Akhirnya teman-teman gue datang juga ada 4 orang di tambah Dewi. Dasep, Agus dan dua cewek Rima serta Agnes. Kami bertemu seakan sudah bertahun tidak berjumpa. Senda gurau dan canda seperti anak kecil terjadi sambil berjalan menuju restoran yang dituju. Gue memang sudah memesan tempatnya dan tak lama kita sudah duduk 3 cowok dan 3 cewek.
"Andrian lo tidak berubah sama sekali !" puji Agus.
"Iya sih !" jawab gue tersenyum, kembali kami mengobrol kesana kemari mengenang ketika kita kerja di Cafe, ternyata alasan di tutup karena pak Anton mantan bos gue akan keluar negei.
:Jadi semua belum dapat pekerjaan lagi ?" tanya gue.
"Sebagian sih sudah dapet, ada ke restoran lain ada juga yang balik ke kampung !" jawab Rima.
"Lo engga balik ke kampung Sep ?" tanya gue, dia menggeleng.
"Dia mah takut dikawinin !" canda Agus. Dasep melotot.
"Enggalah, enak saja! tapi memang betul sih, bila gue sekalinya balik ke kampung halaman engga bisa kesini lagi karena di suruh bajak sawah dodol !" jawab Dasep yang kemudian terdiam.
"Tuh kan bener !" Agus tertawa.
"Iya lo bener, bagaimana dengan lo yang ditinggal kawin !" kini Dasep meledek Agus, raut mukanya berubah.
"Udah ah, sakitnya tuh disini !" sambil menunjuk dadanya, semua pada tertawa. Akhirnya hidangan pun di sajikan, gue memesan daging panggang yang bisa dimakan langsung dengan lalapan atau dengan bumbu celupnya.
"Wuih makanan apa ini ?" tanya Dasep.
"Tanya aja sama Dewi !" jawab gue.
"Gue tahu nih, yang suka ada di drama Korea itu kan ?" tanya Agnes.
"Betul, 100 buat lo Nes !" jawab Dewi.
"Oh ...!" semua hanya berkata itu saja entah baru tahu atau bercanda doang dan menikmati makanan.
"Gila ini enak banget !" semua memuji makanannya.
"Gini ... gue mengajak makan siang dan kebetulan yang lain datang, sebenarnya gue ... !" dan semua terdiam menatap gue dengan tatapan menunggu.
"Mengajak kalian kerja bareng gue !" akhirnya gue mengatakannya.
"Waduh, And lo membuat gue deg degan deh !" ucap Dasep.
"Emang deg degan kenapa sayang ?" tanya gue menggoda Dasep, mukanya langsung memerah.
"Anjir lo And !" ujarnya gue tertawa, yang lain tersenyum.
"Kerja apa nih? kita sih tak akan menolaknya kali !" kata Dewi sambil melirik kesemuanya sambil tersenyum dan semua mengangguk.
"Serius kalian mau kerja sama gue ?" tanya gue, semua memandang gue heran.
"Serius Andrian! emang kenapa ?" tanya Risma.
"Engga, gue akan menggaji kalian besar tapi syaratnya ... cuman satu menjaga rahasia, cukup itu saja !" jawab gue tenang, semua terdiam.
"Jadi ada rahasianya ya ?" tanya Dewi.
"Yep, dan kalian tidak boleh mengatakan ke orang lain, hanya itu! bagaimana ? gue mengenal kalian, semua yang terbaik ketika kita bekerja di Cafe, sayang kalau tidak di manfaatkan, termasuk gue !" jelas gue.
"Emang kerja dimana ?" tanya Agus penasaran.
"Hotel di Bali, lo pasti belum tahu kecuali Dewi! tapi semua sudah tahu kalau gue sudah dapet warisan dari kakek gue, bukan ? nah hotel itulah warisan gue !" jawab gue.
"Oh kirain apa, gue kira kita kerja apa sampai ada syaratnya gitu !" Risma lega.
"And, boleh engga mba gue ikut ?" tanya Agnes, semua tahu siapa dia yaitu mba Tessa !
"Ya, silahkan aja kalau dia mau !" jawab gue. Akhirnya semua setuju gue tentu saja sangat senang.
