7 CHAPTER 6

"Hei, is something really bad happened to Lexy?"

"I don't know, tapi dari suaranya dia seperti ketakutan, and she sent me her location, here" kataku sambil menyerahkan Iphone ku ke Adam.

Dia melihat map, dan mengangguk, dia menancap gas secepat mungkin untuk bisa sampai ke lokasi Lexy.

Tiba2 aku merasakan tangannya menggenggam tanganku, tatapanku beralih ke arah nya. Raut wajahnya begitu tenang, memberikan efek padaku yg gelisah krn memikirkan Lexy. Ibu jarinya mengelus tanganku, dan lagi2 menciumnya, meletakkan di Adam

"All gonna be oke, kau bisa tenang dan berfikir bahwa Lexy akan baik2 saja, kita hampir sampai" kata2nya menenangkan ku

Aku mengangguk, dan berusaha untuk tenang.

Saat sampai, aku segera mengenali tempat ini, ini salah satu club yg sering di datangi Lexy. Hanya saja aku tidak terlalu sering bersamanya disini.

"I know this place" kataku segera turun dari mobil, masuk ke dalam dan mulai mecari, tp aku tidak bisa menemukan Lexy, mustahil, batiku. Lokasi nya dia disini tp kenapa?

Langkahku goyah, pikiranku tak karuan. Lexy, kau dimana? Tanyaku dalam hati.

Hanya ada satu tempat yg belum ku datangi, gudang. Tempat ini pasti punya gudang, ku tanya pada bartender club dimana gudangnya.

Samar2 ku mendengar suara dari dalam, tak jelas apa. Tanpa ragu aku melangkahkan kaki ku, namun langkah ku terhenti, tepat saat ku melihat ada sosok lelaki mengenakan baju serba hitam, dengan hoodie menutupi wajahnya, aku mundur perlahan. Dia membawa semacam tongkat, dia menyeretnya sambil berjalan perlahan ke arahku.

Mataku terpejam, tapi aku tidak merasakan apa2, jelas aku mendengar suara hantaman. Kubuka mataku, wajah Adam tepat di hadapanku. Punggung nya menghalangi serangan pria itu.

"Run..." perintahnya

Aku berlari menuju Lexy, di gudang itu Lexy terikat, matanya penuh ketakutan. Aku berusaha membuka ikatannya. Setelah terbuka, pikiranku segera beralih ke Adam.

Ternyata Adam berhasil mengalahkan pria itu. Tapi wajahnya lebam, membiru akibat pukulan dari pria itu pasti. Aku berlari memeluknya, melihat wajahnya lebam begitu, membuat hatiku sakit. Aku tak menyangka dia melindungi ku sampai seperti itu.

"Kau terluka, dan berdarah" aku menangis. Yaa aku menangis melihatnya seperti ini.

"Ssshh it's ok, I'm ok Gwen" katanya lembut

"Apanya yg ok? Kau terluka, karena ku" tangisku pecah di pelukannya.

"Sshhh sshhhh" suaranya menenangkan, dia mengelus punggungku. "Dimana Lexy?" tanyanya

Sial, kenapa aku malah jadi lupa sama Lexy?

"Heii love bird... I'm fine tho... Padahal baru aja jd korban usaha penculikan, but liat kalian ko aku malah jd senang ya? Haha" canda nya

Aku segera memeluk sahabat ku, meskipun dia bilang dia gak apa2, tp aku tau deep down she's afraid..

"I'm ok Gwen, thanks for coming so soon"

"Of course I'll, kau itu sahabatku. Dan ngomong2 gimana semua ini bisa terjadi?" tanyaku

"Aku cerita sambil jln pulang aja ya?"

"I'll drop you off, polisi sudah di tkp dan membawa pria td, mungkin besok kau harus ke kantor polisi untuk pernyataan saksi" jelas Adam

"Oh ya, makasih Adam sudah ada untuk sahabatku ini"

"Sure thing.."

Kami pun berjalan ke arah mobil, "Hei Lexy, km yakin gak mau nginep drmh ku aja?" tanyaku khawatir, saat kami sudah di mobil.

"I just wanna sleep in my bed tonight, i totally fine Gwen, don't you worry ok?" sambil tersenyum dia menggenggam tanganku. "Oh ya, ceritanya besok2 aja ya? I'm so tired, aku masuk dulu ya?" katanya sambil melambai dan berjalan masuk ke rmh nya.

