1 1. Bagaimana ini . . . ?

Aku kebingungan, tapi bingung yang bagaimana??

Aku marah, tapi marah yang seperti apa??

Kepribadianku seakan memudar perlahan.

Okay!!

Tenang. . .

Apakah akan berpengaruh??

Masalah utamanya adalah bahwa aku melanggar aturan yang aku buat sendiri atau setidaknya menjerumuskan diri kedalamnya . . . .

Aku memang bebas dan baik-baik saja tapi kutukan ini . . . . .

Kutukan yang membuatku kerepotan karena harus jumpalitan antar dimensi dan ruang. Padahal seharusnya bukan sepenuhnya salahku.

=

=

=

=

PS :

**____** = inner talk

"______" = normal talk

Dengarlah kisah awal gadis muda yang terbangun dalam awan yang hangat.

"Dimensi mana lagi ini?"

Gadis muda bernama Rin memiliki rambut sehitam malam dan mata serupa emas terbangun kebingungan, dia menyapukan pandangannya, ada padang awan yang lembut dan memanjakan tubuh, ada kedamaian sejauh mata memandang, sungai awan seputih susu, tanah awan sehalus kapas, suara yang menenangkan telinga dan didepan sana ada hutan dengan pepohonan yang amat besar disertai tumbuhan kacang melintir tanpa ujung ditengahnya menciptakan udara yang bersih mengalir mengisi paru-paru.

.

.

"Kakiku lelah." si gadis duduk di awan kembali menikmati sekitarnya lalu berbaring tapi hanya sebentar karena dia mendengar dentuman dan teriakan dari berbagai arah.

Langit yang tadinya putih bersih berubah menjadi awan mendung menakutkan, menurunkan petir yang menyambar-nyambar menghancurkan apa saja dihadapannya.

Dan yang lebih menakutkan..

"HUAAA APA ITU??" dibalik langit gelap ada benda bulat besar meluncur perlahan dan siap meratakan pulau kecil dibawahnya.

Rin mulai kebingungan hendak berlari namun tubuhnya tak bertenaga dan pandangannya mulai mengabur.

.

.

DHUARRRRRR

Rin kembali terkejut benda bulat dilangit yang tadi bersinar terang menghancurkan pulau dibawahnya menciptakan lubang teramat besar.

Sesaat setelahnya, tanaman kacang besar menjalar keatas di tengah hutan mulai miring, ditambah lagi dilangit ada benda bulat serupa tapi lebih besar meluncur lebih cepat dari yang pertama.

.

.

.

"Eh hancur??" benda bulat tadi sudah hancur sebelum menyentuh tanah, daya hancurnya melibas awan gelap menampakkan kecerahan.

Kemudian terdengar suara gelegar petir menyakiti pendengaran disusul getaran hebat di seluruh daratan awan. Namun selanjutnya suara gema lonceng yang sangat indah memenuhi seluruh pulau awan aneh ini.

.

.

.

"Kenapa badanku lemas sekali. Kalau begini aku bisa bangun lebih penat." Rin medapati dirinya lelah tanpa sebab, ditambah tubuhnya mulai terasa ringan bergerak seakan punya nyawa sendiri.

**Aku senang bisa melayang tapi aku tidak bisa mengendalikan diri**

ocehnya, dia berteriak tidak karuan saat tubuhnya diselimuti cahaya tipis dan mulai terbang dengan kecepatan tinggi.

Teriakkannya tak terdengar

.

.

**Mau kemana ini?? Tolong berhenti!! Aku perintahkan diriku untuk berhenti!!** Rin bersuara dalam diam.

Dia menuju pulau berpohon besar dengan gulungan awan, di pinggir pulau terdapat banyak sekali perahu besar penuh penumpang.

Selain itu, dihadapannya tmenampakkan pemandangan kurang bagus, hutan terbakar, bangunan yang hancur dan beberapa orang yang terluka bahkan gosong.

Gosong?

.

.

Pikirannya yang tenang kembali panik karena dia meluncur kebawah, Rin tak takut terjatuh tapi di bawahnya ada seseroang berbaring di tanah, lelaki berkulit gelap dengan rambut jambul panjang diikat rapi, wajah dan bahu kirinya bertato, serta tangan kanannya diperban seluruhnya. Disamping sang lelaki ada rusa kecil agak aneh.

