webnovel

RISWAN PETRA

"Wil.. apakah tahi lalat dan bekas tindikan bisa di hilangkan??" Tanya Alexio penasaran. Namun sebenarnya dy sudah tau jawabannya.. hanya ingin tau sekali lagi untuk lebih meyakinkan diri

"Hmmm tahi lalat setau saya ada tuan.. klinik kecantikan sekarang memiliki laser yang aman menghilangkan tahi lalat. Kalau bekas tindikan... hmmmm mungkin saja juga bisa.. terkadang tindikan yang sudah lama bukan kah akan menutup sendiri tanpa perlu proses operasi?" jawab William apa adanya.

"Benar.. tapi.. bekas tindikan di bibir dan hidung walaupun sudah tertutup pasti tetap meninggalkan bekas.. mungkin kah dy melakukan plastic surgery? Tapi hanya untuk menutupi sebuah tindikan rela melakukan plastic surgery? Bukankah ini pilihan konyol? Selain beresiko, juga suatu pemborosan yang tidak perlu?. Gumam Alexio

Selesai bergumam, nalarnya pun kembali menatap Layar Cctv yang Memperlihatkan Odele yang jatuh pingsan. Reflex Alexio berteriak menyebut nama gadis itu. Namun ia hanya berdiri dan jarinya tampak menggenggam erat pegangan kursi yang sedang di duduki.

'Kenapa?? Kenapa hati ku masih terasa sakit saat melihat ia tak berdaya? Bahkan ketika aku tau dy sedang berpura-pura pun hati ku tetap ingin melindunginya? Ada apa dengan ku??? Bukan kah sejak 5 tahun lalu aku sudah membenci nya? Bahkan Sangat sangat membenci nya? Tapi kenapa? Kenapa? Ekspresi apa yang aku lakukan barusan?!! Sial!!' gerutu nya

"Bolehkah saya bertindak tuan?" Tanya asisten yang seketika memecah keheningan di dalam kepala Alexio. "Pergi lah!!!" Hanya 1 kalimat itu yang terucap dari bibir nya. ia tidak tau mengapa lagi-lagi ia kecewa dengan diri nya sendiri yang tak dapat mengendalikan hatinya. Padahal ia telah belajar membenci gadis itu sejak 5 tahun yang lalu.

William yang sudah mendapatkan tugas pun langsung berlari sekencang-kencangnya merogoh hp dari saku nya dan menghubungi dokter pribadi Alexio segera. Sesampainya ia di kamar itu, ia melihat nyonya mudanya tergeletak di lantai tak berdaya. Matanya sembab dengan wajah pucat pasi.

Willy pun mengangkat tubuh Odele ke atas kasur, membaringkannya pelan.. ia pun menghubungi kepala pelayan wanita untuk segera datang ke kamar tersebut. Tak lama kepala pelayan pun tiba.

Panggil saja buk YUNI. "Ya tuan.. anda memanggil saya?" Tanya buk YUNI

"Ya buk.. tolong gantikan baju nyonya muda, saya akan tunggu di luar." Perintah Willy

"Baik tuan.." ucap buk Yuni

Buk yuni pun langsung membuka pakaian yang dikenakan nyonya nya satu persatu. Terlihat sebuah sayatan panjang di sisi perut bagian kiri lurus hingga ke pinggul..

buk yuni benar-benar terkejut melihat pemandangan ini.

Pasalnya tubuh nyonya nya dulu sangat lah mulus hanya terdapat beberapa tindikan dan tato saja di beberapa bagian tubuh nya. Namun saat buk Yun melihat tubuh wanita ini.. ia seakan baru pertama kali melihat. Seakan feeling nya dapat merasakan jika wanita di depan nya ini bukan lah nyonya mudanya dulu. "Bagaimana bisa?" Hanya itu yang terucap dari bibir buk Yun..

Setelah 10 menit berkutat dengan tugasnya, buk yun pun keluar kamar menemui Williams, "tuan.. apa benar dy nyonya?"

"Kenapa buk? Apa kamu merasa dy bukan?" Tanya Willy balik

Buk Yun pun mengangguk.

"Katakan pada ku.. apa yang berbeda pada wanita ini?" Tanya Willy semakin serius karena ia merasakan firasat yang sama.

"Tuan.. wanita di dalam memiliki kulit putih yang lembut.. dan halus.. seperti ia tidak pernah terpapar sinar matahari.. layaknya gadis yang merawat kulitnya dengan sangat baik..

namun.. di sisi kiri perutnya terdapat sebuah sayatan yang cukup panjang.. dan juga di tengkuk leher belakang juga terdapat sayatan seperti bekas operasi...

Sedangkan nyonya yang dulu.. walau saya sudah tua, tapi saya masih sangat ingat setiap inci tubuh nyonya muda. Ia sangat suka di layani... bahkan saat mandi sekalipun ia tidak pernah canggung memperlihatkan tubuhnya… jadi… tubuh nyonya muda sudah saya hafal."

