14 bab 14 - make friends

rencana awal memang mereka ingin kembali kehotel, tapi tiba-tiba Sean bersih keras untuk mengajak Valery pergi kesuatu tempat, dia terus menolak untuk kembali, sebelum Valery melihat tempat itu.

Valery semakin bingung dengan semua ini, apa hubungan Sona dan Sean di masa lalu? Kenapa Sean seolah-olah menganggap dirinya adalah Sona. dia juga bersikap sangat aneh, Valery tidak pernah merasa ada cinta dimata Sean untuk Valery, cintai seperti untuk orang lain.

jika Valery sedang menatap mata Sean hanya ada kesedihan dan juga duka yang begitu mendalam, seakan-akan yang Valery tatap adalah seseorang yang telah kehilangan kekasihnya.

dan lagi Valery harus mengalah untuk mengikuti keinginanan Sean, Setelah pergi ke taman, Jeon Sean mengajak Ryui Valery ke tempat yang ada sebuah danau dan di sekitarnya ada sebuah taman bunga dengan beragam jenis tamanan disana terlihat sangat indah dan jangan lupa di tepi danau ada sebuah pohon besar disana.

"tempat ini sangat indah" ada rasa kagum di Valery, dia sangat menyukai tempat seperti ini sangat sunyi dan tenang. tempat yang baik untuk melepaskan penat dan juga beban hidup.

"tempat ini adalah tempat yang sering aku bermain waktu masih kecil, aku dan kedua orang tua pernah kesini beberapa kali jika mereka sedang pekerjaan di paris, Valery aku ingin mengatakan sesuatu padamu "

Sean memegang tangan Valery dan ngajaknya untuk duduk di bawa pohon besar di tepi danau.

Setelah itu dia mengeluarkan sebuah kotak cincin yang berada disaku celananya, kota cincin itu sudah dia beli sejak lama tapi belum sempat dia berikan karena Sean masih mencari waktu yang tepat dan juga keyakinan pada hatinya.

"Valery aku sudah memutuskan untuk memilihmu sebagai tujuan terakhir dalam hidupku, aku ingin memberikanmu hubungan yang pasti, aku ingin menikahimu. Will you Merry Me Valery?"

Sean membuka kotak cincin itu dan Valery sangat terkejut dia harus bagaimana menerimanya atau menolaknya.

"Valery apakah kamu bersedia menikah denganku?" Sekali lagi Jeon Sean bertanya kepada Ryui Valery. dengan posisi duduk yang menghadap ke arah Valery.

Valery sangat bingung dan juga ragu, semua ini terasa begitu cepat untuknya, dia bahkan masih memikirkan apa hubungan Sean dan Sona? tapi dia juga tidak ingin membuat hati Sean kecewa jika dia menolaknya.

"Ya.. Aku.. Bersedia.. Sean " Valery menjawabnya dengan sedikit gugup. pada akhirnya Valery tidak berdaya untuk menolak Sean, Valery hanya berhadap kehidupan pernikahannya nanti berjalan dengan baik, dia juga berharap seiring berjalannya waktu cinta itu akan tumbuh secara alami.

Sean tersenyum mendengar jawaban yang Valery ucapkan ada sedikit rasa syukur didalam hati, lalu dia mengambil tangan Valery dan masukkan cincin di jari manis Valery, itu terlihat sangat cocok ditangannya.

"Terima kasaih Valery, saat kita kembali ke korea nanti aku akan segera menikahimu" dia memberikan satu kecupan ringan di bibir Valery, lalu memeluk Valery dengan sangat erat tapi sedikitpun tidak ada raut bahagia di wajah Valery.

Semua yang Sean siapkan untuk sangat romantis dan juga sederhana, Valery dulu pernah berharap ingin dilamar seperti ini, tapi kenapa bukannya bahagia memiliki orang yang mencintainya. Valery malah merasa sesuatu yang aneh akan menjadi sesuatu yang akan menghancurkan hatinya secara perlahan.

'apakah mungkin Valery akan tidak bahagia dalam menjalankan hubungan suami istri nanti atau Valery akan mencintai orang lain?'

setelah beberapa menit menikmati indahnya suasana disana, "Ayo kita pulang" ucap Sean yang melepaskan pelukannya pada tubuh Valery yang dia peluk dari belakang.

