13 Curiga

"Eomma, Jeoneun mwohaeyadwaeyo? (Ibu, apa yang harus aku lakukan?)"

"Apa hidung kamu masih terasa sakit karena hukuman tadi, sayang?"

Gakyoung menggelengkan kepalanya dan tersenyum "Tidak, Eomma"

"Syukurlah"

Gadis cantik itu berjalan mendekati sang ibu "Jadi apa yang bisa Gakyoung bantu?"

"Tolong bawa beberapa keripik itu dan letakkan dimeja depan televisi, dan segera panggil Oppamu untuk turun kita mengobrol sambil menonton televisi-"

"Oppa cepatlah turun!" teriak Gakyoung membuat ibunya tersentak kaget.

"Awhhhh" pekik Gakyoung ketika ibunya mencubit pipi tembamnya.

"Kamu itu anak gadis Eomma yang sangat cantik, jangan suka berteriak seperti itu. Bagaimana jika tidak ada lelaki yang mendekatimu karena takut denganmu, sayang"

Gakyoung mengedikkan bahunya lalu memasukkan buah stroberi yang sudah dipotong-potong oleh ibunya itu kedalam mulutnya "Aku tidak ingin ada lelaki lain yang mendekati aku Eomma karena aku sudah punya Youngdo Oppa"

Seojin memegang kedua pundak anak gadisnya yang berdiri membelakanginya itu "Aigo, rupanya anak gadis Eomma ini sudah baikan dengan kekasihnya ya, pantas saja wajahmu berseri-seri berbeda saat tadi pulang sekolah" goda Seojin pada Gakyoung.

"Memangnya aku dan Youngdo Oppa sedang bertengkar?" ujar Gakyoung lalu menggelengkan kepalanya "Tidak Eomma"

"Lalu wajah yang ditekuk saat pulang sekolah tadi apa, kau bilang Youngdo telah membohongimu. Apa itu hanya kesalahpahaman saja seperti apa yang Eomma katakan tadi"

Gakyoung melirik wajah sang ibu yang berada tepat di sisi kanan wajahnya lewat ekor matanya "Aku bahkan belum menanyakannya padanya apakah dia berbohong atau tidak tapi aku mencoba berpikir positif mungkin gadis itu adalah teman kuliahnya"

Seojin mengulas senyumnya lalu mengusap kepala anak gadisnya "Ehmm memang sudah seharusnya kau berpikir positif tentang Youngdo, percaya pada Eomma jika Youngdo itu setia dia tidak mungkin berani bermain dibelakangmu"

"Ah sudahlah, jangan membahas tentangnya"

Seojin tersenyum maklum "Yasudah kalau begitu bawa snak beserta buah yang sudah Eomma potong-potong itu ke ruang tengah, Eomma akan menyusul sebentar lagi"

Tanpa menjawab perkataan ibunya, Gakyoung membawa semua cemilan itu ke ruang tengah seperti apa yang diperintahkan oleh ibunya "Dokyoung-a cepat turun!" teriaknya sambil melirik kearah dapur takut ibunya mendengar, bukankah dia tadi berteriak wajar saja jika ibunya mendengar.

Seojin hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar teriakan anak gadisnya.

Sesampainya di ruang tengah Gakyoung dibuat terperangah saat melihat kakak lelakinya yang sudah duduk manis didepan televisi sambil memainkan ponselnya "Dokyoung-a, kenapa kau tadi tidak menjawab saat aku menyuruhmu turun"

"Mck, aku malas mengeluarkan suaraku"

Gakyoung langsung mencebikkan bibirnya "Yak! Kau lihat aku bawa apa ini" ucap ucapnya agar Dokyoung menoleh kearahnya karena lelaki itu duduk membelakanginya tanpa menoleh sedikitpun membuat Gakyoung kesal.

Lelaki yang katanya memiliki postur tubuh yang  enak dipeluk itu akhirnya menoleh kebelakang dimana sang adik sedang berdiri disana "Mataku masih sehat untuk bisa melihatmu sedang berdiri sambil membawa banyak makanan" jawabnya acuh.

Gakyoung menatap kakak lelakinya sinis lalu memasukkan buah stroberi itu kedalam mulutnya dan mengambil tempat duduk disamping Dokyoung.

"Hwahh Eomma memang yang terbaik" ujar Dokyoung sambil mencomot potongan buah melon kesukaannya.

"Eomma eodieseo? (Ibu ada dimana?)"

Gadis cantik itu menunjuk kearah dapur menggunakan dagunya "Ternyata acara talkshow ini tidak tayang secara langsung ya" ungkapnya ketika melihat wajah sang ibu memenuhi layar televisinya.

