1 Mengawali pagi dengan pertengkaran

"Gakyoung-a~~" Lelaki yang memakai kaos polos berwarna hitam serta celana pendek selutut itu memanggil sang adik lalu mengacak rambut panjang milik adiknya yang tengah sibuk mengunyah makanannya.

Yang merasa namanya dipanggil pun segera menoleh dengan tatapan kesalnya, "Yak! Bisakah sekali saja kau tidak menggangguku."

Yang diajak bicara justru menjulurkan lidah kearah sang adik lalu duduk di samping gadis cantik bernama Gakyoung itu, "Wah, Eomma (Ibu)  memanggang roti rupanya" ujarnya sambil menyambar roti panggang yang diletakkan pada piring yang ada didepan adiknya.

Gakyoung menyelesaikan suapan terakhirnya lalu menatap sang kakak yang tengah mengolesi roti panggang dengan selai coklat favoritnya itu, "Apa kau tahu jika Eomma akan menerima kontrak Reality show?."

Dokyoung menoleh, "Mwo? (Apa?)... Aku tidak mengetahuinya, bahkan aku baru mengetahuinya darimu"

Gakyoung mengelap sudut bibirnya menggunakan tisu, "Yoksi. Aku sudah menduga jika Eomma pasti belum memberi tahu kita tentang hal ini."

"Lalu kau tahu darimana jika Eomma akan menerima kontrak Reality show itu?" tanya Dokyoung.

Gakyoung mengedikkan bahunya, "Aku membaca beberapa artikel di media sosial, dan disitu dikatakan bahwa Eomma akan membintangi acara Reality show"

Dokyoung mengangguk paham, "Lalu apa yang harus kita lakukan."

"Aku bertanya padamu, apa kau mau jika Eomma syuting acara Reality show itu dirumah kita?"

"Nanti akan aku pikir-kan." perkataan Dokyoung perlahan menghilang karena sang adik sudah ancang-ancang akan melemparinya dengan tisu bekas.

Gakyoung menghela napasnya, "Hufft... Percuma aku bertanya padamu."

Dokyoung memilih diam dan tidak menanggapi perkataan adiknya.

"Eomma eodiseo? (Dimana ibu?)"

"Pagi-pagi sekali Eomma sudah berangkat syuting." Jawab Gakyoung.

Dokyoung mengangguk lalu menggigit roti yang sudah ia olesi dengan selai coklat itu "Kau tahu tidak, teman-teman trainee ku banyak yang sedang membicarakan Eomma."

"Pasti teman-temanmu itu membicarakan drama yang sedang dibintangi oleh Eomma saat ini."

BRAK

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"

Gadis cantik yang memiliki wajah sangat mirip dengan kakak lelakinya itu mengedikkan bahunya "Bukankah drama yang sedang dibintangi Eomma saat ini tengah booming dan diperbincangkan oleh banyak orang."

Dokyoung mengangguk guna membenarkan perkataan adiknya, "Benar juga ya. Bahkan drama itu baru tayang 2 episode tapi respon publik sangat luar biasa."

"Huum, nampaknya Eomma juga bersemangat sekali syuting drama itu."

"Eomma kita memang aktris yang luar biasa sehingga perannya dalam drama itu menjadi perbincangan banyak orang saat ini."

Kedua bersaudara itu bertepuk tangan secara bersamaan guna memberi apresiasi atas karir yang sudah dicapai oleh sang ibu.

"Oh iya, bagaimana dengan kekasihmu yang mata duitan itu?"

Tatapan tajam Gakyoung langsung tertuju pada Dokyoung yang tiba-tiba menyinggung tentang kekasihnya, "Kenapa tiba-tiba kau menanyakan Youngdo Oppa?."

"Aku hanya ingin tahu saja, minggu ini kekasihmu itu akan meminta apa lagi padamu setelah seminggu yang lalu dia meminta jam bermerk yang harganya sangat mahal itu padamu." ujar Dokyoung sambil meminum susu putih yang sudah disiapkan oleh sang ibu diatas meja.

