webnovel

Get To Know Bout You | 4

÷ Tod

Kalian masih ingatkan, terakhir kali baca cerita ini Yong bilang dia punya ide sesuatu. Nah ini ide gilanya.

Mataku menyeruak saat melihat segunduk bingkisan, dan satu kotak P3K. Bingkisan itu isinya ada beberapa bungkus coklat hazzelnut, buah buahan, dan beberapa makanan ringan, dan susu olahraga. Kenapa Dia tidak buka toko klontong saja.

"Ai'Yong apa kau gila?" Kataku mengumpat.

Bam hanya tertawa, dia hanya memakan semua baso tusuk yag ada didepannya. Padahal inikan harusnya dia yang melakukan. Dia yang terlibat masalah ini, kenapa aku yang jadi korban.

"Gila apanya ha ha" Ujar Yong sambil mengangkut semua bingkisan itu dan menaikan ke atas motor scoopy milikku.

Sekarang motorku terlihat seperti kendaraan milik tukang penjual sayur keliling. Menyebalkan.

"Aku harus membawa semua kado ini ke rumah Earth?" Bahkan aku duduk dimotor saja kesusahan, Ai'Yong idemu ini akan ku balas nanti. Kalau bukan karena Bam, ah sudahlah.

"Iya, kau pikir bagaimana lagi. Itu salah satu caranya." Kata Yong, ia mencoba menggambarkan dengan meragakan gerak tubuhnya. Aku tidak mengerti sama sekali maksudnya. Otakku terlalu dangkal.

"Tapi kenapa harus aku, bukan Bam dan kenapa bukan kau yang punya Ide!" Timpalku dengan bibir termonyo.

'Tuk

Shiyaaa aku malah di jitak oleh Yong. Bam lagi - lagi hanya tertawa.

"Kalau Bam, nanti ini tidak akan menjadi sebuah misteri bodoh. Kalau aku bagaimana aku bisa kesana, sedangkan badanku saja tingginya berbeda dengan Bam, Earth pasti tau. Kau ini..."

"Kau ini, misteri apa?" Aku masih bingung dan tidak mengerti dengan maksudnya.

"Makanya baca buku, jangan banyak menonton film..." kata Yong memenggal ucapannya.

"Film apa?" Aku masih bingung, sumpah.

Mungkin film One Peace, ya aku suka One Peace.

"Cepatlah, dan pakai baju punya Bam. Ini..." Yong kemudian memberikan kaos milik Bam, sepatu dan celananya.

"Ohoooy, baiklah.... kalian ini malah membuatku repot." Kataku mengeluh.

Yong berdiri dan mengambil helm dimeja, kemudian memasangkan ke kepalaku. Dia kelihatan sangat kesal denganku

"Lalu aku harus apa?" Kataku bertanya, aku masih bingung.

Bam menyelipkan sebuah kertas didalam bingkisan ini. Kemudian dia memasukannya dengan sangat rapi.

"Cukup antar bingkisan dan kotak p3k itu, ke rumah Earth. Nanti akan ku sent lokasinya." Ujar Bam.

...

Sesampainya disana, yang aku lakukan pertama adalah bengong. Bagaimana caranya aku masuk kedalam gerbang rumah itu? Pagarnya sangat tinggi, ya rumahnya cukup besar. Sedikit lebih besar dari rumahku.

Tapi masalahnya, di perumahan ini sangatlah sepi. Ini seperti ditengah hutan. Dan dirumah ini ada penunggunya, maksudku ada anjingnya. Meski itu hanya seekor cihuahua.

Kemudian aku berusaha mencari celah untuk masuk, mulai dari melompat melihat isi dalam pagar dan mencari barangkali ada tembok yang bolong jadi aku mengintip intip dan ternyata tidak ada.

Saat anjing itu masuk kedalam kandangnya, aku melihat kalau gerbang ini tidak dikunci dan aku bisa masuk kedalam.

Maka aku masuk kedalam, dengan menjinjit. Aku tidak mau anjing itu terbangun dari tidurnya. Baru saja tidur.

Kemudian aku meletakan semua bingkisan itu. Aku cukup kerepotan... sangat. Karena aku harus membawa semua bingkisan ini dengan kedua tanganku.

"Rumah sebesar ini, penghuninya hanya Earth? Sungguh orang kaya." Ujarku sambil meletakan bingkisan itu tepat di depan pintu rumahnya.

Kemudian aku berjalan menuju keluar gerbang, anjing itu masih tertidur. Kemudian aku menutup gerbang ini rapat-rapat seperti posisi semula. Tentu saja agar tidak ada yang curiga. Aku tidak terlalu bodoh kalau soal seperti ini.