"Contohnya seperti tindikan dan tato yang ada di beberapa bagian tubuhnya," 'tidak mungkin kan aku menceritakan letak tato mawar di bawah payudaranya, tindikan di pusarnya, tato pita melingkar di pahanya dan salip terbalik di dadanya??? Yah.. cukup memberikan keterangan begitu saja aku rasa tuan Will sudah mengerti dengan maksudku.' Gumam buk Yun menimbang informasi yang seharusnya tidak ia sampaikan pada Will. "Oh iya, 1 lagi tuan.. kulit nyony la dulu sedikit gelap... walau memang kedua nyonya muda ini wajahnya sangat mirip.. tapi.. akh.. intinya.. seorang ibu yang merawat anak nya 24 jam tidak akan salah mengenal anak nya sendiri tuan.. tapi.. mungkin itu hanya fikiran saya saja.." ucap buk Yun takut salah berucap

"Baik mbok.. saya mengerti.." jawab Will yang sudah memahami secara garis besar dari perkaan buk Yun.. 'aku tentu akan mencari tau lebih jelas lagi tentang masalah ini..' tambahnya bergumam sendiri. Willy pun kemudian menyuruh buk Yun kembali ke kamarnya.

Tak lama setelah kepergian buk Yuni.. dokter yang di tunggu - tunggu pun tiba.

"Dimana pasien ku?" Ucap RISWAN PERTA. Ia pun memasuki kamar yang di tunjuk oleh Willy

Kemudian memeriksa denyut nadi Odele. Seketika ia menyadari ada yang tidak beres pada tubuh wanita ini. Dengan cepat ia pun merobek piyama polkadot yang Odele gunakan dengan tak sabaran. Willy terkesiap, "apa yang kau lakukan Ris!!!?" Triaknya

Mereka berdua benar-benar ternganga tak percaya, melihat pinggul Odele yang telah membiru dan bengkak. Ada gumpalan darah di sisi kiri pinggulnya. Riswan tak berbicara panjang lagi. Ia mengangkat tubuh Odele yang telah lemah dan tak bergerak.. ia berlari keluar dari kamar itu dengan cepat menuruni tangga. Kemudian ia pun berteriak pada Willy mengharapkan bantuan dari asisten itu

"cepat hidupkan mobilnya!! Wanita ini pendarahan!! Bagaimana bisa kalian baru menghubungi aku sekarang!!! Kalian memang kumpulan orang psikopat!!!" Ucap Riswan yang suara teriakannya memenuhi istana milik Alexio. Hingga membuat beberapa pelayan pun berhamburan keluar dari kamar mereka masing-masing.

"Kau mau bawa dy kemana?" Ucap seseorang dengan suara beratnya yang tiba-tiba muncul di belakang Riswan.

"Kau brengsek Lex.. istri mu sudah sekarat dan terluka parah seperti ini, tapi kau baru menghubungi aku sekarang?! Kau tidak takut dia akan mengalami komplikasi akibat pendarahan di dalam? Denyut nadinya telah melemah!! Kalau tak di bawa kerumah sakit segera, dia akan mati lex!! Dimana hati nurani mu sebagai seorang suami!!!"

"Hati? Hati ku udah mati!!! Lepaskan dy!!! Kau bisa pergi dari sini!!" Perintah Alexio dengan nada dinginnya

"Tidak!!! Kau gila Lex? Sebagai dokter, aku tak akan melanggar sumpah kedokteran ku!! Aku akan menyelamatkan pasien, apapun yang terjadi." Jawab Riswan langsung berlari keluar menuju mobilnya, menaruh Odele yang masih tak sadarkan diri di kursi belakang, dan berbalik mengitari mobilnya menduduki bangku pengemudi. Dengan tergesa-gesa melajukan mobil nya menuju rumah sakit besar yang tak jauh dari istana kebesaran milik Alexio.

"Tuan.. " ucap willy

"Biarkan saja!!" Ucap Alexio menjawab pertanyaan yang sudah ia ketahui mengarah kemana

Alexio kembali ke ruang kerjanya dan duduk di kursi kebesarannya menatap kembali ke layar Cctv yang kosong tak ada siapapun di sana.

Ia kembali memutar vidio yang menampilkan rekaman ketika Riswan merobek paksa baju yang di kenakan Odele. Ia marah benar-benar sangat marah. Ingin rasanya ia mematahkan tangan Riswan dan mencongkel matanya yang melihat tubuh istrinya yang pakaiannya telah di buka paksa oleh Riswan.. Bahkan willy juga ada disana. Dan asistennya itu Juga menatap pada bagian atas tubuh Odele yang hanya terbalutkan bra.

Next chapter