webnovel

PERSIAPAN SUPER MATANG

Pukul setengah lima pagi - tepat nya setelah adzan subuh berkumandang, Agesti sudah duduk di depan meja rias nya yang terbuat dari koper baju. Maklum, anak Kos memang tidak pernah kehabisan akal untuk menjadikan benda yang lama tidak dipakai menjadi sesuatu yang bernilai.

Gadis bertubuh tinggi itu tengah memasang eyeliner di kelopak mata nya yang indah sementara kedua teman nya masih tersungkur di tempat tidur sambil berebut selimut.

Agesti menoleh memandangi wajah kedua teman nya yang masih tertidur pulas.

Tiba-tiba ia tersenyum mengingat semua kenangan pahit, manis, asam, manis dengan Kedua gadis tersebut.

"Liv, Wil.. gak nyangka ya.. ternyata sekarang nasib kita sama! Sama-sama jomblo, ya.. meskipun tetep sih, kisah gue yang paling kacau." Sambil melanjutkan berdandan, Agesti tampak berbicara seorang diri.

Hari ini adalah hari pernikahan Tio dan Lola. Lelaki yang seharusnya mengikat janji suci dengan nya kini malah bersanding dengan seorang gadis yang tidak di sukai oleh nya sejak SMA. Entah kenapa, tidak ada kata putus atau pun kata perpisahan lain nya yang terlontar dari mulut Tio untuk nya sebelum memutuskan menikahi Lola.

Padahal, sebelum nya Tio hanya mengatakan kepada Agesti bahwa ia tengah sibuk membangun bisnis dengan keluarga nya dan alasan tersebut mengakibatkan komunikasi mereka sempat terganggu selama kurang lebih satu bulan ke belakang. Tapi karena hubungan yang di rajut Agesti bersama Tio bukanlah setahun dua tahun - melainkan sudah hampir menginjak enam tahun, membuat Agesti tidak pernah mempermasalahkan hal sepele tersebut karena tentu saja Agesti enggan berpikiran negatif.

Namun siapa sangka, kerenggangan komunikasi mereka ternyata malah di isi oleh seorang perempuan yang sudah coret merah di pikiran Agesti.

Lola bukan lah gadis baik-baik. Seperti yang pernah di katakan oleh nya, Calon istri Tio sekarang ini adalah seorang gadis simpanan para lelaki hidung belang sejak SMA.

Tapi entah kenapa Tio yang berwibawa dengan background keluarga yang intelek bisa memilih Lola sebagai pelabuhan terakhir nya.

Meskipun begitu, kisah seperti ini memang sudah menjadi takdir nya. Di tinggalkan dengan satu ucapan kalimat jauh lebih terhormat di bandingkan dengan tanpa mengucap sepatah kata pun.

Beberapa kali bertemu Tio di kampus, lelaki itu tidak pernah lagi menatap wajah Agesti seperti takut akan di mintai kebijaksanaan.

Padahal, Agesti bukanlah perempuan yang akan memaksa agar dirinya selalu di cintai.

Mungkin, hampir semua perempuan menginginkan kepastian, entah kepastian dalam mengikat sebuah hubungan atau kepastian melepas sebuah hubungan. Yang pasti, Agesti tidak mendapatkan kedua nya.

Tio Wardhani, lelaki yang sudah mematahkan perasaan nya berkeping-keping sebentar lagi akan menjadi seorang suami dengan mempersunting seorang Gadis binal yang Agesti kenal.

Dari sekian banyak kasus pengkhianatan dalam sebuah hubungan, entah kenapa seperti nya kisah Agesti dengan Tio lah yang akan jadi juara nya.

Lelaki yang sudah ia kenali kurang lebih enam tahun lama nya itu bahkan pergi tanpa berpamitan, seolah Agesti hanyalah sebuah tempat persinggahan yang bisa ia tinggal begitu saja.

---

"Astagfirullah.. Allahuakbar Ges! Lo ngapain?" Tanya Oliv yang baru saja terbangun karena kebelet buang air kecil.

Namun saat pertama kali menoleh ke arah samping, ia melihat rambut panjang Agesti terurai sampai menutupi punggung nya, membuat Oliv sontak merasa kaget dan mengira Agesti adalan neng uti, alias hantu.

Agesti menoleh dengan santai sambil menepuk-nepuk pipi nya dengan spons. "Make up, lah.. ngapain lagi?" Sahut Gadis itu seadanya.

