4 Bab 4 - one night

peringatan 18++

Selama perjalanan hanya ada kecanggungan dan keheningan antara mereka berdua, Valery hanya bisa berdoa bahwa semuanya akan baik-baik saja.

dan Sampailah mereka di sebuah kawasan apartemen yang sangat bagus hanya orang-orang yang kaya yang bisa tinggal disana, Valery hanya mengikutinya Tuan itu dari belakang, dia tidak bisa melarikan diri sekarang dia.

berhenti didepan kamar dengan nomor 309 , ini adalah nomor apartemen Tuan Jeon itu, dengan langkah ragu-ragu dia melangkah masuk kedalam apartemennya.

"inilah adalah apartemen milikku" Jeon Sean menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Valery, mendapat tatapan itu Valery juga berhenti berjalan,

"Gadis Kecil, kamu sangat penurut" dengan senyum iblisnya Sean melangkah maju mendekati Valery, melihat Tuan itu melangkah maju Valery pun melangkah mundur sampai tidak tersadar tubuhnya berbentur dengan gagang pintu, Sean mengunci pergerakannya menaruh kedua tangannya.

"anda yang membawaku kesini" Valery sangat takut jarak ini terlalu dekat dia tidak bisa bernafas dengan baik, Valery menundukan kepalanya dia tidak berani menatapnya.

"benarkah? Awalnya aku hanya ingin mengodamu, tapi tidak ada penolakan darimu.. jadi aku pikir kamu setuju" Sean menundukan kepalanya untuk melihat gadis ini tapi dia hanya melihat rambutnya yang menutupi wajahnya, dengan kesal dia menarik dagu Valery.

"gadis kecil apa yang sebenarnya terjadi hingga kamu menjual dirimu" ketika Jeon Sean melihat kedua matanya dia seperti dihipnotis oleh tatapan gadis itu, sangat membuatnya penasaran kenapa di usianya yang masih muda dia menjual dirinya..

Hingga Jeon Sean melupakan fakta bahwa kenyataanya dia masih memiliki seseorang kekasih yang sekarang sedang terbaring dirumah sakit tanpa diad ketahui.

"aku tidak bisa menjelaskannya Tuan, aku tidak ingin seseorang mengetahui masalahku begitu dietal, yang jelas aku sangat membutuhkannya dan aku harus mendapatkannya malam ini juga"

Valery tidak mau membuat orang terlibat dengannya, Entah kenapa jawabannya membuat Seorang Jeon Sean sangat tidak puas, dengan dingin dia menatapnya.

Meletakkan tangannya dipinggangnya dan menariknya agar Valery lebih dekat dengannya. Sean tersenyum iblis didepannya. Memiringkan kepalanya dia cium Valery.

Itu hanya ciuman ringan tanpa ada lumatan dan gigitan, Sean hanya ingin mengecap bibir itu, tapi entah kenapa rasanya sangat manis, disela ciumannya Sean tersenyum dia mengerti bahwa gadis ini belum pernah berciuman sangat terasa jelas dia bahkan gugup saat bibir itu bersentuhan. Sean mengangkat kepalanya dan menatap Valery

"apa itu ciuman pertamamu?" ucap Sean sambil memegang bibir Valeey

"Tuan.. aku ingin pulang aku tidak ingin melakukannya, aku akan yang mencari cara lain, aku sangat takut ini adalah pertama kalinya untukku" Valery sangat terkejut sangat Sean menciumnya.

"silakan jika kamu bisa keluar, aku akan melepaskanmu" pelukan itu dia lepaskan oleh Sean.

Dia tidak akan melepaskan Valery karena pintu sudah terkunci secara otomatis, Valery membalik badan mencoba membuka pintu itu tapi ternyata tidak bisa seperti dia sudah terjebak sekarang.

"Tuan dimana kunci untuk membuka pintu itu?" tanya Valery

"ada didalam kamarku" Sean berisik tepat di telinga Valery

Sean tidak bisa berhenti tersenyum iblis, dia bersumpah jika 'Valery masuk kedalam kamarku, kamu tidak akan dikasih kesempatan untuk pergi dari kehidupanku Valery'

"dimana kamar anda Tuan?" Sean saat terkejut dengan jawabanya ini semakin membuat Sean benar-benar ingin menariknya dan melemparnya keranjangnya.

