10 Jepit Jemuran

Setelah kejadian Gakyoung mengerjai Dokyoung dengan membuatkan kopi asin kini kediaman Seojin terdengar suara teriakan dimana-mana itu.

Teriakan itu berasal dari Gakyoung dan Dokyoung.

Dua bersaudara itu kini tengah duduk saling berhadapan diruang tengah dengan pangkal hidung GaKyoung yang dijepit dengan jepit jemuran yang dibawa oleh sang ibu dari dalam kamarnya itu.

"AWHHHH LEPASKAN RAMBUTKU, GAKYOUNG-A!!!" teriak Dokyoung saat rambutnya ditarik semakin kencang oleh adik perempuannya itu.

"KAU JUGA HARUS IKUT MERASAKAN SAKIT DIHIDUNGKU INI!!" balas Gakyoung tak kalah galaknya.

"YAKK LEPASKAN RAMBUTKU! APA KAU TIDAK TAHU BETAPA BERHARGANYA SEHELAI RAMBUTKU INI!!" teriakan lelaki itu membuat siapapun yang mendengarnya langsung menutup telinga "Jika aku menjadi idol nanti rambutku akan sangat berharga!! Yak GAKYOUNG-A!!" teriak Dokyoung lagi.

Jangan lupakan Seojin yang sedari tadi sudah menutup kedua telinganya ketika kedua anaknya mulai berteriak satu sama lain membuat telinganya mendengung.

"Eomma~ tolong hentikan hukuman ini, hidungku seperti mati rasa sekarang awhhh" pekik GaKyoung ketika hidungnya terasa semakin sakit saat ia berbicara.

"Iya Eomma, hentikan hukumannya. Dokyoung jadi merasakan imbasnya Akhhh!" imbuh Dokyoung.

Seojin melipat kedua tangannya didepan dada lalu menatap kedua anaknya "Eomma akan menghentikan hukuman ini jika kamu, Gakyoung-a" tunjuknya pada anak gadisnya "Memanggil Oppamu dengan sebutan Oppa, eotteoke?(Bagaimana?)" ucapnya meminta pertimbangan.

"Sireo (Tidak mau) Eomma~" sahut gadis cantik itu.

Seojin mengedikkan bahunya "Terserah jika kamu tidak mau, Eomma tidak akan melepas jepit jemuran itu dari hidungmu sampai kau memanggil Dokyoung dengan sebutan Oppa" ancamnya.

"Lalu bagaimana denganku Eomma, aku bahkan sama sekali tidak membuat kesalahan tapi kenapa aku merasakan imbasnya. Kepalaku pusing Eomma"

"Eomma bahkan tidak melakukan apapun padamu, Dokyoung-a" sahut Seojin.

"Tapi Gakyoung terus menarik rambutku, Eomma"

Seojin memilih untuk pergi ke dapur meninggalkan kedua anaknya yang tengah merengek padanya.

Seperti apa yang baru saja kalian ketahui jika saat ini Gakyoung sedang dihukum oleh sang ibu karena gadis cantik itu tidak mau memanggil kakak lelakinya dengan sebutan Oppa.

Bahkan sang ibu sudah beberapa kali mengingatkan dirinya untuk memanggil kakak lelakinya dengan sebutan Oppa, namun Gakyoung nampaknya mengabaikan peringatan sang ibu akhirnya dia sendiri yang merasakan akibat dari mengabaikan perkataan ibunya.

"Yak Gakyoung-a, jika kau tidak mau memanggilku dengan sebutan Oppa maka aku pastikan hidungmu itu akan lepas sebentar lagi. Lepaskan rambutku bodoh!!" ujar Dokyoung setelah melihat ibunya benar-benar pergi dari hadapannya.

Gakyoung melirik wajah kakak lelakinya yang berada tepat didepannya itu dengan malas "Sampai kapanpun aku tidak akan mau memanggilmu dengan sebutan Oppa" tegasnya.

"AKHHH GAKYOUNG-A!! APA!! (SAKIT!!)" teriak Dokyoung lagi ketika rambutnya  ditarik dengan kencang oleh Gakyoung sedangkan sang pelaku hanya tersenyum miris.

"Kau tahu jika hidungku semakin sakit saat aku berbicara, jadi berhentilah berbicara agar aku tidak membalas perkataanmu" lirih Gakyoung sambil menahan rasa sakit dihidungnya.

"Bagaimana jika kita membuat perjanjian?"

Gakyoung menatap Dokyoung seolah berkata "Perjanjian apa?"

Begitulah yang dapat lelaki itu tangkap dari tatapan sang adik "Kau hanya perlu memanggilku dengan sebutan Oppa ketika sedang didepan Eomma dan Appa saja, bagaimana?" usulnya.

Gadis cantik itu terlihat sedang mempertimbangkan ucapan kakak lelakinya "Eumm apa perjanjian itu akan menguntungkan aku?"

Mendengar itu Dokyoung langsung menganggukkan kepalanya mantap "Tentu saja, bukankah hidungmu terasa sakit sekali dijepit dengan jepit jemuran itu?" tunjuknya pada hidung Gakyoung.