"Ya maksud Gue ngapain masih jam segini udah makeup-an? Emang nya Lo udah sholat subuh?" Tanya Oliv keheranan.

Agesti menggeleng, "Gue lagi PMS Liv."

Oliv yang penasaran langsung menghampiri Agesti dan mulai memperhatikan dandanan nya dari atas ke bawah. Agesti yang jarang berdandan semenor ini tampak pangling sekaligus membuat Oliv terheran-heran.

Ia yang semula berniat untuk pergi ke toilet seketika melupakan tujuan awal nya saat melihat Agesti yang biasanya bangun jam sepuluh di hari libur, kini tampak sudah berdandan sejak subuh.

"Lo mau kemana Agesti Munaf?" Tanya Oliv dengan suara yang pelan.

"Ke kondangan Tio, Lah. Lo lupa kalo hari ini Tio sama Lola mau nikah?" Jawab Agesti santai, seperti tanpa beban.

Oliv yang semula duduk di samping Agesti yang hanya berjarak beberapa inci tersebut seketika memundurkan tubuhnya dan naik kembali ke atas kasur.

Tangan nya berusaha membangunkan Wilia yang masih nyenyak tertidur tanpa merasa terganggu sedikitpun.

"Wil.." panggil Oliv pelan.

Sementara Agesti kembali melanjutkan sesi make up nya yang belum selesai.

"Hm." Sahut Wilia tanpa membuka mata nya.

Oliv kembali menggoyang-goyang tubuh Wilia agar teman nya tersebut bangun dan melihat Agesti yang tiba-tiba bersikap aneh sepagi ini.

"Ish! Apaan sih Liv?" Tanya Wilia kemudian mengucek kedua mata nya pelan.

"Tingali tuh si Ages.. rek kamana wayah kieu? (Liat tuh si Ages.. Mau kemana jam segini?)" Sahut Oliv dengan menggunakan bahasa Sunda.

Wilia yang penasaran pelan-pelan bangun dan duduk di tepian tempat tidur dengan wajah yang masih terngantuk-ngantuk.

"Ges.. Lo mau kemana jam segini?" Wilia membuka obrolan.

"Ke kondangan nya Tio." Jawab Agesti sembari tersenyum manis tanpa beban.

Mendengar ekspresi aneh teman nya, Oliv pun langsung memeluk lengan Wilia erat-erat. "Itu beneran Agesti bukan, sih? Soal nya Gue liat dia dandan dari tadi gak selesai-selesai, lagian ini kan baru jam setengah lima subuh, ngapain dia siap-siap sepagi ini buat ke acara pernikahan Tio? Lo liat deh, ekspresi nya juga santai begitu, kayak bukan Agesti, temen kita." Bisik Oliv si paranoid.

Wilia memutar kedua bola mata nya saat mendengar Oliv berkata seperti itu.

Mungkin karena efek baru bangun tidur, keduanya merasa takut mendekati Agesti saat ini.

Dua gadis itu malah duduk di atas kasur mereka sambil berpelukan.

Oliv yang semula kebelet ingin pergi ke toilet tiba-tiba lupa dan malah larut dalam situasi yang dianggap nya mengerikan.

Hanya ada dua kemungkinan yang terjadi kepada Agesti saat ini, Antara ia kesurupan atau ia sudah gila - pikir Oliv yang memiliki kapasitas otak setengah giga.

"Lo, Agesti bukan sih?" Tanya Wilia memberanikan diri. Padahal sudah jelas gadis di depan nya tersebut adalah teman sekamar nya. Tapi entah kenapa Wilia jadi terbawa arus oleh prasangka Oliv yang berlebihan.

Agesti menoleh ke arah dua gadis tersebut sambil menyipitkan mata. "Bukan! Gue Agnez Monica." Sahut Agesti penuh kekesalan. Seperti nya sikap manis nya yang tadi hanyalah topeng, ia sudah kembali ke setelan pabrik.

"Oh iya, bener Wil.. itu Agesti." Sahut Oliv sambil meregangkan pelukan nya.

Kali ini malah Wilia yang terlihat bingung. "Apa yang bikin Lo yakin kalo itu Agesti, temen kita?"

"Keliatan dari cara ngomong nya, nyolot! Kalo tadi kan kalem, makan nya Gue ragu." Jawab Oliv dengan ekspresi yang datar.

Next chapter