6 Kegaduhan I

"Ini aku loh kak!" kata Theo,

"A-Apa?" kaget Rina kemudian karena penasarannya mengecek Theo.

Beberapa saat lalu Theo hanyalah anak dengan badan kecil biasa pada umumnya namun saat ini malah sebaliknya tubuhnya menjadi kekar.

Tak mau ambil pusing Rina mencoba mengetes dengan menyerang Theo menggunakan pulpen disakunya.

Slash !

Theo menghentikan serangan tersebut dengan kedua jari dan melirik tajam, "apa yang kau lakukan kak Rin?"

"Hehehe... kau benar-benar jadi spiritualis ya Theoku!" kata Rina,

Theo yang merasakan beberapa ancaman segera menyuruh Rina menunduk dan benar saja pasukan menerobos masuk kedalam.

Mereka melemparkan sebuah bom asap dan mengangkat senjata,

"Mereka pasti Guardian!"

"Apa?, tapi kenapa mereka kesini?"

"Entahlah kak!, kau bersembunyilah!"

Theo berdiri dan maju selangkah demi menyembunyikan keberadaan Rina karena orang-orang tersebut sedikit aneh dari pergerakannya itu.

"Hei kenapa kalian menerobos?"

"Tersangka ditemukan!, maaf anda telah terduga membunuh pengirim surat keluarga Zuan!, hukuman mati ditempat harus dilaksanakan!"

Mereka segera menembakan peluru yang mengandung plasma kearah Theo dan dari pada berlari Theo memilih menghindari semua peluru.

Dia menginjakkan kakinya kelantai membuat beberapa pecahan vas dan pulpen disekitarnya tadi melayang.

"Apa itu spiritualis?" gumam mereka,

Tanpa basa-basi Theo menerbangkan beberapa pulpen kearah mereka semua dengan tujuan satu yaitu membunuh.

Wusss ! Jleb !

Mereka semua tertancap oleh pecahan serta pulpen, tidak memberi sebuah jeda Theo melompat dan memukul keras pengaktifan pancuran air.

"Rasakan hujan air ini!" kata Theo,

Prajurit yang tersisa mau tidak mau melepaskan topeng mereka, dan terlihatlah tatto keluaga Zuan disana.

"Jadi kalian keluarga Zuan huh?"

Theo dengan amarah memuncak segera berlari maju lalu memukul satu persatu dari mereka hingga habis.

Rina yang merasa jika Theo kesusahan apalagi mengingat diluar ruangan masih terdapat beberapa orang.

"Dimana alat itu?, ah ini!"

Rina menekan sebuah alaram untuk pemanggilan darurat dan tibalah beberapa prajurit dari Asosiasi.

"Sial kita harus lari!" perintah salah satu orang mengenakan pakaian seorang Guardian Captain dan ingin pergi.

"Kau pikir semudah itu?" kata Theo melompat sembari menendangnya.

Bruk !

Keduannya terlempar hanya saja Theo lebih dulu mendarat dan kembali berlari untuk mendaratkan pukulan lagi.

"Uack...!" Captain itu terlempar,

"BERHENTI!"

Aura pembunuh muncul dan seketika semua orang disana lansung terjatuh begitu juga dengan Theo yang melihat sesuatu dibalik aura pembunuh.

"Ini?, berapa banyak yang dibunuh?"

Dia bergumam sambil berdiri menahan agar tidak jatuh, beberapa gerombolan datang sembari menekan auranya.

"Bagus!, bagus!, bisa menahan aura pembunuhku kau hebat sekali nak!"

"Dia siapa?"

Rina kembali menampakan dirinya sambil menjelaskan kepada orang tersebut, disisi lain Theo masih tidak dapat bergerak begitu juga dengan pasukan dari keluarga Zuan sendiri.

Kak Rina selesai menjelaskan dan orang yang kuat itupun melepaskan auranya untuk Theo sendiri.

"Ah ini lebih baik daripada tadi!"

"Apa kau tidak apa?" tanya Rina.

"Hei Theo!, kau pergilah keaula Guardian untuk menjelaskan!, biar aku yang menyelesaikan masalah disini!"

Orang itu dengan tegas menyuruh Theo pergi bukan untuk menyerahkan diri nenamun agar dia menjelaskan masalah yang dihadapi olehnya.

Setelah mempelajari kekuatan spiritual Theo bisa membedakan mana yang dinamakan bohong dan mana perkataan mengancam orang.

Dia juga mengetahui dampak dari beberapa serangan musuh dengan efek slowmotion pada kamera digital.

"Baiklah aku akan kesana sekarang!"

"Bagus!, dan pastikan Captain mereka yang satunya mendapat hukuman!"

"Pastinya pak!" kata Theo memberi hormat dengan cara indonesia,

sedangkan pria itu menggunakan salam dari negara china, Theo pergi dan segera menuju kearah aula.

"Aku beneran bolak-balik!" kata Theo didalam taxi yang menuju kesana.

[Apakah anda ingin mempelajari sebuah tehnik lemparan murni tuan Theo]

"Lemparan?" tanya Theo,

[Sebuah tehnik untuk bertarung]

"Berapa harganya?"

[100 SP untuk pembelian dan peningkatan ketingkat 2 400 SP]

"Bentar apa nama dan kegunaan... maksudku fungsi lanjutnya]

[Throwing Dagger Of DragonFly]

[Memiliki 7 Tingkatan:

• Pengerahan (Memperkuat arah)

• Koordinasi (Menjangkau wilayah)

• Aegis (Wilayah Domain)

• Strucktur Of Death (Satu kali tembak)

• Line Of scissor (Tebasan Gunting)

• Glass Ilusionary (Pantulan)

• Targeting God Yama (Kutukan)

Dengan segala kekagumannya Theo menjawab kata ya untuk membeli,

Disisi lain tepatnya aula guardian menjadi lebih tenang dari biasanya, karena disana terdapat salah satu petinggi dari aula guardian sendiri.

Pria tua tadi segera menanyai satu persatu pelaku yang telah terduga Kang Liu yang ditemukan sidik jarinya.

Dia mengaku telah terpingsan setelah bertarung dengan Theo dan menuduh jika kemungkinan dia pelakunya.

"Lalu bagaimana denganmu?" tanya petinggi kepada Kang Liu lagi,

"Maaf tolong kasihanilah aku!, aku ini benar-benar tidak tau apa-apa!"

Kang Liu yang memang tidak tau apa-apa berlutut sembari menangis, dia yang bangun dari pingsan dan langsung tertuduh menjadi dakwa pembunuhan membuatnya menjadi ketakutan.

"Anu... aku bisa bersaksi!"

Sekali lagi pembenci Theo yaitu mantan pacarnya datang mengatakan jika menjadi saksi tambahan, dipipinya juga terdapat sebuah bekas pukulan.

"Kau?, apa kesaksianmu!"

"Aku melihat Theo ada dikoridor dan sempat berdebat dengannya!, jadi ketika aku pingsan karena pukulannya ada kemungkinan dia kesana bukan?"

"Hmmm... benar juga kau!"

Bukti semakin bertambah dan akibat rusaknya kamera cctv adalah satu keuntungan sendiri bagi Theo.

"Semuanya dengar!, cepat temukan Theo dan bawa kehadapanku!"

Teriak petinggi meluas kepada seluruh penjuru prajurit yang ada diaula,

"Berisik!, aku sudah ada disini!"

Jawab Theo yang telah tiba turun dari taxi menunjukan keberaniannya.

"Kau Theo... dasar ingusan!"

avataravatar