1 PROLOG

Seorang gadis dengan kemeja putih dan celana panjang hitam berjalan di koridor gedung salah satu perusahaan kontraktor terbesar ditemani oleh salah satu staff senior. Rambut pendek sebahu dan riasan natural pada wajahnya menyempurnakan penampilannya di hari pertama ia bekerja.

"Lewat sini."

Gadis pemilik nama lengkap Rachel Amelee ini terus berjalan mengikuti instruksi staff senior yang sedari tadi menuntunnya menuju ruangan tempat dimana ia akan bekerja. Tak ada senyum sama sekali di bibirnya. Wajahnya terus di tekuk entah karena apa, yang jelas mood nya tiba-tiba anjlok sejak bangun tidur tadi.

Setelah tiga bulan menjalani On the Job Training atau biasa disingkat OJT, Rachel bisa bernafas lega ketika ia akhirnya di tempatkan di kantor pusat perusahaan tersebut. Sebelumnya ia sempat khawatir menunggu pengumuman di mana ia akan ditempatkan karena setiap kandidat akan disebar di seluruh kota.

Langkah mereka terhenti di depan ruangan yang bertuliskan "Finance & Accounting Departement" tepat di atas pintu masuknya. Ya, gadis itu masuk ke dalam Divisi Finance, divisi tersebut sangat cocok bagi Rachel karena sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Salah satu staff senior yang mendampingi Rachel memperkenalkan setiap ruangan yang mereka lewati, seperti ruangan Divisi Accounting dan juga Divisi Tax. Hingga mereka sampai di depan pintu ruangan tempat Rachel mulai bekerja.

"Mulai sekarang kamu di tempatkan di sini, ya." Rachel mengangguk pelan.

Pria dengan penampilan rapi itu pun menuntun Rachel untuk memperkenalkan diri kepada rekan satu divisinya. Gadis itu terus melemparkan senyum kepada teman-teman satu divisinya sampai sebuah teriakan mengganggu indera pendengarannya.

"Yo, Rachel! Ketemu lagi kita." Senyum Rachel perlahan memudar ketika melihat seorang pria berwajah oriental yang merupakan teman satu batch nya saat OJT.

Mario. Si pria paling berisik, paling jahil, paling menyebalkan yang pernah ia temui. Oh, astaga Rachel tidak akan pernah lupa bagaimana pria itu mengganggu konsentrasinya saat menjalani on the job training selama tiga bulan lalu. Pria itu selalu merecokinya dengan berbagai cerita kesehariannya yang tidak penting, menanyakan kabar Rachel setiap saat, merecokinya dengan pertanyaan yang sebenarnya bukan urusannya. Dan kini, kenapa dia harus satu ruangan dengan pria itu?!

Kalian bisa lihat kan? Sehabis teriak di tempat yang setenang ini pria itu masih bisa menunjukan senyum cerahnya, bukankah dia sedikit tidak waras?

Coba lihat sekelilingmu, Mario! Staff lain kini sedang menatapmu dengan tajam.

Rachel membalas sapaan Mario dengan senyum terpaksa, bukannya ia tidak senang satu ruangan dengan pria itu. Hanya saja, bekerja dengan ketenangan seperti yang selama ini sudah ia rancang dengan indahnya harus sirna seketika.

"Astaga!" Pekikan seorang gadis di pintu masuk mengalihkan perhatian semua yang berada di ruangan itu, termasuk Rachel. Ia menepuk jidatnya pelan ketika menyadari siapa yang berdiri disana.

"My baby Rachel! Finally kita seruangan!" Cassie yang juga merupakan teman satu batch nya saat OJT berlari memeluk Rachel gemas. Tidak usah kalian tanya, Cassie adalah jelmaan Mario versi perempuan. Mereka sebelas-duabelas!

Rachel menghela nafas panjang. Hari-harinya di kantor mungkin memang tak akan semudah yang ia bayangkan.

Dan Cassie, tolong turunkan sedikit nada suaramu. Jika pandangan seluruh staff diruangan itu mengeluarkan panah, mungkin kau sudah mati hanya dengan tatapan tajam mereka.

.

.

To be continued.

avataravatar
Next chapter