang lagi-lagi harus Sad ending 😭😭

Sesekali ya, kan oneshoot juga. Jangan mewek2 selesai baca cerita ini.

avataravatar