11 Bab 11 - foreigners

"Tuan ini pesanan anda, selamat menikmati" ucap salah aatu pelayan yang mengantarkan pesanan mereka setelah sepuluh menit menunggu. dengan sangat hati-hati mereka menyajikan makan malam itu dengan baik. pelayan itu juga sangat hebat dalam menuangkan wine kedalam gelas.

"selamat menikmati makan malam Tuan dan Nona" pelayan itu menundukan badannya dan pergi meninggalkan Sean dan Valery.

"Akhirnya datang juga aku sudah sangat lapar, selamat makan" Valery memang sangat lapar, mengingat dari keberangkatan mereka sampai mereka sampai Valery belum memakan apapun. tanpa menunggu lama lagi, Valery langsung mencoba makanan yang tadi dia pesan.

Sean hanya bisa mengelengkan kepalanya melihat kelakuan Valery seperti anak usia 5 tahun yang sangat bahagia saat dibelikan es cream dan terlihat sangat lucu.

"Sean aku ingin ketoilet sebentar" setelah menyelesaikan makan malamnya Valery izin untuk ke toilet. Dia ingin merapikan pakaiannya.

Saat Valery sudah selesai dengan urusannya di toilet dan segera kembali ketempat dimana Sean berada, tapi saat dia sudah berada diluar dan akan melangkah kembali ada seseorang yang menarik tangannya dan mendorongnya ke dinding, lalu mengunci pergerakan dengan kedua tangannya besarnya.

"kenapa kota paris ini sangat sempit!, sekarang kita bertemu lagi Nona," Karan tersenyum kepada Valery.

Awalnya Valery ingin memarahi dan berteriak saat dia menarik tubuhnya tanpa keizinnya dan juga mendorongmu, tapi saat melihat wajahnya entah kenapa Valery menjadi terdiam

"apa kamu mengikutiku? Tuan bisakah kamu melepaskan aku! tidak baik jika dilihat orang lain!" ucap Valery yang mulai curiga pada pemuda itu dan bertanya.

"aku?? Aku tidak mengikutimu aku sedang makan malam dengan teman-temanku disini" pemuda itu terus tersenyum pada Valery, dia sangat tidak sopan!

"kalau gitu, lepaskan aku, aku harus pergi!!" Valery mulai kesal dengan sifat pemuda itu, Valery hanya memasang wajah cueknya pada pemuda itu.

"tidak semudah itu pergi Nona, katakan siapa namamu?" Jeon Karan sangat penasaran dengan wanita ini sejak pertama kali mereka bertemu di hotel.

"apa sangat penting mengetahui namaku?"

"kamu tidak ingin memberitahunya juga tidak masalah cepat atau lambat kita akan bertemu lagi, sayang" Karan sedikit menarik dagu Valery.

"Jangan harap! Jika kamu tidak mau melepas aku! aku akan berteriak!" Valery mulai tidak suka dengan sifat pemuda ini yang terlalu meremehkan orang.

"oke, baiklah aku akan melepaskanmu" setelah mengatakan itu Karan pergi meninggalkan Valery begitu saja untuk kedua kalinya.

Tapi sebelum benar-benar meninggalkannya dia berbalik dan berkata "Nona, aku sudah menaruh nomorku dikantung bajumu, jadi jangan lupa untuk menghubungiku" Karan berjalan begitu saja setelah mengatakan itu pada Valery tanpa menoleh kebelakang lagi. dia setiap langkahnya dia terus menunjukan senyuman menyebalkannya.

mendengar itu dengan cepat Valery langsung memeriksa kantung pakaiannya dan dia menemukan kertas berisi nomor telepon, dengan kesal Valery langsung membuangnya begitu saja dan berjalan menuju meja dimana Sean berada.

"Sean maaf lama, disana sangat ramai jadi aku harus mengantri dulu, Ayo kita pulang aku sudah mengantuk dan ingin segera beristirahat" tanpa menunggu lama lagi Valery langsung menarik tangan Sean untuk segera keluar dari restoran itu.

"oke baiklah, tunggu saja di luar aku harus membayar ini terlebih dulu" Sean berjalan menuju kasir dan membayarnya.

Valery dan Sean berjalan pulang menuju hotel, udara disana cukup dingin mengingat disana sedang musim salju,

beberapa menit mereka sudah sampai dihotel....

