11 Ayah Sooho

Setelah dari tempat kerja Minhyun dan membeli sabun cuci muka di supermarket, Donghyuk langsung pulang kerumahnya dengan menenteng cup berisi kopi hangat untuk sang ayah.

Donghyuk tahu jika ayah tampannya itu belum tidur karena sedang menonton tim bola favoritnya yang sedang bertanding malam ini maka dari itu, ia sengaja membeli beberapa cemilan dan minuman untuk menemaninya menonton bola bersama sang ayah.

Sungguh anak yang pengertian bukan Lee Donghyuk ini?

"Aku pulang" ujar Donghyuk saat dirinya selesai melepas sepatu dan menggantinya dengan sendal rumahan lalu masuk kedalam rumahnya dan langsung menuju ke ruang tengah dimana sang ayah tengah menonton tv disana.

"Oh, wasseoyo (Kau sudah pulang?)"

Pria tampan yang sudah memiliki dua anak itu menghampiri anak bungsunya yang baru saja datang dari luar "Kau membeli apa?" tanya Sooho ketika melihat Donghyuk menenteng beberapa kantong plastik ditangannya.

"Keopi sasseoyo (Aku membeli kopi)" jawab Donghyuk lalu memberikan cup berisi kopi hangat itu untuk sang ayah.

Sooho menerima cup kopi itu dari tangan anak bungsunya "Kopi ini untuk Appa?" tanyanya.

Donghyuk yang tengah sibuk menaruh belanjaannya di meja depan TV itu pun terhenti.

Lelaki yang memiliki kulit berwarna tan itu mendongak  melihat sang ayah yang juga tengah menatap kearahnya "Anieyo (Tidak), aku menyuruh Appa untuk membawakannya sebentar saja karena aku sedang menaruh barang belanjaan dimeja tidak mungkin aku membawanya karena tanganku hanya ada dua" ujarnya.

Suho hanya bisa melongo mendengar perkataan anak bungsunya itu "Donghyuk-a"

Mendengar nada bicara sang ayah yang terdengar kesal itu lalu tawa Donghyuk pun pecah "Hahaha, Donghyuk hanya bercanda, Appa. Kopi itu Donghyuk belikan untuk Appa, aku sudah membeli minumanku sendiri" Donghyuk memperlihatkan botol minuman rasa buah itu pada ayahnya.

Sooho tersenyum lalu menyedot kopi yang dibelikan oleh anak bungsunya itu dan kembali duduk disofa yang sebelumnya sudah ia duduki.

Donghyuk melirik kamar kedua orang tuanya "Apa Eomma sudah tidur?" tanyanya setengah berbisik.

"Ehmmm... Eommamu bilang dia merasa tidak enak badan setelah pulang bekerja tadi jadi Appa menyuruh Eommamu untuk segera beristirahat"

"Apa aku boleh melihat Eomma sebentar"

Sooho menggelengkan kepalanya dan menepuk sofa disebelahnya "Sebaiknya kau temani Appa menonton bola saja disini, jangan mengganggu Eommamu yang sedang beristirahat"

"Bukankah nanti kita juga akan berisik saat menonton bola, Appa? Sama saja kita akan mengganggu Eomma"

Sooho mengabaikan pertanyaan Donghyuk lalu memberi isyarat agar anak lelakinya itu cepat duduk bersamanya.

Mau tidak mau Donghyuk harus menuruti perkataan sang ayah untuk menemaninya menonton bola.

Dilepasnya jaket kulit berwarna hitam yang sedari tadi menempel pada tubuhnya itu lalu membuangnya dibahu sofa yang akan ia duduki  "Auhh, diluar dingin sekali"

Sooho meraih remote control untuk mengatur suhu diruangan itu menjadi sedikit lebih hangat "Bahkan diluar sedang tidak hujan tapi kenapa udaranya dingin sekali" ujarnya sambil melirik kearah luar jendela.

"Entahlah, tapi diluar dingin sekali" Donghyuk melirik celana yang dipakai oleh ayahnya lalu terkekeh "Dan ayah memakai celana pendek"

Pria tampan itu lagi-lagi mengabaikan perkataan anak bungsunya yang menurutnya sedikit cerewet itu "Ayah sudah menyalakan mesin penghangat ruangan jadi tidak dingin" jawabnya asal.

Donghyuk hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mengeluarkan ponsel dari dalam kantung celananya.

"Bukankah tadi kau bilang ingin membeli sabun cuci muka-"

"Aku menaruhnya dimeja itu beserta beberapa cemilan jika Appa tidak percaya" potong Donghyuk sambil menunjuk meja didepannya dengan dagu.