Namun, shiyaaaa... ada seseorang yang sedang jogging melihat ke arahku dan dia berlari menuju kemari. Shit, aku pasti dikira maling.

Lantas aku langsung menghidupkan motorku. Tapi sayangnya motorku ini malah, kenapa tidak bisa di starter. Ohoooo... menyebalkan sekali. Dan aku harus mengengkol motorku ini dengan tergesa-gesa. "Shiyaaa... Ai'Bam Ai'Yong... aku tidak mau tertangkap."

Kemudian laki-laki berwajah tampan yang berjoging dengan half naked itu berhenti dengan pandangan sinis. Shit this gonna happen.

Lantas aku langsung, menaiki motorku ketika ini berhasil bekerja.

Sial, dia malah menahan lenganku dan mematikan motorku. Aku lupa dia berbadan besar. Meski badanku juga besar.

"Hei, apa yang kau taruh barusan." Tanya Pria yang aku tidak tahu sama sekali namanya ini.

Bagaimana ini, aku harus menjawab apa!

Bantu aku harus menjawab apaaa...

"Bukan apa apa, maaf saya harus pergi." Shit, aku malah melontarkan kalimat bodoh. Kemudian aku menghidupkan lagi motorku ini.

Lagi lagi, dia malah mematikan dan mencabut kunci motorku.

"Itu rumahku." Ujarnya dengan jelas.

Aku menganga, tepat didepannya. Menahan malu.

Shiyaaaa... apa aku salah rumah? Tapi sepertinya ini sudah sama seperti yang ada di maps. Aku kemudian mengecek lagi isi pesannya.

Ya ini benar, tapi kenapa dia mengaku sebagai rumahnya.

"Rumah.... mu?" Tanyaku dengan ragu.

"Iya, Barang apa yang kau taruh?" Sepertinya aku akan mati saat ini juga. "Turun," sambungnya.

"Itu bingkisan."

Dia kemudian mendekatiku, ya sangat dekat. Tanpa ku sadari aku berjalan mundur sampai mentok di tembok.

"Untuk?" Tanya nya lagi, ya aku bahkan bisa melihat detail matanya. Aku tidak akan menjelaskan, ini sangat menakutkan.

"E... saya harus pergi p'..." jawabku dengan sedikit bergemetar. Kemudian dia menggertakan satu tangannya ketembok. Ini tidak romantis seperti di film sama sekali.

"Aku bisa melaporkanmu pada polisi, kau sedikit mencurigakan." Ucapnya sambil menunjuk mataku.

'Drttt

Bagus teleponku berbunyi. Kemudian aku mengangkatnya dengan sedikit ragu. Ya, pria ini terus mencoba mendengarkan setiap kata demi kata dari pembicaraanku.

"Sudah?" Kata yong.

"Ini bukan rumah Earth bodoh, ini rumah orang lain..." Kemudian pria ini melihatku dengan penuh curiga. Meski kemudian dia berhenti melakukan tindakan bodoh ini.  Kemudian dia sedikit menjauh, 30 cm.

"Earth? Kau kenal adikku..." Tanya pria yang membuatku ketakutan ini.

Shit, jadi dia kakanya. Lantas aku harus apa. Atau aku harus berpura pura sebagai Bam saja? Sepertinya itu ide yang bagus.

'TUTTT...

Aku langsung mematikan telepon ini, supaya aku tidak semakin dicurigai.

"E.... krab p'..." Kataku sopan sambil menunduk dan menunjukan wajah kepolosanku.

Kemudian dia melipat kedua  tangannya, dan melihatku dari ujung kaki sampai ujung rambutku.

"Kau pacarnya? Atau penggemarnya?" Tanyanya yang menyipitkan mata melihat penampilanku.

Mungkin bajuku terlihat kebesaran, acak-acakan juga. Aku terlihat seperti pemulung.

Nahkan, dia lagi lagi mengajukan sebuah pertanyaan yang otakku tidak akan pernah bisa memproses. Apalagi di saat lapar dan tergertak seperti ini.

"A... begini..." kataku bingung.

Kemudian dia memberiku sebuah senyuman. Ya dia cukup tampan ternyata.

"Yasudah, ayo masuk dulu." Katanya sambil menepok bahuku.

Saat itu aku kembali dibuat ternganga. Kenapa dia tiba-tiba mengajakku masuk.

"Kok masih diam disitu," kemudian dia menarik lenganku.

"Krab p'..."

....