-------------------
Beberapa waktu kemudian mereka datang ke kantor gue, ada enam orang mantan karyawan Cafe di depan gue. Gue bertemu di ruangan meeting bersama asisten gue Amelia.
"Selamat datang teman-teman !" sapa gue, "Selamat pagi semua !".
"Pagi !!" jawab mereka seperti anak sekolahan bertemu pak guru.
"Nah kalian sudah siap bekerja ?" tanya gue tersenyum.
"Siap !!"
"Bagus, sekarang kalian harus menandatangi surat persetujuan !" ujar gue dan Amelia membagikan surat kepada 6 orang calon pegawai gue.
"Silahkan di baca, kalau mau menolak atau mundur silahkan sekarang !" jawab gue.
"Harus ya, di tanda tangani ?" tanya mereka semua, gue mengangguk.
"Gue akan kasih gaji 10 juta perbulan, plus waktu liburan dan bonus !" jawab gue.
"Wuih besarnya, serius ?"
"Ada gaji besar tentu ada resikonya! bisa lo bilang engga apa ? biar kita berfikir dan tak menyesal ?" tanya mba Tessa, biasa gue sudah tahu dia berskap seperti itu, gue menghargainya.
"Gue punya beberapa hotel di seluruh dunia dengan nama The Luna Co! di dunia ada 4 dan dua di Bali sebenarnya, satu adalah hotel biasa dan satu khusus dengan tamu juga spesial !" jelas gue akan berterus terang.
"Oh tamunya sultan dan orang kaya ya ?" tanya Agus, gue mengangguk.
"Betul orang kaya dan dari dunia lain !" jawab gue. Semua terkejut.
"Maksudnya ?" tanya semua.
"Gue tidak bisa menjelaskannya disini! tapi gue pastikan pekerjaan ini aman buat kalian asal kalian mau memahami peraturannya! setiap perusahaan punya aturan nya sendiri ! silahkan kalian fikirkan sendiri, terserah kalau mau, syukur! tidak pun tidak apa-apa gue tidak memaksakan ini kepada kalian !" jawab gue.
"Boleh di bawa pulang surat ini ?" gue menggeleng.
"Kalian baca pahami dan nanti kalian putuskan, lewat telepon boleh, datang ke sini juga tidak masalah! gue akan beri waktu seminggu !" jawab gue.
Seminggu kemudian mereka datang lagi tetap berenam. Gue senang dan mereka langsung menandatangani kertas perjanjian, entah apa, sehingga mereka menerima pekerjaan tak masuk akal ini, tapi yang pasti ada kepercayaan besar kepada gue yang yakin bahwa gue tidak berbohong.
"Terima kasih atas kepercayaan kalian kepada gue! dan gue akan membalas hal ini dengan gaji awal untuk kalian! ini untuk training di hotel gue selama dua bulan sebelum akhirnya bekerja sesungguhnya !" gue pun memberikan amplop uang sebesar 5 juta rupiah kepada masing-masing.
"Kalian siapkan semua keperluan kalian ! kita akan ketemu di bandara untuk bersama ke Bali !" ujar gue.
--------------------------
Singkat cerita gue mengajak semuanya ke Bali dengan di kelas bisnis. Mereka sangat senang sekali, setelah tiba di Bali ada mini bus agak besar menjemput kami dan membawanya ke Hotel Luna.
"Wow ... bagus banget hotelnya !" ucap Agus terpesona dengan bangunan hotel. Semua mengangguk.
"Kalian tak akan bekerja di sini! tapi hotel ini milik gue juga! kalian akan ditraining menjadi pegawai hotel selama dua bulan di sini !" jawab gue.
"Oh ...!" itu jawaban mereka, gue tersenyum dan membawa mereka ke bagian belakang hotel bisa di sebut messnya karyawan hotel. Dan mereka menempati satu kamar berdua.
"Ini Pak Sunarto manajer Hotel yang akan mengajari kalian semua seluk beluk tentang perhotelan !" gue memperkenalkan mereka kepada pak Sunarto.
"Oke, selamat belajar ya! kita akan ketemu lagi dua bulan yang akan datang !" gue pamitan pergi meninggalkan teman-teman yang akan dilatih disini.
Bersambung ...