Ayah Donghyuk itu langsung membuka kantong plastik yang penuh dengan cemilan itu lalu mengambil snak yang ingin ia makan.

"Appa mendengar dari Eomma, minggu depan kau akan pergi ke Seoul untuk menjenguk Youngdo"

Donghyuk menganggukkan kepalanya "Maja (Benar), aku ingin bertemu dengan Youngdo hyung karena dia sudah lama sekali tidak pulang kerumah"

"Bukankah kau senang jika hyungmu itu tidak ada dirumah kau bisa bebas pergi kemanapun tanpa ada yang mengomeli dirimu?"

"Jika masih ada Eomma itu akan sama saja tidak ada bedanya"

TAK!

"... Akh! Kenapa ayah tega sekali padaku,  aku bahkan sudah membelikan Appa kopi dan beberapa camilan untuk menemani Appa menonton bola lalu-mmpphh" Mulut Donghyuk sudah di bungkam dengan snak yang tengah dimakan oleh ayahnya itu "Appa!" pekiknya.

"Kau cerewet sekali"

"Lalu kenapa ayah memukul kepalaku tadi"

"Karena perkataanmu itu Appa jadi memukulmu"

Donghyuk langsung mendelik tidak suka "Memangnya apa yang salah dari perkataanku,  ada dan tidaknya Youngdo hyung aku akan tetap di omeli oleh Eomma"

"Ya itu karena kau bawel dan nakal" ucap Sooho tidak mau kalah dengan Donghyuk.

"Wajar saja jika dia jarang pulang, hyungmu itu pasti sibuk kuliah dan sibuk bekerja di sana tidak seperti dirimu" Sooho menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa yang ia duduki sambil melirik anak bungsunya.

Donghyuk sudah menaikkan dagunya guna memerintah ayahnya untuk mengatakannya lagi "Coba Appa katakan lagi, aku apa?"

Sooho terkekeh lalu menggelengkan kepalanya "Appa rindu sekali dengan Seoul, rasanya Appa ingin kembali ke masa lalu dimana Appa masih dihormati oleh banyak orang disana"

Donghyuk menghela napasnya lalu menundukkan kepalanya "Appa menyesal bahwa status Eomma dan Appa sudah terungkap pada publik? Karena setelah hubungan kalian diketahui oleh publik Appa menjadi susah mendapat pekerjaan dan berakhir kita yang tinggal disini"

Mendengar itu Sooho langsung menegakkan badannya lagi lalu menggeleng "Anieyo. Donghyuk-a, bukan seperti itu maksud Appa"

Ditolehnya sang ayah "Eumm Donghyuk mengerti" ujarnya sambil memasukkan camilan kedalam mulutnya dan mengunyahnya sampai habis.

"Echan-a"

Donghyuk menoleh ketika sang ayah memanggil nama kecilnya selama ia tinggal di Seoul dulu "Kenapa Appa memanggilku dengan nama itu lagi?"

Suho mengabaikan pertanyaan anak bungsunya, ia memilih untuk mengelus kepala Donghyuk "Appa hanya rindu memanggilmu dengan nama itu" pria itu tersenyum "Kau terlihat menggemaskan jika dipanggil dengan nama itu" Suho menghela napasnya "Maafkan Appa, karena Appa yang sudah membuat hidup kalian menderita seperti ini. Seharusnya Appa bisa membahagiakan kalian namun Appa justru membawa kalian pada kesulitan" ujarnya.

"Appa tidak perlu berkata seperti itu, yang terpenting bagi Donghyuk adalah dengan Appa yang ada disini dan selalu ada untuk kita. Itu sudah lebih dari cukup, Appa"

Sooho tersenyum mendengar perkataan anak bungsunya, ia beruntung memiliki anak seperti Donghyuk yang tidak pernah mengeluh dengan keadaan keluarganya.

Beda sekali dengan Youngdo, anak sulungnya itu lebih memilih untuk pergi ke Seoul dan melanjutkan pendidikkannya disana meninggalkan keluarganya.

Namun Sohoo tidak menanggapinya dengan pusing tujuh keliling, ia hanya bisa mendukung apa saja yang dilakukan oleh anak sulungnya itu asal Youngdo tidak melupakan keluarganya maka Sooho akan membiarkannya.

Mengetahui anak sulungnya yang selalu menelpon dan menanyakan keadaan keluarganya disini itu sudah lebih dari cukup bagi Sooho.

Mau bagaimanapun Youngdo tetap anaknya dan Sooho juga memiliki berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan Youngdo  selama tinggal di Seoul meskipun anak sulungnya itu tidak lagi tinggal bersamanya.

avataravatar
Next chapter