webnovel

Who Dis?

Gadis dengan mata panda itu terbangun pukul lima subuh, seperti biasa dia akan bangun dan mengambil air wudhu. Ini adalah hari sekian dia selesai magang, sudah diberitahukan kapan harus mengumpulkan tugas namun dia abaikan, sibuk dengan dunianya sendiri.

Selesai sholat, gadis itu yang mari kita panggil dengan Intan, termenung sendiri dikamarnya, hal yang paling mengerikan adalah waktu malam. Tubuh ingin tidur tapi pikiran mengawang, memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat saja terjadi. Memilih bangkit dan membantu Ibunya memasak. Sampai dapur, gadis dengan tinggi 158,5 cm itu hanya berdiri diam disamping ibunya yang tengah memotong sayur kangkung.

"Sudah bangun? Nanti mau bawa bekal?" Tanya sang Ibu.

"Aku diet." Yah sudah berapa kali kata itu terdengar oleh sang Ibu.

"Halah diet apa, paling juga enggak jadi." Perkataan Ibunya membuat Intan lesu, memang benar diet yang ia ucapkan hanya sekedar kata tapi tidak dikerjakan. Tapi hari ini dia akan benar-benar diet.

"Bodomat ya." Katanya yang kemudian mencuci piring kotor bekas kemarin. Selesai mencuci piring, Intan bergegas masuk kekamarnya lagi dan membuat jadwal apa yang harus ini dia lakukan. Hari ini dia akan ke tempat gym,

"Pokoknya aku pengen jadi cosplayers, biarin aja pesek, yang penting make up nya bagus." Gumam Intan.

"Ntan!" Panggil ayahnya.

"Iya Pa!" Jawabnya segera menghampiri.

"Nih ketupat sama gorengan, buat sarapan, mau berangkat kerja kan?" Kata sang Ayah. Intan meringis, dia mana bisa nolak yang namanya gorengan. Diterimalah ketupat dan gorengan itu, akan Intan makan setelah mandi.

Intan pun mandi, dan segera berpakaian. Menggunakan kaos dan celana training, dia menerima job pendamping di tempat fitnes Cece Lisa yang biasa ia kunjungi. Meski kadang ia risih karena banyaknya lelaki dengan otot-otot yang besar. Intan juga ingin sixpack tapi gelambir perutnya benar-benar tidak ingin meninggalkannya.

"Kali ini aku bisa sixpack kok!" Semangatnya pada diri sendiri. Telfonnya berdering, Vita sahabatnya menelfonnya.

"Hallo." Jawabnya.

"Dimana?" Tanya Vita.

"Mau ke tempat gym kan mulai part time nya." Kata Intan.

"Begitu? Sampai bertemu disana." Kata Vita.

"Yap" jawab Intan.

Intan bersiap meraih tasnya yang berisi beberapa baju disana. Berpamitan, Intan membawa kendaraan sendiri, belum makhir banget karena dia baru bisa bawa satu bulan terakhir.

"Hati-hati," ucap sang ibu. Intan mengangguk dan berangkat ke gym.

Sampai disana ternyata masih sangat sepi, maklum jam kerja pasti banyak orang yang masuk sekolah dan kantor. Namun fokus Intan ada pada lelaki tampan, tinggi, putih dengan tubuh pahatan sempurna tengah bermain angkat beban disana. Rambutnya yang panjang ala bad boy, menutupi matanya dan meninggalkan rahang tegas yang bebas Intan tatap. Seperti tahu tengah ditatap, pemuda itu menoleh dan menatap tajam kearah Intan,

Deg

Jantung Intan berpacu, salah tingkah karena langsung menatap netra tajam setajam mata elang. Intan mengalihkan pandangannya dan menuju ke spacenya. Beruntung Cece Lisa ada disana.

"Eh Intan, pagi sekali." Candanya.

"Cece jauh lebih pagi datangnya." Jawab Intan dengan senyum manisnya.

"Cece aku pengen kurus tahu." Kata Intan dengan manja.

"Kamu tuh gemoy, enggak gendut." Kata Cece yang mencubit pipi Intan.

"Intan?" Panggil Cece Lisa.

"Kau tahu pemuda disana?" Tanya Cece Lisa yang menunjuk pemuda tadi yang menangkap basah Intan yang tengah menatapnya. Intan menggeleng karena memang dia tidak tahu.