Rumahnya benar-benar terawat,  ya sepertinya ini cukup terurus. Tapi aku tidak melihat adanya asisten rumah tangga sedikitpun. Mungkin mereka sangat bagus dalam merawat rumah.

Pria yang tak kuketahui namanya ini duduk dihadapanku. Dia sekarang sudah memakai baju, aku jadi bisa sedikit tenang.

Tenang? Apa yang baru saja aku katakan.

"Kau mau minum apa?" Tanyanya.

"Tidak usah p', tidak usah repot-repot." Jawabku dengan cepat.

Aku sangat merasa tidak nyaman, ya setelah kejadian. Bagaimana tidak, tadi aku dituduh orang aneh sekarang aku ditawari minuman. Bagaimana kalau aku pingsan dan tiba-tiba... aihhh apa yang aku pikirkan.

Pria ini malah tersenyum, ah itu terlihat gentle sekali. Aku suka senyumnya.

"Kau ini, sebentar jangan kemana-mana." Kemudian ia beranjak ke dapur dan membawa dua buah gelas dan satu ceret kaca berisikan air jeruk dingin. Itu bisa dibilang jus.

Kemudian dengan sangat aku tidak sangka, ia menuangkan segelas minuman padaku. Dan menyodorkannya langsung.

"Namamu siapa?" Shiyaaa... pertanyaan ini akhirnya keluar.

Oke-oke, seperti rencana aku akan memperkenalkan diri sebagai Bam.

Huft...

"E.. Bam Edison." Kataku dengan tidak PD-nya.

Dia sedikit mengerutkan dahinya, mungkin ia tahu aku berbohong. Wish is not.

"Well Bam, kau cukup tampan." Ucapan ini membuat wajahku merona seketika. "Kenapa bisa menyukai Earth? Tapi banyak memang yang menyukainya. Sampai sampai rumah ini, bisa kau lihat dipojok sana. Boneka dan barang barang dari fansclubnya." Sambungnya.

"Krab p'..." balasku sambil menunduk.

Kenapa aku malah tersipu, shiyaaa.

"Oh iya, aku Sam. Kau bisa menyapaku saat nanti kita bertemu lagi." Kata P'Sam. Akhirnya aku tau namanya.

"Krab p'sam..." jawabku sekali lagi sambil memanggut.

P'Sam mengangkat daguku. Dia benar-benar sedang menatapku.

"Jangan menunduk, itu akan menutupi ketampananmu." Ucap P'Sam, shiyaaa aku tidak bisa berkedip dan bernafas. "Minum, sebelum mencair esnya." Sambungnya.

"Krab p'..." kemudian aku langsung meminum sekali teguk dan meninggalkan beberapa tetes dibibirku.

"Kenapa terburu-buru, Tidak akan menunggu Earth? Dia sebentar lagi akan datang. Karena meninggalkan sesuatu sebelum kekampus. Dia pasti akan pulang lagi." kata P'Sam berusaha menahanku.

Kalau aku terlalu lama, aduh ini pasti akan bahaya. Sebaiknya aku harus bergegas.

"P' aku akan ada kelas sebentar lagi. Sebaiknya aku harus ke kampus." Kataku langsung keluar rumah.

Kabur!

"Hei... aku belum meminta nomor teleponmu" kata P'Sam.

Shiyaaa! Kenapa jadi begini.

...

Akhirnya aku sampai juga di kampus.

Huft...

Setelah sampai, aku langsung menuju kelas dan mendapati mereka sedang makan snack. Aku deg degan seperti ini mereka malah asik bersantai. Teman macam apa.

"Hei rencana macam apa ini..." kataku langsung duduk dan menempelkan seluruh wajahku ke meja. Aku sangat lelah.

"Sudah sampai kan paketnya di depan rumahnya?" Tanya Bam

Aku mengambil minuman yang baru akan diminum olehnya.

"Sudah tapi, aku malah bertemu dengan kakaknya kau tau. Itu sangat membuatku ketakutan." Kataku berbicara ngos-ngos an.

Yong kemudian menepuk nepuk pundakku.

"Ketakutan bagaimana?" Kata Yong.

"Aku disangka fansnya Earth, dan parahnya pada awalnya dia mengiraku mengirim bom atau semacamnya..." jawabku dengan cepat.

Dan reaksi yang mereka lakukan padaku hanya, tertawa 😑. Sialan sekali.

"Hahahaha mukamu memang mirip dengan teroris Tod" kata Yong dengan terbahak - bahak.

Lantas aku dengan spontan memasukan snack ke mulutnya. Ia tersedak. Haha.

"Ohoo... Teroris katamu, rasakan!"