Saat sampai di kamar hotel Valery langsung kekamarnya untuk beristirahat dan sedangkan Sean masih harus menyelesaikan pekerjaannya yang masih banyak.

saat Valery sedang menidurkan tubuhnya di ranjang tidur tiba-tiba pikiran Valery dipenuh dengan pemuda yang bertemu dengannya tadi, baru bertemu dengannya dua kali sudah membuat jantung Valery berdebar kencang dan pikirannya menjadi kacau.

'kenapa aku harus memikirkan pria itu? dia sama sekali bukan tipemu Valery! dia pria brengsek yang mungkin suka mempermainkan perasaan wanita!'

Tak ingin terus memikirkannya lebih lanjut Valery memutuskan untuk tidur, sedangkan Sean masih sibuk dengan tumpukan kertas, sepertinya banyak sekali pekerjaan yang harus segera dia selesaikan, tanpa terasa waktu sudah menunjukan tengah malam.

Sean memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan dan pergi ke dapur untuk membuat kopi tapi saat dia melewati kamar Valery dan melihat pintu kamarnya masih sedikit terbuka.

Dia memutuskan untuk masuk kedalam untuk melihat kondisi di dalam apakah Valery sudah tertidur atau belum karna sepertinya lampu di dalam kamar masih menyala, saat dia melangkah masuk dia melihat Valery yang sudah tertidur tanpa mengunakan selimut.

Sean melangkah mendekati Valery, lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya Valery seperti dia keliatan sangat lelah.

sebelum pergi Sean tidak lupa untuk mengecup kening Valery, dan berkata. "Happy nice dream Valery" dan dia juga tak lupa untuk mematikan lampu kamar, menutup pintu dengan sangat hati-hati takut membuat sayang kekasih terbangun.

Sean melanjutkan langkahnya berjalan ke dapur untuk membuat kopi, sepertinya dia mungkin tidak akan tidur, Sean ingin menyelesaikan semua pekerjaannya agar ke esokkan harinya dia bisa mengajak Valery keluar walaupun hanya sekedar berjalan-jalan ataupun pergi ketaman.

"Han, bisakah kamu mengantikanku di rapat besok pagi, aku sedang menyelesaikan semua keperluan untuk besok pagi, dan besok pagi tolong jangan ganggu aku sepenting apapun itu masalah selesaikan segera! " Sean sedang menelpon Han asistennya

"Baiklah Tuan" dia menutup pembicaraan itu dan melanjukan pekerjaannya.

Didalam kamar Valery terbangun karna dia bermimpi buruk, saat dia melihat jam sudah menunjukan pukul tiga pagi, Valery baru menyadarj jika dia tidur sendirian dikamar.

"dimana dia? apa pekerjaannya belum selesai?" Valery mencari keberadaan Jeon Sean dan memutuskan untuk ke ruang belajar yang seharusnya menjadi kamar untuk dirinya tapi karena Sean sangat tidak terbiasa mengerjakan pekerjaannya didalam kamar jadi dia mengunakan kamar menjadi ruangan kantornya, sampai dia ruang kantornya dia melihat Sean yang tertidur.

"aku harus bagaimana? membangunkannya atau membiarkannya tidur dengan posisi itu?"

kini Valery sedang berada di samping Sean yang sedang tertidur pulang, dia tertidur diatas tumpukan kertas dan layar komputer yang masih menyala. "dia terlihat sangat tenang jika sedang tidur" tanpa sadar Valery mengagumi sosok Sean yang tertidur pulas.

"Apa pekerjaanmu begitu banyak hingga kamu harus tertidur disini" ucap Valery saat dia memberikan selimut di tubuh Sean, dan dengan sangat hati-hati Valery membuka sepatu yang masih dipakaian Sean.

"aku tidak tega untuk membangunkannya, baiklah beristirahatlah dengan baik" Valery tersenyum, setelah dia selesai memberikan selimut, dia mematikan komputer itu, merapikan kertas yang berjatuhan dilantai dan terakhir mematikan lampu kamar tidur.

setelah selesai, Valery mulai meninggalkan ruangan itu, dengan langkah yang pelan dia berjalan keluar ruangan.

"aku mencintaimu Sona ... " gumam Sean dalam tidurnya.

Valery menghentikan langkahnya, dia terkejut dengan ucapan yang keluar dari mulut Sean 'Sona'. seketika jantungnya berpacu dengan sangat kencang,

"Apa Sean adalah kekasih Sona?" pertanyaan itu terlihat didalam benak Valery sangat dia sudah menutup pintu.

avataravatar
Next chapter