"Dia baru datang kemarin, dan ini gari kedua dia kesini, lihat tubuh penuh pahatan itu, bukankah terlihat errr-"

"Cece ingat sudah punya suami dan anak." Peringat Intan pada Cece.

"Ish untukmu saja, bukankah dia tipenu sekali?" Tanya Cece Lisa.

"Intan kembali menatap pemuda itu, memang benar pemuda itu tipenya, tapi apa Intan tipe pemuda itu, kan mungkin saja iya, mungkin saja tidak.

"Ah ada pemula disana ,temani sana." Pinta Cece pada Intan. Intan segera menghampiri gadis itu,

"Hei?" Sapa Intan.

"Hai, oh saya mencari pendamping karena ini adalah pertama kalinya saya kemari." Ucap gadis itu.

"Ah saya pendamping, kau bisa panggil saya Intan, siapa namamu?" Tanya Intan.

"Oh saya Ira," jawabnya dengan senyuman yang manis, Ira lebih gemuk dari Intan. Intan menyuruh Ira untuk berganti pakaian.

"Hallo gendut," sapaan itu membuat Intan berbalik.

"Ish Kak Putera, aku enggak gendut, aku gemoy." Kata Intan.

"Ya ya ya, buatin milk shake dua, dibawa keruang tunggu ya." Suruh Putera padanya. Putera dulunya adalah Kakak kelasnya semasa SMK, dia disini juga jadi coach karena tubuhnya yang bagus, dia juga jadi model busana.

"Aku baru sampai udah disuruh-suruh aja." Sewot Intan.

"Eh Ira, aku buat milk shake dulu ya, kamu tunggu sebentar." Ucap Intan pada Ira yang selesai ganti baju. Ira memberikan gestur oke.

"Lebih baik kamu sambil pemanasan juga ya." Pinta Intan, dan sekali lagi Ira mengangguk.

Intan bergegas membuat milk shake di pantry depan.

Selesai membuatnya Intan menuju ruang tunggu samping kanan yang biasanya ditempati coach, disana karena harus membuka pintu dulu Intan tidak tahu jika didepannya sudah ada pemuda tadi. Mendongak karena yang ia tatap adalah sebuah dada bidang yang polos. Betapa terkejutnya dia, pemuda tadi ada dihadapannya. Menggigit bibir bawahnya,

"Kau mencoba menggodaku dengan ekspresi seperti itu?" Tanyanya dengan berkacak pinggang. Terdengar kekehan, Intan dan pemuda itu reflek menoleh bersama ke asal suara. Kak Putera terkekeh melihat kami.

"Kau ingin memegang nampan itu terus?" Tanya Putera pada Intan. Intan yang sadar buru-buru menaruhnya diatas meja. Pemuda itu juga duduk diseberang Kak Putera.

"Mau kemana?" Tanya Putera pada Intan.

"Ada yang harus saya dampingi Kak." Ucap Intan.

"Tidak mau kenalan dengannya?" Tunjuk Putera menggunakan dagunya pada pemuda itu, yang tengah menyesap milk shake nya. Intan menggeleng dan pamit untuk permisi.

"Imut." Kata pemuda itu.

"Mantannya galak." Kata Putera.

"Bos Lo kan?" Tanya pemuda itu. Putera mengangguk sambil menyesap milk shake nya.

"Rival gue," jawab pemuda itu santai.

Intan mendekati Ira yang katanya selesai dengan pemanasannya. Intan menyuruh Ira agar lari ditempat dulu menggunakan alat gym. Intan juga menggunakannya, mendampingi sekalian diri sendiri juga ngegym, Mayan kan enggak bayar, hehe. Satu jam menemani Ira, akhirnya Ira selesai dan berbincang sedikit dengan Intan.

Kembali, Intan berpapasan dengan pemuda itu diparkiran, tadinya Intan ingin membuang sampah didepan, namun ia malah melihat pemuda itu memakai helm yang terlihat begitu tampan, dan pergi dengan motor sportnya. Tak sadar Intan menatap pemuda itu hingga tidak terlihat lagi diarea tempat gym. Intan juga tidak sadar jika Putera Anderson sudah ada disampingnya, mendekatkan bibirnya di telinga Intan, dengan berbisik,

"Relvin Yeonandra Movghata, namanya."

Next chapter