1 Awal

"AYO! GAS TERUS! " teriak orang-orang.

"BALAP WOI! " teriak gua kepada kawan-kawan.

Malam itu di bawah hujan yang sangat deras, seperti biasa gua balapan motor di jalanan yang terbilang sepi. Ya gua ngerasa balapan adalah hidup gua, daripada gua di rumah mendengar amarah yang menjadi-jadi diantara orang tua gua.

Gua biasa disini dikehidupan malam dengan mendengar kerasnya gas motor trek dan kepungan asap motor dan jangan lupa asap rokok yang mengelilingi. Inilah jalanan malam gua. Dengan kata lain, inilah kerasnya kehidupan malam yang sebenarnya.

Gua bukan seperti anak-anak durhaka yang ketika orang tuanya berantem gua jadi kasar ke orang tua, justru dengan debatnya kedua orang tua gua, gua bisa ambil pelajaran dari mereka, kalo ga selamanya nikah itu mulus, dan emosi bukan jalan satu-satunya. Oh iya, gua lupa kenalin diri. Kenalin nama gua Rama Aditya. Di sekolah gua dipanggil Adit, tapi kalo di tongkrongan temen-temen gua biasa manggil gua Rama. Gua kelas 3 SMA. Gua ngerasa di hidup ini punya 3 perbedaan. Pertama, ketika gua di sekolah. Kedua, ketika gua di rumah. Dan ketiga, ketika gua di jalanan malam. 3 kehidupan berbeda yang rasanya pun berbeda.

Ahhhhhh kebanyakan basa basi gua ini.

"Ram, jangan lupa hari minggu jam 10 lu kesini lagi, kali ini lu yang ngetrek, lumayan hadiahnya 2 juta," kata Ferdi.

"Hari minggu? Ntar deh gua liat dulu, takutnya ada acara, " kata gua.

"Acara apasih lu? Sama si dina lagi? Kan udah gua bilang, si Dina ajak aja kesini, biar bisa liat lu balapan, kan keren tuh, " kata Ferdi.

"Gila aja lu si Dina gua ajak kesini, bisa diamuk gua sama dia, " kata gua.

"Ya elahhh, sans aja si. Lagian lu kapan si jadian sama Dina, cewek secakep itu, lu cuma jadiin temen curhat sama sahabat doang? Gua yakin Sebenernya lu punya perasaan lebih ke si Dina. Ya kan? " tanya Ferdi.

"Ahh banyak omong lu. Udahlah gua mau balik dulu, " kata gua seraya menaiki motor.

Selagi di perjalaanan gua malah mengingat kata-katanya si Ferdi.

"Ahhh aneh-aneh aja, mana mungkin gua suka sama Dina, " kata gua sambil terus menambah kecepatan motor.

Gua membelokan motor untuk masuk ke halaman. Dan melihat sosok wanita yang gua kenal.

Sesampainya di depan rumah..

"Lah Din? Ngapain lu disini? " tanya ku kepada cewe itu. Ya cewe itu adalah Dina, Sahabatku.

"Gila lu ya?! Gue telponin gak bisa, gue chat gak bisa, yaudah gua inisiatif kesini buat cek lu, eh motor lu gak ada, mau nanya nyokap lu, tapi.. Ya lo denger sendirilah lagi pada ribut, gak enak gue, lo balapan lagi kan? Udah berapa kali gua bilang, jangan balapan dit, " oceh Dina.

"Ya Ampunnnnnn... Berisik dah. Lu kan tau gua suka jalanan malem, lagian tadi gua gak balapan kok, cuma liat aja, lu ngapain si capek-capekin diri kesini, mana hujan lagi, " kata gua membela diri.

"Susah lo mah kalo dikasih tau. Ya gua kesini buat liat keadaan lo lah, lo kira gua gak khawatir sahabat gue gak bisa dihubungin, " kata dina.

"Ssstttt... Udah-udah. Ayo gua anter balik, lu kalo disini ngoceh mulu. Pengang kuping gua. " kata gua sambil menarik tangannya dina.

Gua pun mengantar Dina ke rumahnya. Gua gak lama disana, Dina cuma ingetin gua supaya gak keluar malem lagi, ya seperti biasa gua cuma bilang "iyaa iyaa" udah kebiasaan gua denger Dina ngomong kayak gitu.