"Ya, aku sudah lapar" Valery memilih untuk bangkit terlebih dahulu. lalu dia mengulurkan tangannya untuk mengajak Sean bangun dari posisinya.

dengan senang hati Sean menerima uluram tangannya, dan mengandeng tangan Valery sambil berjalan menuju mobil untuk segera kembali pulang.

butuh waktu sekitar empat puluh lima menit untuk bisa sampai kehotel.

Sesampainya di hotel Valery dengan duduk disofa sambil terus menatap cincin yang ada di jari manisnya dan berfikir apa keputusan yang dia ambil akan menjadi yang terbaik atau sebaliknya akan menjadi suatu penyesalan dalam kehidupannya.

**********

Hari berjalan begitu cepat hingga tidak terasa sudah satu minggu berlalu dia tinggal diparis.

Hari ini Valery memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sendirian, dia sudah sangat bosan sendirian dihotel.

Selama di perjalanan, dia bertemu dengan pemuda itu lagi, setelah beberapa minggu tidak bertemu dengannya.

"Nona Valery!!" Jeon Karan melambaikan tangannya ke arah Valery dan dia menunjukan senyum manis pada Valery.

"kenapa harus bertemu dengannya lagi, menyebalkan!!" Valery berusaha untuk berpura-pura tidak melihatnya dan terus berjalan melewati Karan.

"Nona kamu mengabaikanku??" Karan langsung memblokir jalan Valery, Dengan cara merentangkan kedua tangannya sebagai penghalang untuk Valery melangkah lagi.

"....." Valery tidak merespon, dia terlalu sibuk menundukan pandangan, hampir tidak dia sadari jika dia akan menabrak Karan, jika dia tidak menhentikan langkahnya pada saat itu juga mungkin tubuhnya sudah berada di dalam pelukan Karan.

"Nona Valery kamu mengabaikanku?" ucap Karan yang mengulangi perkataannya tadi.

"tidak bisakah kamu tidak mengangguku!, aku hanya sedang ingin sendirian saja dan tentu saja tidak ingin di ganggu oleh orang lain apalagi kau!" ucap Valery yang sangat kesal.

Dari arah belakang Valery, sebuah sepeda melaju dengan kecepatan tinggi, sepeda itu seperti tidak bisa mengerem dan membuat sang pengendara kehilangan kendali dalam mengendarai sepedanya.

si pengendara sepeda berteriak kepada mereka (Valery dan Karan) yang menghalangi jalannya

"Hei! Kalian berdua minggirlah!! sepeda ini tidak bisa mengerem"

Melihat itu dengan cepat Karan menarik tubuh Valery ke dalam pelukannya dan kemudian membalik tubuh mereka agar terhindar dari sepeda itu.

Valery yang sangat terkejut dengan cepat dia mengangkat kepala, awalnya dia ingin memarahi Karan tapi saat kedua mata mereka bertemu, kemarahan dalam diri Valery menghilang. mata itu seperti menghipnotis Valery membuatnya tenggelam dalam tatapan itu.

"apa kamu baik-baik saja? Kamu boleh marah padaku tapi jika aku tidak melakukannya kamu akan terluka Nona Valery" ucap Karan, dia masih memeluk tubuh Valery. padahal sang pengendara sudah pergi melewati mereka.

"Nona Valery!!" panggil Karan melambaikan tanganya dihadapan Valery.

"Ah..... Ya, terima kasih sudah menyelamatkanku" Valery sangat malu ketika tanpa sadar dia menatap Karan begitu lama.

"tidak masalah, aku hanya meminta Coffe sebagai balasannya"

"baiklah aku akan mentraktirmu Coffe, tapi bisa lepaskan pelukan ini banyak orang yang melihat kita dari tadi"

"i'am sorry" Karan langsung melepasnya pelukannya, dia tidak sadar jika dia masih memeluk Valery.

setelah itu Karan dan Valery memutuskan untuk mencari Cafe, Valery sesaat terdiam, dia merenungkan sesuatu.

'Valery apa kau menyukai pria ini? kenapa aku sangat menikmati pelukan hangatnya, dia bahkan secara terang-terangan menatap Karan! Valery ingat kau sudah mempunyai tunangan!'

avataravatar
Next chapter