13 Pemandian Air Panas (1)

.

.

.

.

.

hari yang indah. dimana waktu nya nan pergi berlibur-!. tapi..., selalu ada saja ada masalah aneh yang mengikuti nan seperti virus. yah, sudah bisa di tebak. nan melihat ke arah belakang dengan tatapan datar dan sebal. manusia itu lagi lagi berada di belakang nan. tepat pada hari Minggu ini. dengan memakai pakaian pantai. mereka natap nan dengan tatapan berbinar sedikit kosong, nan merasa dahinya berdenyut.

"Ngapain kalian disini?" seru nan dengan nada rendah. sebal dan kesal. ingin rasanya nan menendang para manusia yang selalu ada di sekitarnya ini kalau bisa ke dalam gunung berapi. boleh terbakar sekaligus tuh, wajah dan penampilan Beautiful mereka-!.

"ngikutin kamu" kata sasu dengan sebuah senyum bercahaya. yang lain pada natap penuh harap gitu. chai udah pakai ban pelampung padahal ini mau ke pemandian air panas bukan pantai!. si sasu udah pakai pakaian Hawai. ayah dan freeze juga ikut. freeze udah pakai pakaian model sederhana. dia selalu terlihat cantik-!. ayah ia malah memakai pakaian kerjanya. dan dua kembar itu masih memakai pakaian yang sama. mereka juga natap dengan tatapan berbinar gitu. kan kalau anak anak, nan jadi gimana ya. mau marah, gak bisa. bisa bisa ia dikutuk jadi maling kundang gegara mengabaikan anak polos itu.

"Gak perlu, aku pergi sendiri" seru nan. mencoba mengabaikan hati nuraninya. toh ia bukan malaikat juga, ia jahat. biarlah. kali ini ia ingin menjalani hidup damai penuh kesendirian. bodoh lah sama mereka. toh yang dapat event hadiah juga dirinya. gak usah merasa bersalah karena hal itu. ia mencoba tidak acuh, gak peduli gitu.

"yakin?" tanya mereka lagi. natap nan dengan tatapan iba. apa-apaan itu?!. kan dia yang punya tiket nya. dasar manusia aneh semuanya-(!).

"IYA!" daripada ia diikuti sama maklhuk gak waras itu. mendingan ia jalan kaki kesana. Deket juga. nan sering naik turun gunung saat pergi bersekolah dulunya. hal ini gak masalah.

"pergi sana!" usir nan. ia melihat ke arah depan. baru saja melangkah. hujan tiba tiba turun dengan begitu deras. ada bunyi gemuruh di sana. dan bunyi petir berburu mengkilat kilat, menyambar setiap kehidupan di tanah. nan menatap dengan ngenes disana. kenapa langit selalu gak berpihak kepadanya-(?). nan melihat ke arah belakang dan tetiba semuanya udah masuk ke dalam sebuah mobil. mereka natap ke arah nan dengan senyum menggoda. atau bisa dibaca mengejek.

"gimana, mau gak?" ulang mereka lagi natap dengan menaikkan alis. nan menatap dengan pasrah. melihat lagi kondisi alam yang sama sekali tidak mendukung. ia menghela nafas, dan menyerah mengikuti mereka. daripada jadi nan panggang nantinya. nan masuk ke kursi belakang dan ia terkejut saat melihat min ada di sebelahnya. udah pakai aura gelap di pojokan. dan semua tempat terisi. nan menelan ludah dan terpaksa duduk di sebelahnya selama perjalanan. memang nasib-nasib.

"eh darimana datangnya mobil ini yah?, perasaan kita gak punya mobil" seru nan heran saat perjalanan. udah merinding sedari tadi dan mabuk mobil. sudah deh lengkap sudah. ini mobil sangat luar bisa. bisa menaiki gunung terjal. yah sebenernya ayah paksa sih. dan hujan te-tiba sudah reda saja. memang dasar hujan laknat.

