webnovel

Dalam Perjalanan

"Seminggu yang lalu, aku mengantar Sakurako dan pengawalnya pulang melewati tempat ini." Itsuki kembali berucap.

"APA?" kejut Takumi.

Takumi menunjukkan tatapan tidak bersahabatnya pada Itsuki, yang berjalan di depannya, itu.

"Jangan marah, Akazawa! Aku tidak berniat untuk membodohimu."

"Lalu, apa maksudmu dengan bersikap sok tidak tahu jika Sakurako sudah pulang dan kau malah ikut mencari Sakurako, eum?!" desis Takumi, masih terlihat kesal.

"Aku hanya ingin agar kau tidak terlibat terlalu jauh dengan mereka, Akazawa! Seharusnya, kau hidup saja dengan tenang seperti biasanya. Jangan terlalu mempedulikan mereka."

"Mana mungkin aku tidak mempedulikan Sakurako, Minami?! Jangan bercanda!! Ucapanmu benar-benar aneh sejak tadi!!" bentak Takumi. Ia sangat marah hingga membuat kepalanya pusing dan perutnya mual.

"Kalian ini berbeda, Akazawa!! Harus berapa kali lagi aku peringatkan, heh?! Seharusnya dari awal kalian ini tidak salah mengenal." Itsuki melantangkan bicaranya. Ia menghentikan langkah sejenak, tapi tidak menoleh ke arah Takumi yang ad di belakangnya.

"Kau terus membahas tentang kami yang berbeda. Berbeda itu maksudmu apa, Minami?! Jika itu hanya karena aku laki-laki dan Sakurako adalah perempuan, bukankah itu wajar, eum?"

"Perbedaan kalian lebih dari itu, Bodoh!!"

Takumi mengembuskan napas, kasar. Dia masih kesal pada Itsuki, tapi dia masih butuh bantuan Itsuki untuk membantu bertemu dengan Sakurako.

"Baiklah ... aku akan meminta penjelasanmu tentang perbedaan kami lain waktu saja. Sekarang jelaskan dulu ke mana kau mengantar Sakurako, eum? Lalu, yang kita lewati ini sebenarnya terowongan apa? Memangnya ada tempat semacam ini di bangunan sekolahan kita, ya?" Si polos Takumi mengutarakan kebingungannya pada akhirnya.

"Ini adalah portal untuk menuju alamnya Sakurako, Akazawa. Kita sudah tidak berada di gedung sekolahan kita lagi saat ini."

"Lalu ... apakah Sakurako sebelumnya juga datang melalui terowongan ini?" Takumi menganggapi. Ia mencoba percaya dengan semua racauan kawannya saat ini. Takumi sudah merasa sangat tidak nyaman saat ini. Kepalanya pusing dan belum lagi seisi perutnya serasa diaduk-aduk. Jadi, Takumi tidak sedang ingin berdebat saat ini.

"Portal yang sebelumnya mereka gunakan untuk ke Dunia Fana ini telah hancur. Jadi, mereka memintaku untuk mengantar mereka. Sakurako dan pengawalnya itu sebenarnya adalah youkai jenis kitsune, rubah berekor sembilan," ucap Itsuki. Masih meyusuri terowongan gelap dan dingin ini. Hanya pendar lilin yang Itsuki bawa, yang menerangi jalan mereka.

Takumi tak sepenuhnya mengerti racauan kawannya. Takumi masih merasakan perasaan tidak nyaman. Rasa pusing dan mulanya semakin parah. Ini lebih parah dari saja Takumi mabuk perjalanan.

Itsuki menoleh ke belakang. Ia terlonjak melihat kondisi Takumi saat ini. Wajah Takumi terlihat begitu pucat saat ini. Belum lagi bibirnya yang membiru dan tubuhnya terlihat gemetaran.

"Hey, kau kenapa, Akazawa? Kau sakit, eum?"

"Jangan pedulikan aku, Minami! Anggap saja aku masih baik-baik saja! Saat ini yang kuinginkan hanya segera bertemu dengan Sakurako. Aku sudah fak peduli dari ras apa pun dia. Aku hanya ingin menemuinya sekarang," ucap Takumi lantang. Tidak mempedulikan rasa pusing dan mual yang ia derita.

Saat ini, Itsuki menyadari bahwa Takumi telah terkena Penyakit Dunia Lain. Saat seseorang berada di tempat yang bukan semestinya, akalnya akan berontak. Terkadang mereka juga akan menjadi sosok yang berbeda, dan Itsuki telah membuktikan hal itu.

Saat Sakurako datang ke Dunia Fana untuk pertama kalinya, gadis cantik itu juga mengalami Penyakit Dunia Fana. Gejala yang ditimbulkan adalah perilaku Sakurako akan sangat berbeda dengan karakter dia sesungguhnya.

Setelah beberapa jam berjalan melewati terowongan panjang nan gelap, mereka melihat setitik cahaya kemerahan di depan sana. Cahaya itu begitu menyilaukan.

"Kita sudah sampai, Akazawa," gumam Itsuki.

Next chapter