Pandangan Gakyoung tertuju pada meja yang penuh dengan masakan ibunya itu, "Dia tidak memintanya melainkan aku yang sengaja membelikan jam itu untuknya."

"Yayaya. Kau yang membelikannya." cibir Dokyoung setengah mengejek sang adik.

"Kenapa kau terlihat tidak suka dengan Youngdo Oppa?."

Lelaki tampan itu melirik Gakyoung sebentar lalu kembali menggigit rotinya yang tinggal setengah itu, "Bukankah aku sudah pernah mengatakannya padamu bahwa aku memang tidak pernah menyukai Young-"

"Ya tapi kenapa?! Bisakah kau menjelaskannya padaku kenapa kau tidak menyukai Youngdo Oppa, huh? Selalu saja kau berkata buruk tentang dia."

"Aku tidak berkata buruk tentang Youngdo, namun aku berkata sesuai kenyataan bahwa Youngdo memang tidak mencintaimu dengan tulus. Dia menjadi kekasihmu karena tahu kau adalah anak dari seorang artis terkenal, Gakyoung-a."

"Oppa jebal~(Kakak aku mohon) jangan berbicara seperti itu, aku yakin Youngdo Oppa mencintaiku dengan tulus bukan karena aku anak artis."

Dokyoung menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan sikap adik perempuannya itu, "Tidak, Gakyoung-a. Percaya padaku." ucapnya sembari menempelkan telapak tangannya didada.

Gakyoung mengibaskan tangannya lalu beranjak dari tempat duduknya, "Ah sudahlah, setiap membahas tentang Youngdo Oppa kita selalu bertengkar."

Dokyoung mendongak ketika melihat sang adik beranjak dari tempat duduknya "Kau yang selalu marah ketika aku membahas tentang Youngdo, itulah yang membuat kita sering bertengkar."

"Itu karena kau selalu membicarakan Youngdo Oppa yang tidak - tidak! Siapa yang tidak marah jika kekasihnya di jelek-jelekkan seperti itu!." sentak Gakyoung.

"Yak!! Kau bahkan berani meneriaki aku seperti ini karena lelaki itu?!  Huh!" teriak Dokyoung tak kalah kerasm

Gakyoung menghela napasnya sedikit kasar, "Ah sudahlah, aku berangkat." gadis cantik itu menyambar tas sekolahnya lalu bergegas meningalkan ruang tamu.

"Ya YA YAK!!"

Gakyoung mengabaikan teriakan kakak lelakinya itu dan memilih untuk segera berangkat ke sekolahnya.

"Hwahhhh anak itu benar-benar," Dokyoung melempar roti sisa gigitannya itu sedikit kasar pada meja makan.

"Liat saja jika suatu saat nanti kau melihat Youngdo berselingkuh, aku pastikan kau akan menangis." lelaki itu menunjukkan tempat dimana Gakyoung pergi meninggalkannya tadi.

"Kenapa pagi-pagi sudah ribut."

Dokyoung menoleh kebelakang ketika pundaknya ada yang menepuk, "Appa (Ayah)."

Ayah Dokyoung itu mengisyaratkan agar ia kembali duduk, "Apa yang membuatmu kesal?."

"Aku hanya kesal dengan Gakyoung, Appa." ujar Dokyoung sambil duduk kembali di kursinya.

"Apa yang sudah Gakyoung lakukan sehingga membuatmu kesal?."

"Dia selalu marah-marah padaku setiap aku membahas tentang Youngdo." jawabnya.

"Ah begitu rupanya, kau tidak seharusnya membahas Youngdo ketika bersama adikmu itu, Dokyoung-a."

"Lalu aku harus membahas Youngdo dengan siapa, jika tidak dengan Gakyoung,  Appa."

Lelaki paruh baya itu terkekeh mendengar perkataan anak lelakinya, "Sudah biarkan saja Gakyoung ingin melakukan apapun dengan kekasihnya, asal tidak melewati batas."

"Tapi Gakyoung selalu membuang-buang uangnya untuk kekasihnya itu."

