16 Beraninya kau..part 2

"Maaf, ada perlu apa y?" Bulan menanggapinya dingin.

"Oh, aq adalah.." belum selesai wanita itu menjelaskan, " Adalah selingkuhannya Leo? Aq tidak bertanya siapa kau. Aq bertanya, ada perlu apa kau memanggil q?" Bulan berbicara dengan nada rendah dan tajam. Sesaat wanita itu terdiam. Terkejut akan pemikirannya yang selama ini meremehka Bulan. Dia berfikir bahwa Bulan akan selalu menjaga sopan santun dan bahasanya dalam hal apapun. Dan saat ini dia mulai berhati-hati dalam bersikap.

"Ada yang ingin aq jelaskan kepadamu. Sebagai sesama perempuan. Aq harap kamu bisa mengerti keadaannya." Wanita itu menggunakan nada sok bijaksana. Dan itu membuat Bulan merasa kesal, wanita itu penuh dengan kepura-puraan. Bahkan setelah merusak hubungannya sendiri, kemudian merusak hubungan orang lain. Dan kini dia bergaya sok bijak seperti ini? Wanita gila..pikirnya.

"Oh, masih adakah yang perlu dijelaskan? Aq pikir semua sudah jelas. Dan aq juga tidak merasa butuh penjelasan side A side B." Bulan tidak memberi ruang untuk wanita itu.

"Tolonglah..setelah ini aq berjanji tidak akan mengganggumu. Aq harus menyampaikan ini." Dia memohon..

Sambil mendengus kesal, Bulan menarik kursi di meja pojok.. Wanita itu mengikutinya.

"Terimakasih,Bulan..Nama q Julia."

"Lanjutkan, Julia, aq ada janji." Bulan menegaskan.

"Waktu itu aq dan tunangan q sedang bermasalah. Tunangan q adalah orang yang sangat posesif. Kami sering bertengkar." Julia melanjutkan. "Saat itu aq sudah tidak tahan lagi, tapi tidak tau harus bagaimana.. Dan sepertinya saat itu Leo membacanya. Leo yang paling pengertian. Dia menanyakan masalah q. Dan aq pun mulai sharing dengannya. Mulai dari masalah-masalah biasa hingga masalah hubungan q dengan tunangan q." Julia berhenti..

"Lanjutkan." Bulan berkata sinis.

"Hubungan q dengan tunangan q berakhir. Saat itu aq sangat berterimakasih padanya. Dan kemudian kami mulai merencanakan bisnis bersama. Menggabungkan tabungan kami, dan mulai berbisnis. Kedekatan kami makin intens."

"Aq tau dia menjalin hubungan dengan mu. Tetapi dia mengatakan bahwa kalian sedang ada masalah. Kau sudah dijodohkan oleh orangtua mu."Julia berhenti di sini. Menunggu reaksi Bulan. Agak terkejut, tetapi Bulan tidak bicara apa-apa.

"Dia bercerita beberapa hal tentang hubungan kalian, katanya terlalu banyak masalah. Dan 2 bulan yang lalu kalian telah memutuskan hubungan."

"Aq tidak tau jika kalian ternyata masih menggantung. Belum sepenuhnya putus. Maafkan aq,Bulan.. Aq benar-benar meminta maaf. Jika kau mau, aq akan memutuskan hubungan q dengannya." Julia mencoba meyakinkan Bulan.

Bulan mengetatkan kepalan tangannya menahan kesal. Wanita ini sungguh tidak tau malu!

" Apa kau sudah selesai bicara?" Bulan bertanya dengan nafas tertahan. Julia mengangguk dengan tatapan matanya yang terus menatap Bulan dengan seperti minta dikasihani.

" Julia, aq sungguh terkejut melihat kenyataan bahwa kau ternyata hampir 5 tahun lebih tua dari pada q. Mungkin jika dilihat dari penampilan fisik mu, semua orang percaya. Tetapi ternyata isi kepalamu seperti anak remaja yang masih mudah ditipu atau sepertinya dalam kasus mu ini..kau beranggapan bahwa aq mudah kau tipu dengan narasi mu yang terlalu kau buat-buat."Bulan menekankan pada kalimat terakhir.

Julia mengerutkan alisnya, tak percaya Bulan mengatakan hal seperti itu.

"Julia, aq turut menyesal atas hubungan mu dengan tunanganmu yang kau rusak. Karena menurut q saat kita menjalin hubungan dengan seseorang apa lagi sampai tahap tunangan, pasti memakan waktu yang cukup lama. Memutuskan untuk bertunangan, setidaknya kau sudah cukup mengenalnya dan keluarganya dengan baik. Dan kau tidak tahan karena dia posesif? Lucu sekali. Selama ini mata mu ke mana saja? Apa terlalu sibuk memperhatikan pasangan orang lain sehingga kau lupa untuk memahami pasanganmu sendiri? Baik lah, hak mu untuk memutuskan dengan tunangan mu. Tetapi kenapa harus kau libatkan orang lain ke dalamnya? Apa kau tidak cukup berani untuk mengambil keputusan atas hidupmu sendiri? Bull****! Kau tau resiko membawa pria lain ke dalam hubungan mu. Walau kau menyangkalnya. Kenapa bukan teman wanita mu yang membantumu? Apa kau tidak punya teman wanita? Atau mungkin tidak ada wanita yang sudi berteman dengan mu karena perilakumu?" Cecaran Bulan menusuk hati Julia. Dia terkejut atas analisis Bulan yang sangat mengena namun dia tak bergeming.

" Leo adalah karyawan baru saat itu. Dan kau melibatkannya dalam urusan percintaanmu. Kau tak sesembrono itu, Julia. Kau sengaja." Bulan memicingkan matanya menatap Julia.

"Jangan menuduh, Bulan. Aq tidak ada maksud untuk.." Julia membela diri.

"Oh, jadi sedekat apa hubungan kau dengan Leo sebelumnya? Dengar Julia, jangan buat aq tertawa dengan bualan mu. Kau biarkan karyawan baru di kantormu untuk ikut campur dalam urusan pribadi? Haha..buat aq percaya dengan bualan mu berikutnya." Bulan tersenyum

avataravatar
Next chapter