20 Donghyuk yang tidak berbohong

"HAHAHA" lelaki yang memiliki kulit putih pucat itu tidak berhenti tertawa ketika mendengar lelucon yang baru saja dilontarkan oleh temannya yang bernama Songji itu.

"Chonlo!" teriak Donghyuk guna memperingatkan Chonlo untuk diam karena lelaki itu selalu mengganggunya ketika sedang berbicara serius.

Sebenarnya Chonlo tidak sepenuhnya mengganggu Donghyuk yang tengah berbicara serius namun memang dasarnya lelaki itu yang mudah marah, jadi jika ada yang tertawa ketika dia sedang berbicara maka Donghyuk akan menganggap jika orang itu mengganggunya.

Lelaki yang mendapat julukan 'kepala besar' dari teman-temannya itu hanya bisa menahan tertawanya ketika melihat Donghyuk yang nampaknya frustasi padanya.

Lengannya disenggol oleh Songji dengan kuat guna meminta Chonlo agar tidak lagi bercanda dengannya saat Donghyuk tengah berbicara.

Karena jika sampai membuat Donghyuk maka tamatlah riwayat keduanya.

"Lanjutkan" perintah Jeno pada Donghyuk untuk melanjutkan perkataannya, sekaligus ia tidak ingin membuat lelaki itu marah dan masalah semakin bertambah besar.

Karena Jeno tahu bagaimana sikap teman-temannya itu.

Donghyuk yang suka marah dan membesar-besarkan masalah yang sepele sedangkan Chonlo yang suka tidak terima jika dirinya disalahkan, bukankah Chonlo juga tidak bersalah karena ia tertawa ketika seedang bercanda dengan Songji bukan berniat untuk menganggu Donghyuk yang tengah membicarakan hal yang serius.

Lelaki berkulit tan itu menghela napasnya lalu menggelengkan kepalanya "Sebentar lagi kita sampai di apartement Youngdo Hyung, sebaiknya kita berhenti di supermarket dulu untuk membeli beberapa cemilan. Bagaimana apa kalian setuju" ujarnya meminta pertimbangan dari teman-temannya yang lain"

"Memangnya hyungmu tidak menyiapkan banyak makanan untuk kita? Apa kau tidak mengatakan jika kita semua akan pergi ke apartemennya" tanya Ronjun sambil membuka kaca helmnya yang semula tertutup itu.

"Aku sudah mengatakan padanya dari jauh-jauh hari namun kau tahu bukan jika Hyungku itu pelit sekali"

Jeno memutar tubuhnya menghadap Donghyuk yang duduk diatas motor yang terparkir tepat dibelakangnya "Kalau begitu, Chonlo saja yang membelinya" tunjuknya pada Chonlo yang saat ini sedang sibuk dengan ponselnya, mungkin lelaki itu tidak mau menjadi sasaran kemaran Donghyuk yang nampaknya masih kedal padanya itu.

Wajar saja Chonlo santai karena lelaki itu membonceng Songji sehingga ia bebas melakukan apapun termasuk bercandaannya yang membuat Donghyuk kesal tadi.

Atensi semua orang tertuju pada Chonlo membuat lelaki berkepala besar itu kebingungan karena sedari tadi ia tidak menyimak apa yang teman-temannya itu bahas jadi wajar saja jika dia kebingungan saat semua teman-temannya melihat kearahnya "Mwo? (Apa?)"

"Kau yang harus mentraktir kita beberapa cemilan" ujar Songji.

"Banyak makanan" ralat Jeno pada perkataan Songji yang surang tepat itu..

"Ah itu gampang kita segera jalan sana nanti berhent di supermarket dekat sini nanti aku yang akan membayar barang belanjaan kalian semua, tanpa terkecuali" ujar Chonlo sambil mengantongi ponsel miliknya.

Sifat Chonlo yang royal itu membuat teman-temannya nyaman berteman dengan lelaki berkulit putih pucat tersebut, mereka juga ,merasa bangga memiliki teman seperti Chonlo karena lelaki itu memang tidak pernah mempermasalahkan tentang uang miliknya yang habis banyak untuk teman-temannya.

Karena Chonlo memang berasal dari keluarga kaya dan kekayaannya tidak akan hilang tujuh turunan, meskipun Chonlo sendiri tidak tahu dia berada di keturunan ke berapa namun apa yang dimiliki oleh kedua orang tuanya bisa menjawab pertanyaannya, jika Chonlo masih berada di garis tujuh keturunan nenek moyangnya.

"Sebaiknya kita segera melanjutkan perjalanan kita sebelum hari menjelang malam kalau kita terus-terusan mengobrol disini" usul Minjae yang mulai menyalakan mesin motornya.