"Uhuk uhukkk... shiya Ai'Tod! Kau hampir membunuhku." Ujar Yong langsung meminum beberapa botol coke.

Dan sekarang giliran aku yang tertawa. Haha.

"Lalu?" Kata Bam dengan wajah penasarannya. "Katakan, apa yang terjadi selanjutnya." Sambungnya.

Baiklah, ini adalah part yang paling aku tidak suka.

"Dia menanyakan namaku," jawabku dengan enteng.

"Lalu?" Tanya Bam lagi.

Kemudian aku mengambil snack lagi dan memakannya dengan lahap.

"Aku berkata aku Bam Edison, Kau." Kataku dengan mulut penuh.

'Bugh "Bagus,"

"Uhukk.. Uhuk... Ai'Yong!" Shiyaaa dia membalasku. Menepuk pundakku saat aku makan. Untung aku tidak tersedak.

"Berati nanti dia akan meyampaikan pada Earth. Bam rencana kita berhasil." Lanjut Yong.

"Ohooo Kalian ini, menyebalkan." Kataku dengan sedikit mengeluh. Lalu kemudian aku berbaring diatas dua kursi.  "Apa ini? Kau membawa margaretta?... buatku kalau begitu, sebagai gantinya."

...

÷ Bam Edison

9.00 PM

Karena malam itu kami sudah selesai berlatih renang, jadi kami memutuskan untuk bercerita tentang kejadian bodoh yang tadi siang ia lakukan dengan P'Sam kakaknya Earth.

Untungnya, kantin di kampusku selalu terbuka sampai jam 10 malam. Jadi kami bisa mengobrol dengan santai.

"Lantas apa yang kau lakukan, Ai Tod?" Tanyaku sambil tertawa.

Tapi Tod malah menunjuk ke belakang tempat dudukku. Lantas aku berbalik.

Shiyaaa... Earth disini.

Aku harus bersikap normal, seperti tidak melakukan apapun.

"Hai," sapa Earth.

Dia memakai plaster yang aku berikan padanya. Shit. Trik ini sangat benar-benar berhasil.

Karena itu aku harus menyambutnya dengan sangat baik.

"Hai Earth, duduklah. Aku traktir kopi malam ini, kau mau?" Kataku dengan senyuman yang lebar.

Saat aku akan memanggil bibi penjaga kantin, dasar namanya cucurut Tod dan Yong malah menggosipiku di belakang. Padahal aku dan Earth bisa mendengar.

"Satu Kopinya bi," kataku memanggil bibi kantin.

"Mau kopi apa?" Tanya bibi kantin.

"Latte saja," jawab Earth sambil tersenyum. Itu cukup untuk membuat bibi kantin terkesipu malu.

Dia benar-benar sainganku.

Kemudian Earth menatapku untuk beberapa detik. Ini membuatku sedikit tidak nyaman sebenarnya, tapi ya dia  tampan jadi ya tidak masalah lah.

Kemudian dia memecah keheningan, yang kami lakukan beberapa detik yang lalu.

"Kenapa kalian belum pulang?" Tanya Earth.

Saat aku akan menjawab malah Yong mendahuluiku.

"Ah ini... Bentar lagi kami akan pulang," kata Yong. "Ayo Tod! kau ingin jadi nyamuk?."

Earth dengan senangnya kembali melihat wajahku. Apakah ada yang aneh dengan wajahku? Tadi malam aku baru maskeran.

Ini, kalau tidak percaya

"Bagaimana, kau sudah merasa baikan?" Tanya Earth. Ya dia menyentuh luka yang ada di pipiku.

Itu sangatlah hangat, andai dia adalah seseorang yang aku impikan.

"Aku tidak apa apa, e... seharusnya aku yang minta maaf." Kataku sambil berdiri dan membungkukan sedikit badanku. Kemudian aku melihat luka di dahinya. Itu cukup bengkak. "Karena Tobby kau kemarin dipermalukan dan mendapat luka seperti ini."

"Haha tidak apa apa," Dengan beraninya dia langsung menyentuh tanganku. "Tanganmu lembut sekali, ku kira akan kasar seperti sikat." Sambungnya.

"Aih... tidak mungkin ha ha. Cukup lucu nak." Kataku sambil tertawa.

Entah apa yang kedua cucurut itu lakukan tapi mereka terus berdecit dibelakang, lantas aku membalik. Mereka hanya menaikan bahu. Seolah tidak melakukan apa apa.

Setelah itu Yong dan Tod langsung mengambil tas mereka dan Bergegas meninggalkan kantin.

Bibir kantin datang dengan segelas kopi latte milik Earth.

"Ini kopinya." kata Bibi kantin.

