5 Bab 5 - Long Night

Peringatan 18+++

"Tuan..." Valery sudah kehabisan oksigen dia tidak bisa menahan lagi, dia berusaha mendorongnya tapi pada Akhirnya Valery hanya bisa mengikutinya.

tanpa Valery sadari sebuah tangan menerobos masuk kedalam gaunnya dan membuat Valery terkejut dia menggunakan semua kekuatannya dan mendorong Tuan itu.

"Tuan.. !!!" Jeon Sean seperti sudah dibutakan dengan nafsunya sehingga dia tidak mendengar apapun yang Valery katakan.

sekarang mereka berdua sudah sama-sama telah melepaskan pakaian mereka, tidak ada satu benang pun ditubuh mereka.

"Tuan... Sakit... " Valery menjerit dan menangis secara bersama ini adalah pertama kalinya untuk Valery, dia harus menerima semua ini tanpa adanya persiapan, tubuhnya terasa seperti terbelah dan rasa sakit yang luar biasa.

"Apa sesakit itu? Jangan bilang kamu...." Segera Sean memeriksa dan dia merasa bersalah.

"bukankah.... aku sudah.... mengatakan tadi ... ini pertama kalinya untukku Tuan.. " dengan susah payah Valery menjawab, dia hanya bisa mencengkram seprai itu dengan tangannya sebagai pelampiasan rasa sakit

"aku tidak bisa berhenti Valery" tanpa merasa bersalah Sean malah melanjutkan kegiatan, dia memulai dengan tempo yang sangat pelan.

"Akh...." satu desahan lolos dari mulut Valery, desahan itu membuat Sean semakin berani untuk terus mengerakkan pinggangnya dengan menambahkan gerakkannya

"Tuan... Akh... Aku... Ingin.. Keluar" sesuatu yang aneh didalam tubuh Valery seperti ingin keluar. Cengkraman pada seprai semakin kuat.

"Valery..." dengan suara yang begitu berat Sean mempercepat temponya, sedang terus mencium bibir Valery dengan kasar sampai bibir Valery mulai bengkak, dia meninggalkan banyak tanda diseluruh tubuh Valery yang mungkin akan menjadi membiru keesokan harinya.

Tanpa Valery sadari juga, tangannya kini sudah berada dileher Sean, dia juga menjambak rambut Sean tanpa dia sadari.

Sean menjatuhkan tubuhnya disamping Valery, setelah pelepasan yang dia lakukan.

Valery membalik tubuhnya dia membelakangi Sean dan mulai menangis,

Valery tidak pernah berfikir akan melakukannya itu sebelum menikah, tapi demi Sona, dia rela melakukannya yang terpenting Sona bisa segera melakukan operasi.

tapi ketika Valery ingin tidur sebuah tangan menyelusup ketubuhnya dan Valery merasa seseorang memeluknya dari belakang .

"bagaimana kalau kita menikah" Sean mengatakan itu ketika dia memeluk tubuh Valery dari belakang.

"Tapi Tuan aku tidak ingin memiliki ikatan denganmu aku hanya butuh uangmu"

"jika kamu pergi dariku Valery jangan harap Adikmu bisa sembuh!!! "

"tapi alasan apa yang membuat tuan tidak ingin aku pergi?" Valery sangat bingung

"aku hanya ingin menikahimu " setelah mengatakan itu Sean langsung menutup matanya dia sudah terlalu lelah. Setiap ucapan yang keluar dari mulut Sean, seperti tanpa disadarinya padahal seharusnya dia memikirkan perasaan kekasih, tanpa merasa bersalah Sean dengan mudahnya tidur dengan seorang wanita yang bahkan baru dia kenal beberapa jam yang lalu.

"..." Valery terlalu terkejut, banyak sekali pertanyaan yang dia ingin tanyakan tapi meihat Tuan Jeon itu sudah tertidur dia memutuskan untuk tidur juga

Keesokkan harinya...

Matahari sudah menunjukan dirinya , tapi sepertinya kedua yang berada diranjang itu tidak terusik dengannya, keduanya masih bersembunyi dibalik selimut, sampai Alarm berdering dan membangunkan Ryui Valery ,

"kenapa masih sangat sakit" saat Valery ingin mematikan Alarm itu pinggang sangat sakit dan membuatnya sulit untuk bergerak .

"Apa masih sakit?" mendengar teriakkan Valery membuat Sean terbangun.

"tidak.. aku..hanya.." Valery sangat gugup sampai dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

"itu wajar karna kemarin adalah pertama kalinya untukmu itu akan membuatmu sulit berjalan dan bergerak, jadi hari ini biarkan dirimu istirahat aku yang akan kerumah sakit untuk mengurus semua urusan Adikmu dirumah sakit" setelah kejadian itu Sean memutuskan untuk menjadi baik dan lembut.

Saat mereka sedang memandang satu sama lain, suara ponsel berdering membuat Valery mengalihkan pandangnya dan Valery mengambil ponselnya melihat tulisan panggilan dari Mei.

Mei : "Valery kamu berada dimana? Aku menelponmu dari tadi!!"

Valery : "ada apa Mei?"

Mei : "Valery kumohon jangan membenci dirimu sendiri, Sona saat malam hari dia sudah melewati massa kritisnya, dia juga sudah sadar dan ketika pagi hari.. Sona sudah tidak ada"

Valery : "Sona"

ponsel itu jatuh dari genggaman Valery,

"tidak Sona!!!!!" Valery menjerit dan dia berusaha bangun dari ranjang dan ingin segera pergi tapi tubuhnya sangat lemah dan membuatnya terjatuh dilantai .

"Valery ada apa? tubuhnya masih sangat lemah" Sean segera membantunya berdiri dan menduduknya ditepi ranjang,

"katakan apa yang terjadi dengan adikmu?" sean bertanya.

"Tuan!! Sona tidak mungkin meninggalkan akukan?" Valery mulai menangis dan menarik tangan Sean,

Sean awalnya terkejut dengan nama yang disebut oleh Valery 'Sona' tapi dia menepisnya dan menganggapnya itu mungkin Sona yang berbeda.

"Valery tenanglah, jika itu sudah menjadi takdirnya kita tidak bisa berbuat apa-apa" Sean memeluk Valery dan memcoba membuatnya untuk tidak sedih dengan mengosokan tangannya dipunggung Valery.

Dia dan Valery bergegas menuju rumah sakit, saat mereka ingin berangkat Sean menerima panggilan dari Zhen asistennya,

"Valaery tunggu didalam mobilku dulu, aku harus menerima telpon dulu " Kata Sean menutup pintu mobilnya setelah Valery masuk.

Zhen: " Tuan anda menerima kiriman dari kekasih anda katanya penting "

Sean : " bisakah kamu menghantarkannya kerumahku nanti atau letakkan saja dimeja kantorku, aku punya urusan yang lebih penting " setelah mengucapkan semua Sean mematikan telponnya secara sepihak.

Sean langsung kembali kedalam mobil dia, melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit .

avataravatar
Next chapter