"Biarkan saja, lagipula dia tidak menggunakan uangmu bukan."

Dokyoung menghela napasnya lalu menghempaskan punggungnya kasar kebelakang sehingga menempel pada punggung kursi, "Appa selalu saja membela Gakyoung." gerutunya.

"Sudah-sudah lanjutkan sarapanmu. Oh iya, Gakyoung sudah berangkat ke sekolah?." Dokyoung mengangguk, "Kau tidak ke agensi hari ini?."

"Aku ada latihan dance nanti siang dengan coach di agensi untuk penilaian mingguan"

Hanya sekedar info saja jika Dokyoung adalah trainee di salah satu agensi terbesar di negaranya, meskipun lelaki itu terbilang kalem namun Dokyoung memiliki bakat bernyanyi dan dance sehingga sang ayah menyarankan agar dia mendaftar di sebuah agensi sehingga bakat yang dimilikinya dapat tersalurkan dengan baik.

Bukan maksud Seojun ingin memaksa sang anak untuk mengikuti jejaknya namun memang Dokyoung sendiri yang ingin menjadi pekerja seni seperti kedua orang tuanya.

Siapa yang tidak tahu Lee Seojun seorang aktor kondang yang sering muncul di layar kaca dan sudah membintangi beberapa judul film dan drama yang selalu mendapat rating tertinggi ketika tayang.

Sedangkan ibu Gakyoung dan Dokyoung bernama Kim Seojin namun sejak menikah dengan Seojun marganya berubah menjadi Lee mengikuti marga sang suami.

Seojin sendiri adalah anggota dari salah satu group band bernama 'SIX'. Lama tidak tampil sebagai vokalis band, Seojin memutuskan untuk bersolo karir dengan menjadi seorang artis yang fokus pada seni peran.

Hingga saat ini karirnya semakin melejit setelah berhasil membintangi beberapa drama bersama sang suami yang meledak di pasaran.

"Bukankah kau harus tinggal di asrama bersama teman-teman trainee mu yang lain?."

Dokyoung menggelengkan kepalanya, "Tidak Appa, kita masih diperbolehkan untuk pulang ke rumah selama masih dalam masa pelatihan. Setelah penyisihan minggu depan nanti mungkin kami akan sulit meminta ijin untuk pulang karena jumlah trainee akan berkurang cukup banyak jadi persaingan juga akan semakin ketat."

Seojun menganggukkan kepalanya paham, "Ahh begitu rupanya. Lalu bagaimana dengan Gakyoung, dia masih belum mau ikut trainee sebagai modeling?."

"Aku yakin Gakyoung tidak akan mau untuk ikut trainee modeling seperti apa yang disarankan oleh Eomma, Appa tahu sendiri bukan bagaimana Gakyoung. Tadi saja dia terlihat tidak suka ketika Eomma dikabarkan akan membintangi acara Reality show."

"Mwo? Appa bahkan baru mengetahuinya jika Eomma akan membintangi acara seperti itu."

"Eomma belum memberi tahu Appa tentang ini?."

Seojun menggelengkan kepalanya, "Sejauh ini Eomma belum mengatakan apa-apa, nanti Appa akan tanyakan pada Eommamu. Kalau begitu Appa berangkat ke tempat syuting ya. Jangan lupa kunci pintu jika ingin berangkat ke agensi." ucapnya sambil memeluk pundak anak lelakinya sebentar sebelum bergegas pergi untuk menjalani rutinitasnya seperti biasa.

Dokyoung tersenyum tipis ketika punggung sang ayah mulai menghilang dari pandangannya.

"Apa nanti aku akan bisa menjadi seperti Appa? Namun jika aku tidak bisa debut sebagai penyanyi, mungkin aku masih bisa debut sebagai aktor."

DoKyoung menghela napasnya sebelum beranjak dari tempat duduknya, "Sebaiknya aku segera pergi ke agensi untuk latihan." ujarnya lalu berjalan menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Penasaran sama kelanjutan cerintanya???

Tunggu di chapter berikutnya yah...

avataravatar
Next chapter