Hilangnya sang penyayang

Ainun kehilangan seorang kakak yang begitu memanjakannya dari kecil, Sebagai sosok anak manja yg mempunyai 5 kakak lelaki, otomatis ainun menjadi sosok anak yang sangat manja walaupun terkesan tomboy, karena selalu diajak kakak-kakaknya ikut permainan lelaki, main bola, memanjat pihon, kehadirannya yang sangat di tunggu kedua orangtuanya yang mendambakan punya anak perempuan membuatnya selalu dilimpahi oleh kasih sayang dan perhatian. namun di usia SD satu persatu kakak nya meninggal dunia, hingga di usia SMP th 90 diapun kembali harus kehilangan sosok kakak yg begitu memanjakannya ... ainun tumbuh di kalangan orangtua yang mempunyai sifat sosial tinggi dan selalu berbagi rejeki dengan orang lain. hingga membuatnya mengimpikan punya pasangan hidup yang mempunyai sifat seperti ayahny Yg punya sifat dermawan dan penyayang hingga saat dewasa dia menikah dan harus banyak menerima kekecewaan karena suaminya tidak sesuai dengan harapannya, suaminya jauh dari kata romantis bahkan terkesan cuek dan sama sekali tidak punya sifat sosial dan berbagi dengan orang lain, serta cenderung tertutup. apa yg ainun dapatkan sedari kecil hingga dewasa di lingkungan rumahnya yg sangat penuh kasih sayang serta canda berbanding terbalik dengan kehidupan rumah tangganya. Dan ainun berusaha untuk beradaptasi dan berbakti selayaknya seorang istri hingga pernikahan itupun tidak bisa lagi dipertahankannya, cobaan demi cobaan terus terjadi demi menyambung hidupnya dan tiga anaknya menjadi seorang penyanyi, penari perut, hingga pelayan kafe yg mengharuskannya pulang malam dan berhadapan dengan penjahat yang menjambretnya dan menyeretnya sepanjang jalan hingga luka dan kakinya patah, belum lagi saat pergi menyanyi ditempat yang jauh dan pulang malam mengendarai sepeda motor sendirian di tengah hujan yang lebat dan menyusuri jalan yang sunyi di tempuh selama dua jam, banyak derita, banyak air mata yg dialaminya yg hal itu tidak pernah didapatkannya sebelum menikah yg hidup kecilnya selalu diisi dengan tawa hingga setelah dua tahun perceraiannya musibah besar terjadi, ibunya meninggal dunia, hancur lebur jiwa dan raga nya dunianya serasa runtuh, karena ibunya lah satu satunya tempatnya berkeluh kesah dan bersandar selama ini hingga ainun berfikir bahwa dunia tidak adil memperlakukannya dan sempat ingin bunuh diri, tapi ketiga anaknya lah yg membuatnya urung melakukan hal tersebut. kini segala kesedihan segala duka segala sakit hanya dirasakannya sendiri semangatnya sekarang ini adalah bagaimana membesarkan anak-anak nya hingga mereka bisa mandiri. ainun tidak lagi berfikir untuk membuat hidupnya bahagia, karena baginya bahagia itu tidak akan pernah ada lagi ditemuinya semenjak dia meninggalkan rumah untuk menikah