Sampai gua di rumah.. Masuk,ucap salam dan langsung ke kamar, pasang earphone sampai ketiduran. Malas rasanya mendengar keributan di luar sana.

LINE!!!

Tiba-tiba line gua bunyi, paling chat dari Dina buat ingetin gua supaya ga tidur pake earphone.

Dina: Inget ya lu.. Ga boleh tidur pake earphone. Awas aja! Jangan lupa bersih-bersih sebelum tidur.

RA.DIT: iye.. Bawel.

-----------------------------------------------------------

Ya sudah.. Gua bangun dan bersih-bersih sesuai suruhan dina. Setelah bersih-bersih gua menyetel alarm untuk besok bangun pagi, karena besok gua harus sekolah.

"Good Night Dina, " kataku sambil tersenyum.

Pagi harinya, gua bangun dan siap-siap buat ke sekolah. Walaupun kayak gini gua tergolong siswa berprestasi. Gua sudah bisa menjuarai berbagai lomba. Baik lomba dalam bidang olahraga, seni, atau pun pengetahuan. Ga ada teman-teman sekolah gua yang tau kehidupan malam gua. Hanya Dina dan satu teman gua saja yang tau.

"Mah, Rama berangkat sekolah dulu ya, " kata gua sambil salim.

"Ya, " kata mamah.

Gua menuju ke halaman dan naik motor. Lalu gua berangkat ke sekolah. Tawaran bang Ferdi masih belum gua terima. Bahkan, gua masih bingung bakal diambil atau engga.

Dari kejauhan, gua melihat Dina di bawah halte. Kayaknya sih, tuh anak masih nunggu bus buat ke sekolah. Gua tawarin ahh..

"Woi Din! Cemberut amat tuh muka. Ga dapet jodoh baru tau rasa lu, " Ledek gua.

"Kayaknya ada yang ngomong deh.. Mana sih? Masa angin ngomong ya, " Ucap Dina.

"Mana ada angin ganteng kayak gua, " kata gua sambil nyengir.

"Ehh.. Mas Radit ya? Baru sadar saya kalo ada mas Radit, " Kata Dina sinis.

"Eh mba Dina, nunggu bus ya? Bareng sama mas Radit sini, ahahhaha " Ledek gua.

"Buruan mau ikut ga? Lama lu, " kata gua.

"Iya-iya. Makasih ya mas Radit atas tumpangannya, " kata Dina sambil naik ke motor gua.

"Jangan lupa pake helmnya mba, " Kata gua sambil kasih helm.

Gua pun langsung menuju sekolah. Tapi kayaknya Dewi fortuna tidak berpihak ke gua dan Dina. Iya, kami telat.

"Telat kan, lu sih banyak ngobrol, " omel gua.

"Hm, " ucap Dina sinis.

Gua mencoba membujuk satpam sekolah dengan sebungkus rokok. Berhasil hehe.. Gua pun langsung ke parkiran dan gua sama Dina langsung ke kelas masing-masing.

"Baik, kumpulkan tugas matematika kalian, " Kata guru.

"Ram, bangun woi! kumpulin tugas, " Kata Ahmad. Kenapa Ahmad manggil gua "Ram" karena dia teman balapan gua juga, udah pasti manggilnya itu.

gua pun terbangun ketika Ahmad manggil gua terus-menerus.

"Apa sih? Ngantuk gua, " Kata gua seraya melipat tangan kembali.

"Itu tinggal lu yang belum kumpulin tugas MTK, " Katanya.

"Tugas? Tugas mana ya? " Tanya gua.

"RAMA ADITYA!! " Panggil Ibu Guru.

"Mana tugasmu? hanya kamu yang belum mengumpulkan tugas dari ibu, " Lanjutnya.

"Eee.. Anu bu, apaa.. " Kata gua terbata-bata.

๐˜”๐˜ข๐˜ต๐˜ช ๐˜จ๐˜ถ๐˜ข, ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜—๐˜™ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜จ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ช๐˜ฏ, ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ถ.

"Apa?! " Tegas bu guru.

"Buku saya ketinggalan bu, " Kata gua beralasan.

"Halah! Alasan kamu, besok kumpulkan ke ibu. Tapi hari ini silahkan keluar dari kelas saya, " Kata bu guru.

"B-baik bu, " gua pun keluar dengan lesu.

๐˜ด๐˜ช๐˜ข๐˜ญ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ต ๐˜จ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช, ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ถ.

avataravatar
Next chapter