**Aku tidak bisa berhenti. Tunggu dulu, aku akan jatuh menghantam lelaki pingsan penuh luka yang hanya pakai benutup bawah ala baju suku pedalaman itu??**

Sekeras apapun mencoba si gadis tidak bisa berhenti meski melambat.

**Tolonglah aku.** tangisnya dalam kepanikan

.

.

Suara berat : Oi.. benda bercahaya apa itu?

Suara anak kecil : Benda itu jatuh kesini!! aku tidak bisa memindahkannya!!

Suara cempreng : Sepertinya benda itu tidak berbahaya.

Suara anak kecil : Bentuknya seperti manusia tapi rata dengan sinar.

Suara berat : Manusia bersinar??

Gadis muda : **Aku memang manusia** T_T

Suara gadis kecil : Cepat minggir dari sanaaaa!!!!!

Gadis muda : **aku juga ingin menyingkir** T_T

.

.

.

PLUK.. si gadis jatuh pelan dan nyaman diatas pemuda babak belur. Dia berteriak kencang namun hanya dirinya sendiri yang mendengar teriakannya.

Gadis muda : **HUAAA BUKAN MAHRAM!! JAUHKAN AKU DARI DIAAAAA**

Suara anak kecil : Dia memeluk Wiper..

Gadis muda : **Aku tidak berniat begitu tolong aku T_T Tunggu, aku bergerak lagi**

Suara berat : OI. dia kearahku!!

Gadis muda : **Bukan keinginanku!! eh??**

.

.

Rin memeluk seorang yang duduk bersandar memegang katana sebentar kemudian melayang lagi kehadapan wanita muda yang tinggi dan menyentuhnya sedikit.

Dia melayang lagi lalu diam.

Gadis muda : **Ini hal paling absurd yang pernah terjadi selama aku ada dimensi sebelumnya**

.

.

Suara anak kecil : Patah tulang di tangan Wiper sembuh!!

Suara berat : Luka sayat di perutku juga tidak terasa lagi.

Wanita tinggi : Mungkinkah manusia bercahaya itu menyembuhkan kita??

Suara cempreng : Tapi kenapa dia tidak menyembuhkanku??

Suara gadis kecil : Mungkin dia dewi yang hanya mendampingi para ksatria??

Gadis muda : **Aku manusia!!!! seseorang tolong hentikan aku**

.

.

Tubuh Rin tetap mengambang. Dia bisa mendengar namun pandangannya perlahan kabur padahal tadi baik-baik saja.

Suara gadis kecil : Wiper jangan bergerak dulu!!

Rin menoleh berusaha keras melihat seseorang yang dipanggil Wiper.

Wiper : Aku .. aku tidak merasa kesakitan sama sekali. (Duduk memeriksa seluruh luka)

Gadis kecil : manusia bersinar itu tadi memelukmu dan kau sembuh.

Wiper : Dia menolongku..?? (mendongak ke arah gadis muda, mencoba menerka)

Rin berusaha tetap sadar meski kelelahan, namun tubuhnya kembali terjatuh ke pelukan Wiper dan sepenuhnya kehilangan kesadaran.

.

.

Suara cempreng : cahaya yang menutupi tubuh itu memudar.

Semua yang ada disana termasuk lelaki yang baru datang fokus pada Rin yang perlahan menampakkan wujud aslinya (bukan makhluk halus).

/

/

/

/

Ada banyak suara, sangat berisik namun tidak mengganggu. Alas tidur nyaman nan kokoh, ada rasa hangat dan terlindung.

Rin : **Aku akan bangun dengan bahagia karena menjadi seorang dewi-dewi an dalam mimpi**

Suara yang tadinya tidak mengganggu kini mulai mengusik, Rin membuka matanya perlahan menyesuaikan segala yang ada di hadapannya.

,

,

Suara orang tua : Oh,, gadis ini mulai membuka matanya

Suara lelaki : Sungguh?

Wiper : Sstt.. jangan membuatnya terkejut dan bergerak mendadak.

Rin : **Kok kasur dan suara yang aku dengar itu terasa sedikit .. .. ..**

Rin membuka mata sepenuhnya, dia mendapati ada didalam tenda, dihadapannya ada orang tua bertopi kepala serigala berjenggot putih panjang berdiri dengan bantuan tongkat, tampaknya dia kepala suku, disampingnya ada lelaki berkacamata bulat berambut minim, padanya juga ada kesan kekuatan besar.

