3 Bab 3 - decision

Saat ini Ryui Valery dan Park Mei sedang berganti pakaian untuk mengantarkan minum keruang VIP yaitu ruangan khusus untuk tamu istimewa di klub malam tempat mereka bekerja. klub ini cukup terkenal dikalangan kelas atas.

" Valery kamu terlihat sangat cantik menggunakan gaun itu, kamu terlihat anggun dan juga mempesona aku yakin mereka pasti akan menyukaimu" ucap Mei yang kagum melihat Valery sangat cocok dengan gaun.

"Mei aku sangat tidak menyukai gaun ini terlalu pendek dan terbuka! aku malu, Mei apakah keputusanku adalah yang terbaik untuk Sona? walaupun pada akhirnya aku mengunakan cara kotor!"

"Valery jika kamu masih ragu untuk melakukannya, aku tidak pernah akan memaksamu, semua keputusan ada padamu," park Mei mencoba memberikan Valery untuk berfikir kembali.

"Baiklah aku sudah mengambil keputusan untuk melakukan ini, Mei terima kasih karena selalu membantuku dalam hal apapun, suatu hari aku akan membalas semua kebaikanmu" ucap Valery yang menunjukan senyum manisnya pada sahabatnya

"Valery kita ini sahabat, itu sudah menjadi kewajibanku untuk membantu sahabatku, semoga kamu berhasil dan Sona bisa cepat sembuh, sudah jangan menangis nanti make up mu bisa berantakkan, ayo kita antar minuman ini sekarang" guman Mei yang mulai mendorong Valery keluar.

"hm" Valery hanya mengangguk dan mereka berjalan keluar dan menuju keruangan VIP itu

"permisi tuan kami ingin mengantarkan minum wine ini ke Tuan Jeon Sean dan Choi Liu" tanpa menunggu pintu sudah terbuka memperlihatkan dua lelaki tampan yang sedang mengobrol didalam, Valery sangat gugup saat dia memasuki ruangan itu mencoba bersembunyi dibelakang Mei.

"Sayangku Mei malam ini kamu sangat cantik" Tuan Choi Liu sangat dekat dengan Mei, dan setiap kali dia kesini dia selalu menyuruh Mei yang mengantarkan wine.

"Tuan anda terlalu memuji, ini wine yang biasa anda pesan" Mei sangat malu jika dia sudah bertemu dengan Liu.

"siapa gadis yang kamu bawa" tiba-tiba Jeon Sean sangat tertarik dengan gadis yang bersembunyi dibelakang Mei,

"Aku hampir lupa, Dia sahabatku Namanya Valery, ayo Valery tunjukan wajahmu kepada tamu kita"

Dengan ragu-ragu Valery berjalan kesamping Mei, mengangkat kepalanya dan menatap tamu itu.

"namaku adalah Valery aku sahabat Mei, senang bertemu dengan Tuan Jeon Sean dan Tuan Choi Liu"

"Sean bukankah dia sangat cantik!!, lihatlah dia!!" Tuan Choi Liu mencoba mengoda Jeon Sean.

"..."

Sean hanya diam, dia mencoba mengamatinya dari kepala hingga kakinya seperti gadis ini yang pernah bertemu dengannya dihalte bus itu, Menerima tatapan dari Sean membuat Valery takut dan dia mencoba menundukkan kepalanya agar menghindari tatapannya.

"Tuan Valery, ini sedang membutuhkan uang untuk biaya operasi adiknya...."

"Mei aku mohon jangan" Valery sangat malu jika semua orang lain tahu masalahnya

"Mei seperti kita harus pergi aku merasa tidak nyaman" tiba-tiba Tuan Liu bangun dari tempat duduknya dan menarik Mei keluar dari ruangan itu, meninggalkan Valery dan Sean berdua saja disana.

"Valery aku hanya bisa membantumu sampai disini sisanya kamu yang lakukan sendiri" Mei berbicara saat sebelum dia pergi.

"Mei tolong jangan tinggalkan aku, aku tidak tahu..." pintu itu sudah tertutup dan Valery hanya semakin takut dan bingung.