"itu ada disana didekat ranjang ada raci, kunci itu ada di atas laci itu" dia menujukan kamarnya pada Valery,

Tanpa mengunggu lama dia melangkah masuk kekamar Sean, dengan senang hati Sean mengikuti dari belakang dan saat berjalan mengikutinya Seanpun membuka jasnya.

saat sampai didalam kamar Valery langsung mencarinya dan Sean terus mengikuti dibelakang sampai kedalam kamar, saat Sean sampai dikamar dia tidak lupa mengunci pintu kamar, Melangkah mendekati Valery, secara perlahan dia membuka kancing kemejanya satu persatu,

"Tuan!! apa kamu sedang menjebakku?" saat Valery mendengar suara pintu dia sudah mulai curiga tapi sepertinya dia telat menyadarinya, saat sangat membalik badan Valery, dia melihat tubuh Sean yang hampir telanjang dada didepannya dengan jari telunjuknya menyentuh bibirnya sendiri. dan Seanpun berkata

"gadis kecil, kamu sangat nakal! Mana mungkin aku menaruh kunci disini, kamu sudah masuk kedalam kamarku maka jangan harap bisa keluar!!" suara itu terdengar sangat berat dan membuat jantung Valery berdebar dengan cepat, pada Akhirnya Valery hanya bisa menyerah pada akhirnya dia harus menyerahkan tubuhnya pada lelaki itu,

Sean menariknya untuk mendekat dengan tubuhnya yang telanjang dada itu, " Valery berapa usiamu? Kenapa ingin kamu menjual tubuhmu?" Sean menatapnya penuh dengan tanda tanya, kenapa dia jadi tertarik dengan Valery.

"...." Valery hanya diam dia tidak ingin menjawabnya, dia hanya menatap pria yang sedang memeluknya, dia terlihat sangat dewasa dan juga tampan bahkan tubuhnya juga sangat bagus,

"terpesona denganku" suara Sean sangat lembut

"kamu tidak menjawab pertanyaanku gadis kecil" Sean melangkah maju membuat tubuh Valery menabrak sisi ranjang dan membuat tubuh Valery jauh keranjang melihat kesempatan ini tidak, Sean tidak ingin menyia-siakan dengan santai dia naik ketubuh Valery.

"Tuan aku akan mengatakannya semuanya, tapi tolong setelah itu lepaskan aku!" Valery sudah saat gugup dan gemetaran.. tanpa Valery sengaja dia meletakkan kedua tangannya di dada Sean,

"bukankah aku sudah bilang kalau kamu sudah masuk dalam kamarku, kamu tidak akan pernah diizinkan untuk pergi. sekarang aku menginginkanmu" Sean berbicara tepat ditelinga Valery dan itu membuatnya sangat bingung hingga memutuskan untuk mengalihkan pandanganya.

"Valery jika kamu tidak menjawab pertanyaanku lagi, aku akan melakukannya dengan sangat kasar hingga membuatmu tidak berjalan besok!! lihatlah aku dan bicaralah" Sean menarik dagunya agar dia bisa melihat dengan jelas wajah Valery yang mulai memerah,

"Tuan aku hanya seorang kakak yang tidak punya harapan dan pilihan lain ketika melihat Adik yang sangat dicintai terbaring lemah dirumah sakit, untuk mencari uang sebanyak 10 juta won bukanlah hal yang mudah, dan hanya dengan menjual diriku aku bisa mendapatkannya dengan mudah, usiaku 19 tahun dan aku tidak bersekolah sejak 2 tahun yang lalu" Air mata Air hampir mengalir, betapa malangnya dia harus seperti ini, dia tidak punya pilihan lain, adiknya lebih penting dari pada harga dirinya,

dengan ragu-ragu Valery menyentuh wajah Sean lalu turun menyentuh lehernya hingga dadanya, dan menatap Sean dengan tatapan yang begitu aneh namun mempesona.

"..." melihat tindakannya, Tiba-tiba pikiran Sean dipenuhi oleh pikiran nakalnya, entahlah melihat gadis yang berada dibawahnya sangat mengoda membuatnya sangat ingin melakukan sesuatu.

Meletakan tangannya di wajah Valery turun menyentuh bibirnya dia berkata "aku bisa memberimu uang bahkan lebih jika kamu bisa memuaskanku" sejak kapan dia terobsesi dengan seorang yang lebih muda darinya.

"Tuan....." ucapan itu terpotong karna Sean sudah lebih dulu menciumnya, kali ini bukan hanya ciuman ringan tapi ciuman yang kasar dan penuh dengan lumatan dan gigitan.

Entah kenapa Sean sangat tidak bisa mengendalikan nafsunya saat gadis ini berusaha menggodanya .

avataravatar
Next chapter