"eh?, ayah dapat dari seseorang yang baik hati" kata ayah datar.

"orang?!, dimana dia sekarang?!". nan panik. biasanya kalau ayah bilang begitu. ia malah merampas punya orang lain karena tampang ayah yang emang kayak preman jalanan. nan jadi kasihan sama pemilik mobil ini. yah meskipun enak sih punya mobil untuk berpergian. dasar nan labil!, bilang saja keenakan.

"dia katanya baik baik saja, sedang berada di jurang. sedang berpegangan dengan sebuah ranting pohon. dia memang aktor luar biasa" puji ayah dan mengarahkan mobilnya meloncat melewati jurang dengan santai. dan para manusia lain di mobil juga malah sama sekali gak takut dan malah joget joget membuat nan hampir saja muntah karena ulah bodoh mereka.

"Ayah!, dia gak akting?!" semoga saja orang itu mendapatkan tempat yang baik nantinya. [Kalau selamat]. nan gak mau ikut berdosa kalau orang itu gak bisa menahan aktingnya itu dan mencium dasar jurang di bawahnya. keburu rumah nan di kelilingi sama jurang yang luar biasa dalam. kayak lobang hitam di angkasa.

.

.

.

.

.

Nan akhirnya masuk ke dalam pemandian air panas. dan para manusia laknat itu malah udah asyik masuk ke dalam ruangan ketika sudah sampai dengan santuy. meninggalkan nan yang harus mengurus semuanya. nan menghela nafas. dan terpaksa harus mengeluarkan tiket itu dengan wajah muram. ketika melihat petugas disana. nan terkejut. melongo saat melihat itu adalah author-!. oh apa lagi ini. plot twist apalagi yang harus dilihat oleh nan seharian ini.

"Kenapa author ada disini?" bisik Nan. author sialan yang memiliki rambut berwarna hitam pendek sebahu dan kedua mata berwarna hitam juga. dengan berbagai banyak jer**** bermekaran di sekitar wajahnya. Nan di geplak atas tuduhan pencemaran diri author. dipuji kek gitu. Nan meringis melihat ke arah depan setelah dipukul dengan kekuatan author.

"Sudah diem aja. author lagi bosan aja. mau masuk aja sekali kali gak papa kan?" seru author dengan mengedipkan salah satu matanya jahil. Nan memutar bola matanya dengan malas.

"Terserah author lah!. tapi buat hidupku senang dong kali ini ya!" seru nan memohon. ia sudah malas harus menjalani kehidupan seperti ini. rasanya seperti kewarasannya tersedot.

"Gak dong hehe!. kalau gak ribut gak akan seru dong!" seru author sambil tersenyum nista dan berdiri sambil nunjuk ke arah nan dengan semangat. nan menghela nafas. gak karakter yang di buatnya. gak author atau penulis nya mereka sama sama gak waras. dan lagi lagi nan harus di hadiahi dengan pukulan khayalan author tercinta itu. gak dimana mana nan selalu salah.

.

.

.

.

.

"eh nan itu siapa?" tanya sasu saat nan masuk didampingi dengan author yang 'sangat' memaksa untuk di-ikut sertakan. Dengan kekuatan penulis. author berubah menjadi karakter yang manis dan cantik seperti idamannya. seperti karakter dandere tercinta dalam nisekoi. Pokoknya author tim onodera!.

"Itu dia...a*****" kata nan datar dengan sensor yang entah darimana. author itu tersenyum nista melihat karakter dalam novel yang dilihatnya sangat luar biasa. lalu ia bergabung disana dan berbaur dengan ketidakwarasan mereka. nan menutup pintu kamar dan melihat isi kamarnya yang sudah penuh dengan para manusia yang kini sedang asyik mengamati dan memotret bokong tikus yang entah darimana bisa di dapat. dan author yang mengarahkan jempolnya. benar benar kekuatan author. tidak ada tandingannya. nan menghela nafas.

dan terpaksa harus ikut berbaur dalam keramaian itu. ia duduk dipojokkan. berusaha agar menjadi waras disana. tapi tidak. malah Chai dengan sengaja berada di depannya. dengan wajah penuh nafsu. nan sampai lupa kalau chai itu sangat mesum padanya. nan berusaha gak peduli. anggap saja boneka manekin yang seram. chai terus memandanginya dengan hidung yang udah kembang kempis seperti banteng. tentu saja Nan merasa risih. tapi ia berusaha berwajah datar. seperti biasa. seperti biasanya.