"apakah kamu sedang mencari uang untuk Adikmu " Sean bertanya kepada Valery tatapannya hanya tertuju pada Valery sejak dia memasuki ruangannya, dia bangkit dari tempat duduknya dan berdiri tepat didepan Valery.

"tidak.... Tuan anda salah dengar maaf pekerjaan saya sudah selesai, saya harus kembali" rasanya Valery sangat gugup dan membuatnya ingin keluar dari ruangan ini,

Tapi tanpa diduga Valery, Tuan itu melangkah mendekati Valery dan menundukkan badan untuk menatap Valery dari dekat, kegugupan mulai terlihat diwajah.

Tapi Valery berusaha melangkah mundur dan membuat Sean menarik tangannya dan membalik tubuh Valery memeluknya dari belakang, Tindakan yang begitu cepat membuat Valery sangat gugup bercampur takut .

"Tuan apa yang kamu lakukan? tolong lepaskan aku! " dia berusaha melepaskan genggamannya dari pria ini .

"kenapa kamu harus takut? kamu datang kesini karena membutuhkan uang darikukan?semua wanita sama saja, melakukan hal kotor untuk mendapatkan uang!" Sean sangat muak jika seseorang datang kepadanya hanya menginginkan uangnya apalagi seorang gadis, dia sudah sangat hafal.

"...." harga diri Valery sangat terluka, berani sekali lelaki ini membandingkan dirinya dengan wanita murah diluar sana, tapi kenyataannya dia juga akan menjadi seperti itu, menjadi wanita yanv mungkin akan menjadi wanita pemuas nafsu lelaki. tapi Valery hanya ingin melukan itu pada satu pria, dia tidak mau jika harus seperti sahabatnya ataupun wanita lainnya di klub malam ini.

"berapa harga untuk satu malam?" dengan segaja Sean mencium leher, gadis ini terlalu gugup dan tegang sebegitu takutnya

"Tuan..bisakah anda menghentikan itu, ini sangat tidak nyaman bagiku" dia sangat panik dengan semua tindakan Tuan itu, semua ini terasa baru untuk Valery

"benarkah? Apa ini juga tidak nyaman" dia mencium daun telinga Valery. Sean terus saja mengoda Valery, dia pulang jika dirinya sudah mempunya seseorang kekasih yang mungkin sedang mengandung anaknya.

"Tuan..tidak jangan lakukan itu" jantungnya sudah mulai berdebar dengan sangat kencang, tapi kenapa Valery tubuhnya seakan-akan tidak bisa menolak sentuhannya.

"ikutlah denganku, keapartemenku disana lebih baik" dengan cepat Jeon Sean mengangkat tubuh itu dengan kedua tangannya.

"Tidak! Tuan tolong turunkan aku... aku tidak mau pergi kemanapun" kekhawatiranValery semakin meningkat, apa yang aku harus lakukan, 'apakah semua ini akan baik-baik saja jika dia mengikuti semua ini, mungkinkah malam ini dia akan memberikam harga dirinya?'

Jeon Sean membawa Valery keluar dari klub malam itu, dia membawanya sampai kedalam mobilnya dan menaruhnya dikursi depan disamping kursi pengemudi.

Valery hanya diam tanpa berkata apapun dia sudah menguatkan diri untuk menerima semua resikonya. kedua tangan Valery saling bertautan, keringat dingin mulai keluar dari dahi ataupun tangannya, dia terus berdoa pada tuhan dia untuk memaafkan semua kesalahan yang akan dia lakukan, dia juga sangat menyesal pada keputusan yang lebih memilih jalan kotor untuk menyelamatkan seseorang, bagaimana nanti jika Sona bertanya darimana semua uang yang dia dapat? bagaimana Valery harus menjawab harus berbohong atau jujur? Valery bahkan tidak berfikir jika masa depan akan hancur karena keputusannya sendiri.

'Sona, aku harap hidupmu tidak pernah seperti kakakmu ini, semoga kamu bisa cepat sembuh dan kita bisa kembali menjalan kehidupan ini' ucap Valery dalam hatinya, Valery berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlihat gugup didepan Tuan Jeon yang kini sedang mengemudi menuju apartemennya, yang akan menjadi tempat dimana Valery kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya

avataravatar
Next chapter