6 CHAPTER 5

Aku masih duduk menatap secarik kertas yg diberikan Adam, dan ku cek schedule hari ini yg terakhir adalah meeting ini, jadi aku tidak ada jadwal lagi.

Aku menitip pesan pd sekertarisku untuk merapihkan ruangan dan membuat laporan meeting hari ini. Aku menghubungi Lexy, aku memintanya datang membantu memilih baju apa yg akan ku gunakan. Meskipun aku jelas paham mengenai style, tp pikiran ku saat ini bercampur aduk.

"This is a great opportunity for you Gwen" Ungkapnya penuh antusias sesaat sampai di rumah ku, kini kami berasa di ruang khusus berisi koleksi fashion ku, mulai dari baju, sepatu, tas dan jewelry.

"Yea, tp aku lebih ingin memastikan bahwa aku ini gak delusional sama perasaan ini" kataku, sambil memilih dress yg akan ku kenakan, "Kalau ini gimana menurutmu?" aku menunjukan dress maroon, bagian belakang nya terbuka sampai ke pinggul ku.

Lexy mengamati menimbang2, "I think that perfect, aku heran kenapa kau butuh aku, pdhl pilihan mu kan selalu sempurna Gwen"

"Aku hanya gak ingin mengacau saja, well jaga2 bolehkan Lexy" jelasku, sambil mengenakan dress pilihanku.

"Heels yg ini aja, dan pakai kalung ini, aku siap2 buat menata rambut mu ok?"

Aku mengenakan heels, dan kalung yg diberikan Lexy, kalung simple yg menyeimbangkan penampilan ku.

Lexy mulai menata rambut ku, membuatnya simple tanpa terlihat berlebihan.

"Wow Gwen, you're so gorgeous.. Aku yakin Adam akan setuju denganku" ucapnya

Aku menarik napas, dan menghela napas, mencoba mengatur diriku untuk relaks. Toh aku ini ingin memastikan semua, agar aku tidak seperti memendam perasaan pada Adam.

Kulihat dia sudah di sebuah meja, emmm wait, ini lebih terlihat seperti candlelight dinner. Kenapa Adam terkesan membuat makan malam ini terlihat seperti sangat special? Bikin hati ku geer saja.

Aku pun tak tahan untuk tidak mengembangkan senyuman ke arahnya.

Adam terlihat terpana, well sudah seharusnya, kata ku percaya diri.

"You're so gorgeous Gwen" bisiknya. Membuat lagi2 aku merasakan panas mengalir ke seluruh tubuh ku.

"Thanks" ucapku,

Adam menarik kursi untuk ku, setelah kami duduk, tatapan Adam masih mengarah padaku. Kali ini lebih dalam dari biasanya.

Membuatku salah tingkah, "This place is so nice, not so many people here" ucapku berusaha memecah keheningan.

"Yea, aku memesan khusus tempat ini, karena ada yg ingin ku sampaikan padamu. Sebelumnya mungkin kita bisa makan dulu, you wanna white or red wine?"

Cara bicaranya lebih lembut, dan dengan deep voice miliknya, malah membuatku tak bisa fokus. Yang seperti ini malah membuatku makin berharap

" Gwen" panggilnya menarik ku dari lamunan ku

"Ohh red, please" jawabku

Waktu berlalu dengan kami menyantap makanan dan menikmati wine yg sangat lezat. He know for sure what he does to impress me.. Batinku

Tangannya menggapai tanganku, aku sedikit tersentak kaget. Hangat. Kesan ku saat merasakan genggaman Adam.

"I know this can be sounds weird, tp aku tidak sanggup melawatkan kesempatanku seperti 3th lalu, jadi aku akan mengatakan bahwa aku sudah menyukai mu sejak pertama kita bertemu di pesta itu"

Meskipun semua itu memang yg ingin ku dengar, tp aku tak bisa berbohong bahwa aku sedikit kaget mendengarnya. Tatapan ku terpaku ke wajahnya, terlihat dia menunggu jawabanku.

"Aku jg ingin mengatakan sesuatu padamu" jawabku, Adam terlihat sedikit sedih? Entah tapi mungkin dia ingin mendengar jawaban lain dariku? "Kau menjadi pria yg ku sukai sejak 3th lalu, dan aku belum pernah merasakan ini pd pria manapun"

Ku lihat senyum nya penuh mengembang kali ini, jelas dia puas atas jawabanku.

"Kau tak akan tau betapa senangnya mendengar jawaban mu Gwen"

"Maybe i know, cause I'm happy too" kataku yg saat ini mungkin sudah blushing bukan main. Ditambah Adam mengecup ringan tanganku, dan mengelusnya dengan ibu jarinya, lembut kataku dalam hati.

"Can i invite you to my place?" tawar Adam saat kami sudah di dalam mobil hendak pulang

"Sure" jawabku tanpa pikir panjang

Well bisa ku bilang apartment Adam sangat mewah, bukan hanya itu, selera desain interior nya sangat memukau diri ku, dia tinggal di lantai paling atas, dan ku yakin helipad diatas milik Adam pribadi.

Adam POV

"Kau ingin minum sesuatu?" tanyaku, sambil memandang wanita yg menbuatku jatuh hati

"Wine perhaps?" jawabnya

Pas, sesuai dengan suasanya.

"Here" sambil ku berikan glass of wine terbaik yg kumiliki.

Aku masih terpana dengan kenyataan bahwa Gwen ada dihadapanku. Pantulan sinar gedung pencakar langit membuat dirinya makin terlihat mempesona. Kulihat dirinya melirik ke arahku, dan menaruh gelasnya.

Dirinya lebih mendekat kearahku, aroma parfume nya khas membuat ku merasa lebih rileks. Aku tak mengira dia akan seberani ini, jadi aku tak ingin kalah dengannya.

Ku raih wajah mungilnya, dan mendaratkan ciuman ringan di bibirnya.

"You want to stop? Or want more?" tanyaku

"I want more" ucapnya setengah berbisik

Aku memberikan ciuman terbaik ku untuknya, seperti sepasang kekasih yg sudah lama tak berjumpa. Kusapa setiap sudut bibirnya, ku mainkan bibir bawah Gwen dengan lembut, dan membuat dirinya membuka akses untukku bermain lebih dengan lidahnya.

"Uuhmm" desahan kecil keluar dari Gwen. Membuatku lebih bersemangat melakukan serangan untuk nya. Tangannya melingar di leherku, menekan diriku untuk semakin dalam.

Gwen melepaskan ciuman kami, medengar Iphone nya berbunyi, yg kulihat ada 2 misscall dilayarnya, apa mungkin krn terlalu larut suasana bahkan aku pun tak mendengar ada bunyi telepon.

"Ok ok, be there soos as i can" suaranya terdengar cemas, "Tadi itu Lexy, sepertinya dia dlm masalah, i should go.. I'm sorry" ucapnya dengan tatapan bersalah

"No no, it's ok, biar ku antar" kataku sambil menggandeng tangannya, aku tak bisa membiarkan dirinya pergi dlm keadaan cemas sepeti itu.

To be continued

avataravatar
Next chapter