62 Perpisahan Yang Berat

Darius mengantar Bulan bertemu kedua orang tua Bulan yang menunggu di parkiran. Bulan memperkenalkan Darius sebagai teman kuliahnya. Dan ke dua orang tua Bulan pun tidak bertanya terlalu banyak.

Bulan meminta waktu sebentar untuk berbincang dengan Darius sebelum akhirnya dia mengepak seluruh barang di kamar nya untuk kembali ke kota nya bersama ke dua orang tua nya.

Bulan, " Darius..terimakasih untuk segalanya. Di hari-hari terakhir di sini aq bersandar pada mu."

Darius, " With all of my pleasure, my princess. Aq hanya tidak puas akan waktu.. Seandainya aq lebih dulu bersama mu. Seandainya aq menggunakan kesempatan q saat itu.. Mungkin cerita kita akan berbeda."

Bulan, " Darius..sudahlah..dalam waktu yang sedikit ini..semua terasa lebih manis saat bersama mu. Kita sudah punya cerita."

Darius, " Bulan..apakah kita bisa bertemu lagi?"

Bulan, " Kenapa tidak? Oooh..sudahlah, Darius.. Ini bukan perpisahan. Kau dapat kapan pun pergi ke kota q. Kita juga masih bisa berhubungan lewat handphone. Jangan lah begitu..kau membuat q seperti kehilangan sesuatu. Jangan membuat q menangis, Darius."

Darius, "Baiklah..kita akan tetap menjaga komunikasi. Jaga diri baik-baik.."

Bulan, "Ya..kau juga.. tetaplah bersemangat.. Jaga kesehatan mu."

Mereka berdua saling menatap. Tidak tau bagaimana lagi cara mengungkapkan perasaan yang telah tumbuh di antara mereka. Namun Bulan tau..ini tidak boleh dilanjutkan. Demi kebaikan mereka pula. Hanya tatapan mata yang saling berbicara satu sama lain. Saling menyampaikan getaran nya..

Darius tidak mampu lagi menahan luapan emosinya..ia pun menarik Bulan ke dalam pelukannya.. Kemudian berbisik di telinga Bulan " Jaga dirimu baik-baik, Bulan.. I love You.."

Waktu terasa berhenti..

Bulan tau, cepat atau lambat..dia akan mendengar pengakuan ini dari Darius. Sebenarnya ia selalu berusaha menghindarinya. Tetapi saat ini..tidak ada jalan untuknya berlari lagi. Bulan tidak tau harus bagaimana selain diam dan terpaku..

Darius, " Tenang saja..aq tidak memintamu membalasnya. Aq hanya mengungkapkan isi hati q pada mu saat masih ada waktu q bersamamu. Kau tidak perlu menjawabnya."

Bulan tersenyum..," Darius..kau telah mengenal q. Walau hanya dalam sedikit waktu..tapi kau telah melakukan nya dengan baik. Ya..mungkin jika saat itu kau lah yang mencuri hati q..cerita ini akan berbeda. Jaga diri baik-baik. Aq pamit."

Darius mengetatkan pelukannya sekali lagi kemudian melepaskannya. " Baiklah..apakah ke dua orang tua mu sudah kembali ke hotel?"

"Yaa..barang-barang mereka masih di sana. Sekalian proses check out. Setelah itu mereka akan menjemput q untuk kembali ke rumah." Jawab Bulan. Yaa..dia hanya tinggal membereskan barang-barangnya sedikit lagi, dan kemudian menyerahkan kunci kamar kost kepada ibu kost. Ooh..sungguh hari yang penuh emosional..

Darius pun melangkahkan kakinya pergi. Ia tau..sebagian dari hatinya telah tertinggal pada diri Bulan. Walaupun ia tidak mendapatkan jawaban sesuai dengan yang ia harapkan. Tetapi ia berusaha memaklumi nya. Bulan sedang berproses memperbaiki hati.

Tiingg.. ponsel Bulan berdenting menandakan ada pesan masuk.

💌Darius, " Take care, Love 💗"

💌Bulan, " 🤗"

"Dia bahkan belum melangkahkan kakinya jauh dari pintu gerbang, dan dia sudah mengirim pesan ini. Ooh..aq merasa tidak enak." Bulan memikirkan Darius..lebih ke arah khawatir..karena dia tidak ingin membuat hati Darius terluka.

avataravatar
Next chapter