webnovel

Al & El FOREVER

Setelah Alexio menutup panggilannya secara sepihak, membuat Rohan kesal bukan main, hingga ia pun memutuskan untuk menuju ke kamar Odele saja, mengecek gadis itu apakah dia baik-baik saja.

Langkahnya terhenti ketika ia melihat sudah ada buk Yuni di depan pintu kamar Odele, dengan tatapan sedihnya tengah membujuk Odele untuk membukakan pintu, ia membawa secangkir coklat panas dan sepotong cheese cake dengan hiasan stroberi dan taburan gula di atasnya.

"Nyonya muda.. apa yang terjadi? siapa yang menjahati anda? aku akan membantu anda menghajarnya, sekarang coba dulu cake yang aku buatkan dengan penuh cinta untukmu.. lihatlah.. mereka sungguh terlihat cantik dan lezat, kamu tidak akan menyesal mencobanya." ucap bu Yuni mencoba membujuk Odele, Namun masih tiada tanggapan dari dalam selain isakan tangis yang mendayu-dayu.

Bu Yuni pun ikut meneteskan air matanya, Odele sungguh membuat ia merasakan kesedihan yang sama.

Ring.. Dering hp bu Yuni berbunyi, lama ia menatap layar hpnya sebelum melihat sekilas ke arah Rohan yang masih berdiri mematung tak jauh dari tempatnya.

Bu Yuni mengangguk pada Rohan sekilas, lalu berbalik melihat pintu kamar Odele yang masih tertutup rapat, meletakkan tangan keriputnya sejenak dan ia pun pergi menjauh untuk mengangkat tlp yang entah dari siapa.

Rohan pun mengambil kesempatan, ia berjongkok tepat di depan pintu kamar Odele. "Hii kakak ipar.. apa yang terjadi padamu? biar aku bantu menghajarnya?" ucapnya, dan masih tiada tanggapan apapun dari dalam

"Shit! mengapa ucapanku barusan seperti meniru ucapan bu Yuni?" omelnya dan terdengar Oleh Odele yang masih menyender di sebaliknya.

Namun ajaibnya, tangisan Odele malah terhenti ketika mendengar kebodohannya.

"Jadi kamu suka melihatku terlihat bodoh?" ucapnya, namun tetap tiada tanggapan dari dalam

"Kalau begitu, bukalah, aku akan lakukan banyak hal bodoh lagi di depan mu agar kamu tidak merasa sedih lagi." tambah Rohan membujuk. Namun dari balik ruangan masih tak terdengar suara apapun.. dan Rohan pun menjadi khawatir.

Ia mondar mandir di depan pintu Odele dengan tak jelas, memikirkan hal apa yang harus ia lakukan agar gadis itu mau membuka pintunya.

Tak dapat memikirkan cara apapun, ia kembali mencoba menyapa Odele. "kakak ipar.. apa kamu baik-baik saja?" tanya nya sekali lagi dan masih tiada tanggapan juga. Ia menempelkan daun telinganya pada pintu, namun tetap tak dapat mendengar suara apapun.

Rohan frustasi sekaligus khawatir, ia pun menyusuri koridor, mengarah ke tempat bu Yuni tadi pergi. Dilihatnya dari jauh bu Yuni yang berdiri membelakanginya, dan Rohan seketika memekik memanggil namanya.

"Buk Yuni!! Buka pintu kamarnya cepat!!" perintah Rohan

"Tapi tuan.. apa yang terjadi?" jawab Bu Yuni khawatir.

"Entahlah aku juga tidak tau.. tapi aku lebih khawatir saat tidak mendengar suara apapun disana.." Terang Rohan, Hingga membuat bu Yuni melupakan panggilan telpnya yang masih tersambung. Ia berlari mendekat ke arah pintu, tapi langkahnya tiba-tiba terhenti ketika mendengar suara yang tak pernah ada sebelumnya. Tapi sering mendengar seseorang menggumamkannya.

***

Saat mendengar apa yang terjadi pada Odele dari Rohan, Alexio pun menjadi menyesal menghancurkan Tab miliknya. Hingga ia tak dapat memantau apa yang terjadi di castle miliknya. Dengan rasa khawatir, Alexio pun bergegas menghubungi nomor pribadi buk Yuni.