***

Sasu tiba tiba datang setelah chai. ia mendekati nan dengan sebuah senyum menawan seperti biasa. sumpah nan seperti melihat matahari terhadap sasu. nan hanya diam. dan sasu tanpa rasa berdosa dan apapun langsung dengan cepat memasukkan makanan di dalam mulut nan. nan tersedak. dan sialnya author malah tertawa disana. seperti nya ia sudah merencanakan ini semua-!. Nan tersedak dan mendapati sebuah kepala ikan di masukkan kedalam mulutnya. langsung saja sontak nan harus ke kamar mandi untuk muntah.

sasu senyum senyum aja saat nan udah keluar dari sana. "Kau gak apa apa?".

"Napa Napa, bapak kau pecah!", apa dia gak lihat nan udah pucat gara gara-nya.

"Tapi makanan itu diminta oleh dia, dan ada sebuah keinginan kuat yang buat aku kasih padamu" seru sasu polos. sambil nunjuk pada author yang sok gak berdosa duduk di sana sambil senyum.

"Author sialan!" umpat nan. gila dia beneran ngasih makanan aneh padanya. ia benar benar ingin menyiksa nan. pakai karakter buatannya lagi!. benar benar ia jadi ingin mengganti karakter nya dengan author. kalau saja bisa diganti. ia mau author itu kalau bisa ia akan buat terpaksa menari nari di luar umum sambil telanjang. *Hehe*.

"Author itu siapa?" tanya sasu heran. natap dengan wajah bercahaya.

"gak ada..gak apa apa" gumam nan pelan dengan berkeringat karena kalau ia bercerita lagi. author seperti nya akan benar benar menghapus keberadaan nya. lihatlah author sudah menunjukkan pensil dengan tatapan ancaman. nan menelan ludah paksa. ia tidak mau membuat author marah. lah ini ia gak marah udah buat nan ke-siksa. apalagi kalau udah marah. udah lewat nan.

***

Nah , nan mau istirahat lagi. nan berjalan menuju ke futon miliknya yang untung saja gak digabung sambil nunggu waktu malam tiba. waktu malam enak cuy, kalau mau mandi. jadi nan hendak ber-golek di sana. tapi nih ya, tiba tiba ayah nan datang dengan tidak santuy. ia sampai mendobrak pintu nan dengan wajah sangar, lalu menutup nya. kemudian masang wajah datar lagi. ayah ini sangat luar biasa.

Nan menatap heran saat ayah tiba tiba datang kemudian ia ambil lengan kanan nan kemudian malah memojokkan nan ke futon. oy!, bisa salah sangka!. Nan udah mau berontak. tapi ia natap datar saat ayah sudah memasuki mode lain. Nan-complex. matilah dia. udah lama juga gak nampak mode ini sejak freeze datang dan saat itu ayah malah mode stundere. benar benar dah.

"Ayah, sedang apa kau?" tanya nan datar. ini ayah pasti melakukan sesuatu hal yang sangat menjijikan.

"Kau terluka kan nan. mana?" tanya ayah dengan sok lembut yang malah kelihatan menakutkan.

"Bukan di tangan ayah!, uh sudahlah. berhenti!, nanti freeze lihat!" seru nan. ini ayahnya malah asyik memegang dagu nan pula. ia salah fatal.