Lebih parah lagi, dia ada dalam pelukan seseorang yang bersandar pada tiang tenda dengan tubuh yang terasa sangat kokoh khas pekerja keras.

Catat : dipeluk

.

.

Rin : **NANI!!! {Apa??}** (terduduk dari dekapan seseorang dan terdiam)

Kepala suku : Anda sudah bangun nona muda??

Rin : **A-apa yang terjadi..??** (masih terdiam bengong)

Kepala suku : Sebelum kita bicara bisakah anda melepaskan jantung Wiper?

Rin : **Wiper?? oh pria yang tadi ** (menoleh perlahan) **WHAT!!**

Dan disini Rin menyadari bahwa dirinya tidak bisa bicara.

Dari tadi dia tidur dipelukan seorang yang bukan mahram. [adeuh deuh] Dan tangan kanannya tepat ada di dada kiri Wiper yang bertatto, diujung kelima jarinya terdapat semacam benang putih masuk dalam dada dimana jantung berada. Warna kulit keduanya sangat kontras meski sama-sama berkulit tan, kulit Wiper lebih gelap darinya.

Rin : **Kok bisa begini? bagaimana melepaskannya?** (mulai berkeringat memandangi dada Wiper)

Pria berkacamata : Wiper kesakitan saat kami mencoba mencabutnya dengan paksa.

.

.

.

Rin mencoba tenang mencerna semua secepat yang ia bisa,

Dia mendongak menatap lurus mata Wiper yang juga menatapnya, segala yang ada pada diri lelaki ini adalah kekuatan, badan tinggi, pandangan mata menakutkan, mimik wajah serius, genggaman tangan kuat, tubuh kekar tahan banting, urat tangan menonjol mendukung kegagahannya, semuanya sangat pas.

Rin : **AH!! aku tahu siapa dia!!** Wiper Shandora (berbisik namun terdengar jelas)

Wiper : (terkesikap membelalakkan mata)

.

.

PATS..!!

Sekali bergerak, benang putih terputus dengan halus, di detik yang sama Rin menyadari adegan peluk-peluk ini dan histeris.

Rin : AAARRRGH (berteriak menunduk memegangi dada, badan mulai gemetar)

Teriakan mengejutkan, membuat Wiper reflek memeluknya kembali dengan erat.

Pria berkacamata : Oi oi ada apa..?? (panik)

Wiper : Tenanglah, tenang (berbisik lembut pada si gadis)

Kepala suku : Begitu ya..??

Pria berkacamata : Apanya yang 'begitu'..??

Wiper : Kalau mengerti sesuatu cepat katakan!! (menuntut)

Kepala suku : (mengelus jenggot) Kalian berdua bisa bicara (menatap Wiper) Kamakiri, ikutlah aku sebentar (memberi isyarat pada pria berkacamata bundar)

Kamakiri : Kemana?

Wiper : Pak tua!! (geram sejenak lau kembali melihat anak orang yang sedang ia peluk erat)

Keduanya tenggelam dalam pemikiran yang berbeda.

.

.

.

Rin mencerna satu demi satu apa yang terjadi padanya, sejak dia ada di tempat penuh awan lembut yang tenang, lalu kejadian petir-petiran disambut suara lonceng.

Jantungnya berdetak kencang, berkeringat dingin, badan yang tadi genetar bertambah gemetar. Dan dia sadar sedang ada di dimensi One Piece.

Wiper : Siapapun namamu tenanglah.

Gadis muda : **A .. A.. Aku.. Aku ada .. Aku ada di .... ** (mengabaikan Wiper yang berusaha menenangkan)

_____Bersambung_____To Be Continued____

Hallo semuanya

Mina saa~n

Aku hadir dengan Fanfiction One Piece yang merupakan project lama permintaan readers setiaku sejak aku menulis di platform sebelah.

Penggemar One Piece angkat jempol donk yuuhu~

Secara pribadi aku kurang suka dengan FF One Piece yang menggunakan y/n (No Hujat, ini pendapat pribadi)

Kalau kalian suka yang seperti apa??

Dan juga, aku akan menerapkan sistem lama khusus readers garcep dari zaman doeloe. Yaitu menuliskan komentar jalur inbox di bawah cerita untuk chapter sebelumnya.

Silahkan tulis komentar karena aku selalu terbuka dengan saran & kritik yang membangun.

Silahkan tinggalkan jejak bila kalian suka.

Jangan lanjutkan bila kalian tak suka. See ya~

avataravatar
Next chapter