Dua kali panggilan, masih tak diangkat oleh bu Yuni, Alexio tidak menyerah, ia kembali mencoba yang ke tiga kalinya, dan beruntung, panggilan itu di angkat oleh yang mpunya.

"Buk.. apa yang terjadi?" tanya Alexio langsung. Bu Yuni mengira Alexio tau dari melihat CCTV. Karena terakhir kali berbincang sebelum keberangkatannya ke sweden, Alexio telah menegaskan wanita tua itu untuk menjaganya baik-baik, jangan biarkan ia lolos, apalagi jika wanita tua itu membantunya kabur. Karena apapun pergerakan bu Yuni, ia akan melihatnya dari layar tab miliknya.

"Nyonya tuan.. tuan kapan kembali??" jawab Bu Yuni lirih

"Jawab dulu pertanyaan ku buk…" perintah Alexio, dan terdengar tangisan lirih dari bu Yuni setelahnya

"Tuan.. saya tau mungkin saya lancang.. tapi bisakah anda memaafkan kesalahan nyonya di masa lalu? saya mohon tuan.."

"Bukan itu yang saya tanyakan buk.." Lelah Alexio memijit keningnya. "Mengenai permintaan mu akan aku pikirkan, tapi katakan apa yang terjadi?"

"Tadi.. nyonya—" Ucapannya menggantung setelah mendengar namanya di panggil oleh Rohan. Bu Yuni pun menoleh ke belakang, ke arah asal suara.

"Buk!! Buka pintu kamarnya cepat!!" perintah Rohan

"Tapi tuan.. apa yang terjadi?" jawab Bu Yuni kebingungan sekaligus khawatir.

"Entahlah aku juga tidak tau.. tapi aku lebih khawatir saat tidak mendengar suara apapun disana.."

bu Yuni terkejut hingga melupakan telpnya yang masih tersambung dengan Alexio. Ia berlari ke arah Kamar pribadi Tuan dan Nyonya mudanya, namun langkahnya terhenti ketika ia mendengar Melodi yang tak pernah ia dengar sebelumnya, namun sering mendengar tuannya menggumamkan nada yang sama.

***

Odele masih menangis di balik pintu, ia tak lagi mendengar bujukan dari Bu Yuni di sebaliknya. Namun ia tak perduli, bisa saja semua orang muak padanya, karena begitulah dia dulu, tiada siapapun ingin berteman dengannya, entah sifatnya yang mana yang kurang baik? hingga perlahan semua orang menjauhinya. karena itu Odele pun memutuskan untuk tidak perduli dan memutuskan untuk menyibukkan diri saja.

Odele berusaha bangkit dari duduknya, namun matanya terpesona akan kilauan suatu benda di bawah kolong tempat tidurnya. Dengan semangat ia mendekat dan berusaha mencari tau..

Dengan sedikit membungkuk, ia mengeluarkan benda tersebut dari bawah kolong. "apa yang terjadi padamu? kamu seindah ini, tapi malah di letakkan di tempat kotor dan gelap itu?" Ocehnya berbicara pada sebuah biola transparan dengan kilauan yang menghiasi. Terukir di atasnya AL & EL FOREVER.

Kepalanya berdenyut, seketika Odele terhuyung ke atas kasur. Ia melihat sepintas bayangan, satu ucapan dari seseorang "Kalau aku ingin memanggil mu "Al" saja bagaimana?" suara seorang gadis yang terdengar seperti miliknya "dan aku akan memanggilmu El" suara seorang bocah laki-laki yang wajahnya masih samar-samar, ia sungguh tidak tau, siapa dia?

Odele kembali tersadar, ia menatap nama Al & El yang terukir di sana, diusapnya ukiran tersebut "Siapa Al? ada hubungan apa aku dan dia?" ucap Odele berbicara sendiri.

Ia berjalan menuju bath room dan membasahkan handuk dengan air hangat, lalu kembali ke atas kasur dan menggunakan handuk basah tersebut untuk membersihkan biola.

lalu kembali menunduk dibawah kolong kasur untuk mencari bow biola. "Dapat!" ucapnya kala menemukan benda yg ia cari.

Ia tidak ingat apakah ia tau cara memainkannya atau tidak, tapi Odele tetap ingin mencobanya. Dipejamkan matanya.. lalu menghembuskan napasnya perlahan dan ia telah siap dengan posisinya.

assalamualaikum… gk jawab dosa loh… hehehe

Call_me_MIcreators' thoughts
Next chapter