17 Bab 17 - Fake Love?

"akhirnya selesai juga" ucap Valery, yang merasa puas karna sudah menyelesaikan semua tugasnya.

"aku ingin membuatkan Sean Coffe, mungkin dia sekarang sedang mengerjakan pekerjaannya"

setelah membereskan semuanya Keyra membuatkan Coffe untuk Sean dan pergi keruang Kerja untuk memberikannya kepada Karan.

Membuka pintu kantornya, Valery melihat Sean masih mengerjakan pekerjaannya, banyak sekali tumpukan kertas di sana dan juga dia terlihat sangat sibuk mengetik sesuatu di laptop. Dan tak lupa dengan wajah yang begitu serius dalam bekerja.

"aku membuatmu Coffe, apa kamu membutuhkan bantuanku Karan?" tanya Valery, dia meletakan Coffe itu di meja Sean.

Sean sangat sibuk hingga tidak meyadari kehadiran Valery, dia mengangkat kepalanya dan menatap Valery.

"terima kasih Valery, sebenarnya aku membutuhkan sedikit bantuanmu, tapi.. " ucapan itu terpotong saat dengan antusiasnya Valery langsung menjawab.

"mana yang harus aku kerjakan?" tanya Valery.

"bisakah kamu mengecek dokumen ini, di setiap halaman bisakah kamu pastikan, apa ada tanda tangan aku" ucap Sean yang memberikan sebuah dokumen cukup banyak pada Valery.

"hanya itu saja" tanya Valery lagi.

"Ya, hanya itu" ucap Sean yang tatapan masih tertuju pada layar laptop, tangan masih sibuk mengetik sesuatu di sana.

Keduanya sibuk dengan urusannya masing-masing hingga waktu sudah menunggukan pukul sebelas malam, Valery yang sudah mulai mengantuk, tapi melihat dokumen masih ada dia menahan semua rasa kantuknya.

Tapi seperti Valery tidak bisa menahannya lagi dan akhirnya di tertidur di atas tumpukan dokumen di sofa.

Sean terlalu serius hingga saat dia melihat kearah lain, namun ketika dia melihat ke arah Valery yang sudah tertidur, dia meninggalkan pekerjaannya sebentar, kemudian dia berjalan mendekati Valery yang tertidur di sofa.

Menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya, Sean dapat melihat wajah Valery yang terlihat kurang terawat sangat pucat dan juga sedikit kurus.

Mengendong Valery menuju kamar, meletakkan Valery di ranjang dengan sangat hati-hati setelah itu dia menyelimutinya, sebelum pergi Sean duduk di tepi rancang sambil memegang tangan Valery, dia berkata.

"Valery maafkan aku, aku tidak pernah tahu bahwa kamu kakaknya Sona, aku sudah merenggut keperawananmu dan juga adikmu, pantaskan aku untuk di maafkan? aku yang salah Valery, aku seharusnya jujur lebih awal denganmu, tolong jangan pergi dariku! beri aku waktu untuk bisa mencintaimu Valery, untuk saat ini aku ingin mencoba melupakan Sona terlebih dahulu lalu mulai mencintaimu, maafkan aku juga selama ini memberikanmu kasih sayang yang palsu dan juga cinta palsu tapi suatu hari aku akan benar-benar akan mencintaimu dengan tulus jadi aku harap kamu tetap di sini bersamaku" ucapan Karan itu hanya mengudara tapi tidak bisa di dengar oleh Valery.

Setelah mengatakan itu Sean melepaskan genggaman itu, lalu mematikan lampu tidur dan pergi meninggalkan Valery, yang sudah tertidur lelap dan melangkah ke ruang Kerjannya untuk menyelesaikan semua pekerjaannya.

*******

Dua minggu telah berlalu, hubungan Valery dan Sean semakin jauh, kedua tidak pernah bertemu lagi padahal mereka berada di satu atap yang sama.

Valery merasa Sean mulai menjauh darinya, setiap harinya dia selalu kembali pada malam hari di saat Valery sudah tertidur dan pergi pagi sekali saat Valery belum membuka matanya, semua ini membuat Valery semakin takut untuk menikah denganya.

Sudah seminggu juga hubungan Valery dengan Karan semakin dekat, entah apa membuat Valery nyaman dekat dengan pemuda itu, setiap harinya mereka selalu pergi bersama untuk menghabiskan waktu bersama, mereka juga terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang pergi berbulan madu, sangat bahagia jika sedang bersama.

Padahal Karan sudah tahu bahwa Valery sudah memiliki tunangan dan akan segera menikah, tapi Valery yang selalu menghubunginya membuat Karan melupakan status Valery yang sudah milik orang lain.

Hari ini sama seperti hari biasanya, Valery akan terbangun dengan suasana yang sepi, kali ini saat dia melihat ke samping dia melihat sebuah surat, mendudukkan tubuhnya dia mengambil surat itu.

[Valery]

Maaf jika aku terlalu sibuk untuk membagi waktuku, hingga kita jarang bertemu, aku sangat ingin menghabiskan satu hari penuh bersamamu, mengelilingi kota paris ini, aku juga ingin membuat kenangan yang indah bersamamu di sini sebelum kita kembali, tapi ternyata itu tidaklah mudah untukku, aku tahu kamu jenuh dengan semua ini, aku juga tidak mau menjanjikan hal yang tidak bisa aku lakukan, jadi tolong tetap menungguku sampai aku menyelesaikan pekerjaanku di sini.

Aku mencintaimu.

[Sean]

Setelah membaca surat itu Valery semakin tidak mengerti semuanya.

'kenapa dia tidak sedih ataupun bahagia, dia bahkan tidak memperdulikannya' Valery merasa ini hanyalah alasan saja agar Valery mengerti bahwa dia bukanlah Prioritasnya Sean.

Valery melangkah meninggalkan ranjang dan pergi ke kamar mandi, setelah selesai dengan urusannya di sana Valery keluar dari kamar mandi dan segera mencari ponselnya, seperti biasa dia akan menghubungi Karan

Karan: "Hallo, Nona Valery ini masih sangat pagi dan kamu sudah merindukanku!?"

Valery: "Karan hari ini aku ingin pergi ke apartemenmu"

Karan : "...."

Karan terdiam sejak dan terkejut.

Valery: "Karan!!!"

Karan: "kapan kamu akan di sini, aku perlu merapikan apartemenku dulu"

Valery: "aku akan kesana pukul 4 sore"

Karan: "baiklah sampai berjumpa lagi"

Setelah menghubungi Karan, Valery memutuskan untuk sarapan.

avataravatar
Next chapter