Gakyoung mengangguk dan meringis kesakitan "Iya"

"Kalau begitu, ikutilah saran yang aku katakan tadi dengan begitu kau tidak akan lagi dihukum oleh Eomma karena tidak mau memanggilku Oppa"

Gakyoung melirik kearah dapur "Eomma~~ mulai sekarang aku akan memanggil Dokyoung dengan sebutan..." ia sengaja menghentikan perkataannya guna untuk memantapkan hatinya untuk mengucapkan kata yang mampu membuat kakak lelakinya itu besar kepala jika Gakyoung benar-benar mengucapkannya.

Diliriknya Dokyoung menggunakan ekor matanya "O-oppa" ucapnya setengah hati.

"Katakan sekali lagi dengan bersungguh-sungguh" teriak Seojin dari arah dapur.

Kedua bola mata Gakyoung melebar ketika mendengar teriakan sang ibu dari arah dapur "Aku pikir Eomma tidak akan mendengarnya" gumamnya.

Dokyoung terkekeh lalu kembali serius "Yak cepat katakan, Gakyoung-a. Kepalaku sakit sekali" ujarnya geram.

Dengan hati yang sudah mantap dan yakin, Gakyoung menghela napasnya lalu berkata "Mulai sekarang aku akan memanggil Dokyoung dengan sebutan Oppa"

"Apa kamu mau berjanji pada Eomma"

"Aku berjanji, Eomma" ucapnya dengan lantang "Hanya didepan Eomma dan Appa saja" lanjutnya didalam hati lalu gadis cantik itu tersenyum miring.

"Aigo uri dal (anakku), kenapa tidak sedari tadi kamu mengatakannya. Sebenarnya Eomma tidak tega melihatmu kesakitan seperti tadi" ujar Seojin yang menghampiri anak gadisnya dan melepas jepit jemuran itu dari hidung Gakyoung.

Bersamaan dengan itu, Gakyoung juga melepas cengkeramannya pada rambut kakak lelakinya.

"Aishhh rambut berhargaku" Lelaki itu memijit kepalanya yang terasa begitu ngilu  "Bagaimana jika aku gagal debut karena rambutku yang banyak rontok karenamu tadi" ujar Dokyoung sinis.

"Kenapa kamu ini melebih-lebihkan sekali sih, Dokyoung-a. Lagipula agensimu tidak akan memperdulikan itu asal kau punya banyak bakat"

Perkataan Seojin membuat Dokyoung terdiam tidak berani membantah.

Seojin menangkup wajah ayu anak gadisnya lalu mengusap hidung yang sudah berwarna merah itu secara perlahan "Maafkan Eomma ya sayang"

Gakyoung menatap ibunya dengan mata yang sudah berkaca-kaca "Eomma~~" rengeknya.

"Aigo sayangku" Seojin memeluk tubuh anak gadisnya "Maafkan Eomma sayang"

Dokyoung melirik adik perempuannya itu geli "Dia hanya berpura-pura kesakitan saja Eomma, sebenarnya hidungnya tidak sakit sama sekali"

"Kalau begitu coba sendiri bagaimana rasanya saat jepit jemuran itu menjepit hidungmu" Gakyoung menggerakkan kakinya untuk menendang kakak lelakinya itu namun sayangnya tidak kena, karena Dokyoung sudah menjauhkan dirinya lebih dulu.

"Wleekkk" ejek Dokyoung pada sang adik dengan menjulurkan lidahnya.

"Eomma~ Dokyoung..." suasana menjadi hening sesaat setelah mendengar Gakyoung menyebut nama kakak lelakinya tanpa embel-embel 'Oppa'.

"Eumm Eomma, Oppa selalu menggangguku" gadis cantik itu segera merelat perkataannya.

"Yak! Aku tidak mengganggumu, justru kau yang selalu menggangguku. Apa kau tidak tahu aku kelelahan setelah berlatih koreo di agensi dan kau membuat keributan alhasil kita dihukum oleh Eomma" balas Dokyoung tidak terima.

"Mck, sudah-sudah. Dokyoung-a, sebaiknya kau segera bersih-bersih dan mandi bukankah badanmu lengket setelah berlatih koreo?" Dokyoung menganggukkan kepalanya "Segeralah mandi setelah itu Eomma akan berbicara sesuatu denganmu"

Lelaki itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun untuk menimpali perintah sang ibu.

Kini hanya tersisa Seojin dan anak gadisnya yang masih dalam dekapannya itu "Begitu juga denganmu, Gakyoung-a.  Sebaiknya kau bersih-bersih dan mengganti bajumu lebih dulu lalu setelah itu bantu Eomma untuk menyiapkan cemilan"

Gakyoung menjauhkan dirinya dari dekapan sang ibu "Memangnya Eomma akan membicarakan apa dengan Do-Oppa?"

Seojin menghela napasnya "Ehm sebenarnya Eomma akan membicarakan ini dengan kalian berdua, tidak hanya dengan Oppamu saja"

Gakyoung mempoutkan bibirnya lalu mengangguk "Baiklah... Kalau begitu Gakyoung ke kamar dulu ya, Eomma. Aku akan mandi lalu setelah itu belajar sebentar sambil menunggu Oppa selesai mandi, Eomma tahu sendiri bukan jika Oppa mandinya sangat lama. Jika Eomma ingin menyiapkan cemilan makan malam segera panggil Gakyoung ya"

Gadis cantik itu segera berjalan menuju ke kamarnya yang terletak disamping kamar kakak lelakinya meninggalkan sang ibu yang kini tengah asik menonton serial drama kesukaannya.

avataravatar
Next chapter