"Makasih bi." Jawab Earth sambil memberi wai.

"Bam kami pulang duluan, bye Bam Bye Earth." Kedua cucurut ini pergi meninggalkanku dengan Earth dan Memberi wai. Setelah itu mereka kabur.

"Kalian tidak akan pulang denganku?" Kataku berdiri dan berteriak.

"Tidak, kami akan mengganggu..." balas Tod.

Mengganggu apa? Aku tidak mengerti maksudnya.

"Mengganggu?" Kataku sambil menggaruk garuk kepala.

Earth hanya tersenyum menggemaskan. Ya, dia seperti sedang menatap anak bayi pada wajahku.

"Shiyaa..." kataku baru sadar jika yang mereka maksud adalah. Aih dasar mereka. Ini akan terkesan seperti kencan.

"Kau meggemaskan." Ucap Earth, kemudian menyeruput kopi miliknya.

"Menggemaskan apanya?" Tanyaku dengan polosnya.

Earth kemudian menarik kursinya kedepan, ia semakin dekat denganku. Wajahnya cukup dekat.

Disini gerah sekali ya.

"Baru saja, saat kau bingung dan menyadari perkataan mereka." Kata Earth menjelaskan.

Kemudian aku memasang wajah mengerti dengan mulut terbuka seperti huruf o.

"Mereka memang orang orang aneh. Aku saja tidak tau kenapa bisa berteman lama dengan mereka." Kataku dengan kesal.

Kemudian ia menaikan alisnya.

"Tapi kau bersama mereka."

"Maksudmu aku aneh" kataku memasang wajah cemberut.

Entah kenapa, ekspresi itu langsung spontan bergerak diwajahku.

Kemudian ia mencubit pipiku dengan keras. Ini sedikit sakit.

"Nah, ini sangat menggemaskan." Ujar Earth masih mencubit pipiku.

Kemudian aku menepis tangannya ini.

"Alaywa..."

Earth hanya tersenyum, dia memang menyebalkan. Tapi aku suka. Tidak seperti Tobby.

Oh iya, kemana dia? Biasanya selalu mengganggu.

Tapi itu tidak penting, aku ingin mencari tau yang lain. Kenapa kemarin dia bisa datang dan menyatakan suka padaku. Earth.

"Bagaimana caranya kau bisa mengenalku?" Tanyaku dengan sopan.

Dia hanya mendecih, dan tersenyum lagi. Kemudian dia membuka instagram,

"Kau itu sangat famous." Aku hanya terkagum mendengar pujiannya. "Lihat, aku bahkan mengikuti semua akun sosial mediamu." Tambah Earth.

Tapi bukanini jawaban yang ingin aku ketahui.

"Kalau itu aku tau, maksudku..."

"Kenapa ku menyukaimu begitu?" Tanya Earth memastikan.

Duh, dia benar benar pintar memainkan perkataanku.

"Ah... aku tidak berkata seperti itu."  Jawabku dengan tegas.

Kemudian dia menggeser lagi kursinya, dan mencubit kedua belah pipiku.

"Kau itu menarik, kau cute tapi sporty sekali."

"Aa...." kataku menganga.

Dan aku sadar kalau ini sudah malam, ibu pasti sudah menghawatirkanku.

"Mau pulang denganku?" Tawar Earth saat melihatku memesan aplikasi grab.

"Tidak apa, aku bisa pesan grab." Kataku memperlihatkan bahwa ongkosnya tidak terlalu mahal.

"Tidak akan ada yang pick up jam segini, maksudku ini sudah terlalu larut. Kalaupun ada, pasti lama." Kata Earth bersikeras mengajakku pulang bersama.

Tapi, ada benarnya juga sih.

"Baiklah."

....

Sesampainya didepan pintu gerbang rumah, aku tidak langsung pulang. Ya, Earth meminta nomorku. Tentu aku berikan.

"Besok kalau kita makan siang bersama bagaimana?" Tanya Earth.

"Besok?" Tanyaku bingung.

"Ya, besok."

"Oke, kita janjian saja di whatsapp ya." balasku sambil memeperlihatkan aplikasi whatsapp.

"Kalau begitu aku pulang dulu, bye Bam."

"Bye..." kataku melambaikan tangan saat ia pergi.

Kemudian aku membuka pintu gerbang. Saat aku mau memasuki teras rumah...

...

....

....

.....

...

Shiyaaa...Tobby sudah berdiri disana dengan wajah yang marah dan api menyala dipundaknya.

#ToBeContinue               

____________________________________

• Jangan lupa untuk meninggalkan vote dan komen 🥰 - Author

Next chapter