"Ini sentuhan ke-ayahan!" seru ayah ngegas. bersikeras memeriksa nan dengan yang disebutnya tadi. sumpah, ini ambigu banget. ditambah posisi mereka yang saling memojokkan. ayah memojokkan nan dan malah pegang dagu dengan dramatis. eh jangan di tambah efek bunga dan sound sedih!.

"Mana ada, pala bapak kau pecah!, eh tunggu ini kan ayah nan ya?". nan malah bersyukur kalau ini bukanlah bapaknya. nan sama bapaknya sama saja. nan udah natap datar, pasrah. saat begini. mau apapun yang nan katakan. ayahnya gak bakal dengerin. yang penting, hilangkan dulu efek aneh ini-?!.

***

Hah, akhirnya ayah yang aneh sudah selesai. udah ah. nan udah gak nafsu mau tidur lagi. mungkin nan mau ambil Vidio game yang sempat ia masukkan ke dalam tas ayah. nan beranjak dari sana dengan malas. liburan nya sangat luar biasa. nan beranjak ke arah kamar ayah yang entah kenapa ada freeze disana. sedang duduk. megang celana dalam ayah. dan mandang nan.

situasi apa ini?!. nan udah mukanya merah padam saat melihat freeze yang cantik dengan pakaian kimono. dan entah sejak kapan pintu itu tertutup dan menyisakan mereka berdua disana. Good job author!. dan author menjawab dengan jempolan yang bisa dilihat nan dari sana. kalau gini kan enak.

Nan mendekat dan freeze masih diam disana. ia benar benar sangat cantik. tapi sayang udah milik ayahnya. Udah kayak judul sinetron aja. "Cinta tertikung oleh ayah sendiri". benar benar naas.

"N..ngapain kamu disini freeze?" mendadak nan jad gugup. ia garuk bagian belakang kepalanya malu.

"..." freeze gak jawab. nan bisa lihat wajah freeze yang biasanya selalu datar kayak pantat panci. kini tampak agak memerah. seperti nya ia malu karena ketahuan oleh nan. nan jadi ikutan merah saat freeze natap dengan sedikit menunduk. kemudian letakkan lagi celana dalam itu dan pergi. Nan terpaku, itu freeze kan?!. kesal!, ia jadi gak rela cintanya tertikung oleh ayah!.

Nan balik dan ia di kejutkan saat melihat ayah datang sambil natap freeze dengan terpaku juga. nan gantian melihat ke arah bajunya dan celana dalam freeze entah sejak kapan ada di sana?!. daripada terjadi perang dunia ke-selanjutnya. demi keselamatan nan. nan letakkan di bawah bantal ayah. boleh ada modusnya dikit sembari ayah masih terpesona dengan slow motion si freeze yang langkah entah sejak kapan jadi lambat sekali. padahal satu langkah saja sudah cukup keluar dari sana.

"Ada apa ayah?" tanya nan dengan senyum secercah matahari.

ayah tersadar dan udah masang mode stundere nya lagi. "Gak ada, tadi ayah kira ada bidadari lewat. ah bukan. ayah bukan nya membicarakan freeze". nan udah memucat disana. nampak kali dasar ayah gak berperasaan!. tapi demi keselamatan bersama nan mendingan keluar malas lihat stundere ayah.

abis diluar terdengar teriakan dari dalam kamar. tapi itu buat nan merasa telah melakukan suatu kesalahan karena telah membiarkan ayah senang. di dalam sana ayah menemukan sebuah celana dalam elegan disana. ayah langsung berteriak lantang dan langsung bercahaya. dan lantas, ia malah memajang celana dalam freeze di kamarnya itu. dan freeze ia sudah memerah padam disana. nunduk dan menutup wajahnya membuat nan merasa ayah ini benar-benar lebih mesum daripadanya. sayangnya mereka sudah sah. jadi gak berlaku. FBI.

"Celana dalam freeze?!"

"Ayah mesum!"

***

avataravatar
Next chapter