Aku masih melihat Lexy "Aku tau dia bilang itu hanya ingin membuatku lebih tenang, she's so mature than her look u know.." kataku

Kini pandanganku terpaku pd Adam, lebam nya makin terlihat jelas, ada luka juga di sudut bibirnya. Adam membuat ku makin jatuh hati pada dirinya. "Kau yakin gak mau ke rumah sakit?" tanyaku, sambil menyentuh wajahnya yg lebam

"Yes, it's nothing, aku gak akan biarkan kau terluka" ucapnya dan mengecup keningku

"Tapi setidaknya, lukamu butuh di kompres dan di bersihkan, kita k apartment mu saja, lebih dekat daripada harus antar aku ke rumah" jelasku

Kulihat sunggingan senyum di bibirnya. Aku tau dia senang aku memintanya ke apartment dirinya ketimbang pulang ke rumahku.

"Dimana kotak obatnya?" tanyaku sesaat sampai

"Di lemari kecil dekat buffet"

Adam melepas kemeja putih yg ia kenakan, memang terlihat kotor, mungkin akibat tadi. Ohhh sial, aku jd bisa melihat tubuhnya yg sempurna itu, belum lagi perutnya yg kotak2 itu, ohhh my God... Thanks for give me this perfect man... Batinku

"Sini, aku bersihkan dulu luka mu" aku menghampirinya, namun tangan Adam membawaku ke pangkuannya, ohoho Adam u are teasing me..

"Untuk kau ketahui bahwa tidak ada penyesalan sedikit pun karena menyelamatkan mu" ucapnya sambil mengelus lenganku yg sedang mengoleskan obat di pipinya. Membuat rambut halus di lenganku berdiri. Jeezzz he is too good. Ucapannya membuat ku terdiam, menatap matanya, dan ku tau semua Ucapannya serius. Entah bagaimana aku bisa membaca dari tatapan nya itu. "Gwen.." sambungnya, "I love you" kata yang begitu indah saat ini ku dengar, keluar dari nya. Akhirnya, aku bisa mengerti apa itu Cinta, yang sebelumnya tak pernah kupercaya keberadaannya.

Aku masih menatap matanya, "I love you too Adam" jawabku yakin, diriku telah jatuh pada kata Cinta, Adam membuatku melihat cinta dalam dirinya. Aku mecium lembut bibirnya, aku tak tahan untuk tidak melakukannya, dia terlalu menggoda.

"Auch" sedikit meringis kesakitan, mungkin aku menyentuh lukanya.

"So sorry, aku lupa, sakit ya?" tanyaku

Adam malah tertawa melihat reaksiku, dia mengangkat ku, membawaku dengan gaya bridal menuju yang ku yakini adalah kamar tidurnya. Adam membelai wajahku, aku merasakan kelembutan yang bisa membakar darahku? aku bahkan bisa merasakan jantungku berdegup begitu cepat. Believe or not, aku belum pernah tidur dengan siapapun. Aku tidak punya waktu untuk hal seperti itu, karena terlalu fokus pada karir ku. Jadi saat ini aku merasa gugup, tapi juga exited secara bersamaan.

Pikiran ku kini teralihkan pada Adam, yang mencium ku dengan lembut, membuatku membalas ciumannya, aku merasakan sensasi bibir bawahnya, aku memuaskan diriku di sana. Aku merasakan desiran di bagian bawah ku, aku mendorong tubuh Adam, membuatku kini diatasnya. Aku meremas rambutnya, mendorong dirinya untuk lebih dalam, Aku membuka akses untuk Adam bermain dengan lidahku. Tanganku meraba punggungnya, yang kokoh berotot. Adam membuka resleting dress ku, dan membukanya karena aku tidak mengenakan bra, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya, dirinya terpana melihat dan tersenyum. Meraba dengan jemarinya, membuatku merasa sensasi geli yang tak tertahankan.

"This is so beautiful Gwen" Ucap Adam, sambil meraba buah dada ku

Ohhh shit, i want more, kataku dalam hati

Seperti tau apa mauku, Adam merebahkan tubuhku, membuat dirinya bisa melihat dengan leluasa bagian dada ku. Puting ku sudah tegang tak karuan akibat sentuhannya, yang kini sudah berubah menjadi kecupan ringan di bagian pinggir dada ku, titik paling lemah ku pada bagian buah dada ku.

"Please.." lirihku, tak sanggup menahan rasa gairahku

Kini tangannya turun untuk membuka panties yang ku kenakan, dia lempar kesembarang arah. Jemarinya membelai betisku, beralih perlahan ke paha dan tepat di bagian miss V yang mungkin sudah basah akibat aksi nya tadi. Jemarinya terhenti, aku membuka mataku, kulihat Adam

"You're Virgin?" tanyanya

"Emm, yes.." jawabku tertunduk

Adam meraih daguku, mengecup bibirku, pipiku, dan kening ku. "Are You sure wanna do this?"