"Memangnya jika acara ini tayang secara langsung lalu siapa yang ada didapur sekarang"

Mendengar itu Gakyoung langsung mencebikkan bibirnya lagi "Mck, maka dari itu aku mengatakan bahwa acara ini tidak tayang secara langsung"

Lelaki itu mengedikkan bahunya "Bagaimana dengan Youngdo, apa dia sudah menghubungimu hari ini?"

Gakyoung menoleh "Kenapa hari ini kau menanyakan dia terus? Aku tidak akan membiarkanmu menjelek-jelekkan dia terus menerus apalagi didepan Appa dan Eomma"

"Ya aku hanya ingin mengetahui saja, apa aku salah. Sebagai calon kakak ipar yang baik aku harus mengetahui seluk beluk calon adik iparku" ujarnya tanpa menoleh kearah adiknya.

Didalam hatinya, Dokyoung menyesali perkataannya yang mengatakan bahwa Youngdo akan menjadi calon adik iparnya "Tuhan, janganlah kau dengar do'aku tadi. Aku tidak ingin memiliki adik ipar macam Youngdo, si tukang selingkuh"

Gadis cantik itu menganggukkan kepalanya sekali "Akhirnya kau mau merestui hubunganku dengan Youngdo Oppa setelah sekian lama, terima kasih Dokyoung-a"

Lelaki itu hanya tersenyum tipis "Bagaimana Youngdo, apa dia sudah menghubungimu?" tanyanya lagi.

"Eumm tadi pagi dia mengirimi aku pesan lalu sampai sekarang dia belum membalas pesanku, entah apa yang dia lakukan disana" jawab Gakyoung seadanya sambil menyantap buah stroberi yang ia tusuk menggunakan garpu itu.

" Dia dirumah keluarganya bukan tapi kenapa terdengar sibuk sekali"

Gakyoung hanya bisa mengedikkan bahunya tidak tahu.

"Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu tentang Youngdo padamu, tapi aku tidak mau membuatmu bersedih setelah mendengarnya"

Ditolehnya lagi sang kakak yang duduk disebelahnya itu "Apa yang ingin kau katakan, kau tahu sesuatu tentangnya. Jujur saja aku sedikit curiga dengan kepergiannya ke Geochang"

"Apa yang membuatmu curiga"

"Sebelum aku mengatakannya padamu, sebaiknya kau katakan padaku apa yang kau ketahui tentang Youngdo Oppa"

Kakak beradik itu saling menatap satu sama lain sebelum suara sang ibu menginterupsi keduanya.

"Setelah mendapat hukuman dari Eomma, apa kalian akan bertengkar lagi?"

"Tidak Eomma" sahut Gakyoung sambil membantu Eommanya meletakkan beberapa piring berisi kue itu pada meja yang ada depannya.

"Lagipula untuk apa kita bertengkar Eomma, iya kan Gakyoung-a. Kita ini saudara jadi tidak boleh bertengkar terus" imbuh Dokyoung sambil merangkul pundak adik perempuannya dan itu berhasil membuat Gakyoung muak mendengarnya.

Seojin mengambil potongan buah pisang itu dengan garpu lalu memasukkannya kedalam mulut "Ternyata acaranya sudah tayang ya, Eomma kira acaranya akan tayang minggu depan" ujarnya sambil duduk diantara kedua anaknya.

"Memangnya kapan Eomma syuting acara itu?" tanya Dokyoung.

"Eomma syuting acara itu tadi siang maka dari itu, Eomma bisa pulang lebih awal hari ini"

"Apa Eomma tidak syuting drama hari ini?"

Wanita cantik berambut pendek itu menggelengkan kepalanya "Tidak. Hari ini Eomma diijinkan untuk tidak syuting drama karena Eomma syuting acara talkshow itu" tunjuknya pada televisi didepannya.

"Ah begitu" lelaki berumur 20 tahun itu menganggukkan kepalanya paham.

"Chamkan (Tunggu sebentar)..."

Pergerakan Dokyoung dan Gakyoung yang tengah sibuk makan cemilan malam itu berhenti ketika mendengar suara sang ibu lalu menoleh secara bersamaan "Ada apa Eomma?" tanya keduanya.

"Eomma ingin bertanya padamu, Dokyoung-a" dihela napasnya pelan sebelum melanjutkan perkataannya "Apa masa traineemu itu masih lama?"

Gakyoung menghela napasnya lega karena ibunya tidak berniat ingin bertanya padanya.

Alis tebal Dokyoung terangkat keatas "Kenapa Eomma bertanya seperti itu, Eomma tidak berniat menyuruh aku untuk berhenti menjadi trainee di MS Entertainment bukan?"

avataravatar
Next chapter