Ke-enam lelaki tampan yang mengendarai 5 motor itu mulai menjalankan motornya masing-masing dipimpin oleh Donghyuk yang tahu jalan menuju aprtement milik kakaknya.

Kenapa hanya ada Donghyuk, Jeno, Ronjun, Minjae, Chonlo dan Songji? Kemana Minhyun? Apa lelaki itu tidak ikut?

Bukankah ketujuh lelali itu sudah sepakat untuk menginap di apartement milik kakak lelaki Donghyuk namun kenapa Minhyun tidak ada bersama mereka?

Tenang saja, Minhyun ikut dengan teman-temannya untuk menginap dirumah kakak Donghyuk namun lelaki itu meminta ijin pada teman-temannya terkhusus pada Donghyuk untuk pergi kerumahnya, Minhyun sengaja tidak membawa baju dari Geochang untuk ia bawa ke Seoul karena lelaki itu akan mengambil beberapa baju dirumahnya yang berada di Seoul.

Minhyun mengambil beberapa baju untuk ia gunakan selama menginap diapartement kakak Donghyuk nanti.

Jarak rumah Minhyun di Seoul dengan apartement milik kakak Donghyuk memang terbilang tidak terlalu jauh, sehingga Minhyun memutuskan untuk menuju ke rumahnya lebih dulu sebelum menyusul teman-temannya yang lain.

Tidak butuh waktu lama untuk ke-enam lelaki itu sampai di apartement mewah milik kakak Donghyuk.

"Wah ini benar-benar apartement milik kakakmu?" tanya Jeno pada Donghyuk sambil memandangi betapa mewahnya apartement milik kakak dari temannya itu.

Donghyuk membenarkan tali tas punggungnya yang sedikit melorot lalu menjawab "Iya, tentu saja"

"Chamkan..." Songji yang notabenenya adalah member termuda di DREAM, menghentikan langkah teman-teman yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri itu.

"Kenapa?" tanya Chonlo sewot karena Songji berdiri begitu saja didepannya membuatnya mau tidak mau harus berhenti menyusuri betapa mewahnya apartement yang sekarang ia injak ini.

Chonlo memang salah satu diantara keenam lelaki itu yang mudah marah dan terkesan selalu sewot pada teman-temannya.

Jadi wajar saja jika disenggol sedikit Chonlo akan sewot hihi.

"Aku takut kita salah masuk apartement, Hyung. Sebaiknya kau menghubungi Youngdo Hyung terlebih dulu dan meminta dia untuk mengirim alamat apartementnya dengan benar, agar kita tidak salah datang diapartement milik orang, Hyung" ujar Songji pada Donghyuk.

"Benar juga, Donghyuk-a. Kau harus menelpon Youngdo Hyung untuk memastikannya" Imbuh Ronjun yang berdiri dibelakang Chonlo.

"Dulu saat aku datang bersama dengan ayah dan ibuku, aku diberi alamat yang sama dengan alamat yang dituliskan oleh Youngdo hyung dan aku juga datang ke apartement ini, aku yakin sekali jadi aku tidak mungkin salah"

Songji menepuk pundak lelaki yang lebih tua 2 tahun darinya itu "Sebaiknya kau telpon Youngdo hyung lagi agar kita tidak salah alamat, hyung. Aku tahu kau orangnya pelupa sekali jadi bisa saja kau lupa bagaimana penampakan apartement milik Youngdo hyung dari terakhir kali kau datang kesana"

Perkataan Songji disetujui oleh semua teman-temannya karena Donnghyuk memang tipe orang yang pelupa maka dari itu Songji khawatir jika mereka sampai salah masuk apartement, mau ditaruh dimana wajah mereka yang tampan-tampan itu.

Ditatapnya kelima teman-temannya itu secara bergantian lalu Donghyuk menaruh tas punggungnya pada lantai lebih tepatnya menyandarkannya disamping kaki kanannya dan merogoh ponsel miliknya disaku celana.

"Okey-Okey aku akan menunjukkan pesan dari Youngdo hyung yang mengirimi alamat apartementnya padaku tadi malam" ujarnya sambil mengotak-atik ponsel perwarna hitam itu.

Dihela napasnya panjang, karena Donghyuk harus sabar menghadapi kelima temannya itu yang seakan tidak pernah percaya dengan apa yang ia katakan dengan alasan Donghyuk adalah orang yang pelupa.

"Kenapa kalian itu tidak percaya sekali padaku, aku tidak mungkin lupa dengan apartement milik kakaku sendiri, baiklah aku akan menunjukkan ke kalian jika aku tidak mengada-ada karena apartement ini adalah apartement dimana tempat Youngdo hyung tinggal" gumam Donghyuk sendirian membuat kelima lelaki yang berdiri tidak jauh dari Donghyuk saling bertukar pandang.

avataravatar
Next chapter