"100% yes" jawabku, tak ingin ini berakhir hanya karena alasan aku masih virgin

"Ohh Gwen, thanks for trust me, and be ready, you will feel hurt a little" jelasnya, berlanjut dengan mengecup leher ku, turun ke buah dada ku, tak berhenti turun ke perut ku, beberapa kali dia menciumnya, semakin turun, dia mencium ke arah paha ku yang kanan dan kiri, dan aku bisa merasakan hangat kecupannya tepat di Miss V ku, perlahan namun makin intens dia melakukan aktifitasnya pada Miss V ku. "You smell so good Gwen" pujinya dan melanjutkan bermain dengan lidahnya, membuatku mengerang nikmat. Rasanya hampir sulit di gambarkan, lidahnya mulai membuka akses disana, dia bermain dengan klits ku, membuatku mendesah tak karuan, yang justru membuat Adam puas, aku bisa tau dengan caranya memainkan klits ku yang semakin intens. shit this so good, where've u been Gwen, batinku.

Jarinya mulai masuk dan mecoba membuka akses, aku merasakan sedikit rasa sakit pada bagian itu " Aahhh" sedikit menjerit, membuat Adam bangun dan menatapku

"That's hurt you? wanna stop? karena aku tidak bisa kalau kau merasa sakit" tanya nya dengan nada khawatir

"Yes, a little, but i dont wanna stop here" kataku, dengan tatapan memelas

"Ummm ok, but tell me kalau sakitnya bertambah"

"Boleh aku meminta sesuatu?" tanyaku

"Sure, what is it?" jawab Adam

"Can i touch it?" suaraku pelan, karena malu

Adam yang mendengarnya malah tersenyum, tangannya menggapaiku, mengarahkan ke arah yang ku maksud, membuatku tersipu malu.

Aku tersontak, saat jemariku merasakan miliknya, keras dan kurasakan dengan jemariku urat sekitar miliknya sangat terasa. "Its like a rock" lontarku spontan, membuat Adam tertawa

Ukurannya besar dan kokoh? entah aku tak bisa menjelaskan bentuknya, yang pasti melihat dan merasakan miliknya membuatku malah makin bergairah. Aku sudah tak tahan ingin merasakan miliknya di dalamku. Entah datang dari mana, aku bermain-main dengan miliknya, tanganku seperti tak bisa lepas darinya, Adam mendesah dan membuat ku berani untuk mengarahkan miliknya ke Miss V ku, sedikit tersontak tak percaya, Adam melihatku, meciumku dan mendorong miliknya perlahan, aku bisa merasakan ujung miliknya mulai masuk, erangan keluar dari mulutku, tapi aku juga merasakan kenikmatan. Dengan sekali hentakan, miliknya masuk sepenuhnya dalam Miss V ku, menggerakkan sedikit demi sedikit, jadi ini nikmatnya? batinku.

"It so tight Gwen" lontarnya, sambil bergerak maju mundur

Lagi2 aku mendesah tak karuan, membuat gerakannya semakin cepat. Aku bisa merasakan aliran panas dalam Miss V ku. "I'm coming.. i'm coming" desahku merasakan klimaks

Apa karena ini pertama kali untukku, seperti membuka kotak pandora milikku yang menyadarkan bahwa aku memiliki sisi sensual ini?

Aku belum merasakan lelah, insting ku melakukan tindakan yang tak pernah kusangka aku memilikinya. Aku mendorong tubuh Adam, aku ingin di atas tubuhnya, miliknya masih berasa di dalam Miss V ku, Aku menggerakan pinggulku, Adam mendesah merasakan gesekan didalam. Aku melakukan gerakan itu semakin cepat, aku juga bisa merasakan miliknya di dalam.

"Faster Gwen" ucapnya sambil memegang pinggul ku, aku pun mempercepat gerakanku. Segera Adam mengangkat pinggulku, dia klimaks dan terlihat sangat puas, aku pun juga.

Setelah membersihkan diri, kami berbaring di tempat tidur, aku mendekat dan meletakkan kepala ku di lengannya. "Thanks" ucapku setengah berbisik

"Untuk?" nada heran dari Adam

"Everything, dari mulai menemaniku menyelematkan Lexy, melindungiku, dan yg tadi" kataku, sedikit malu2 di kalimat akhir

"Aku melakukan nya karena aku mencintaimu, aku pun berterimakasih karena mempercaiku" dikecupnya keningku.

Aroma tubuhnya sangat khas, aku bisa merasakan rileks dengan mencium aroma tububnya saat ini. Aku merasa mengantuk, kulihat mata Adam sudah terpejam. Kelelahan kah? Well aku juga lebih baik tidur.

Kami pun tertidur dengan pulas, aku bahkan tak butuh waktu lama untuk bisa tertidur.

Ini akan jadi salah satu moment paling penting dalam hidupku.

To Be continued

avataravatar
Next chapter