4 The Newly Married Couple Finally Met

Pagi yang indah dengan langit yang berwarna biru, awan-awan putih yang menghiasi langit semakin menambah keindahan suasana di Merliana Royal Academi, sebuah sekolah Elit bagi para Bangsawan dari berbagai Kerajaan di dunia Esteria, sebuah sekolah tempat untuk mepelajari berbagai ilmu, dari ilmu Beladiri, Sihir, Crafting, Ilmu Pengetahuan Umum sampai Ilmu Ketatanegaraan, sekolah ini di dirikan sebagai kelanjutan dari perjanjian damai antara Kerajaan-kerajaan di kedua benua, dimana salah satu isi dari perjanjiannya adalah,

"Setiap Kerajaan harus mengirim perwakilannya untuk bersekolah di sekolah netral dimana para siswanya akan berlajar untuk hidup saling berdampingan secara harmonis tanpa memandang ras maupun status"

Terletak di pulau Merian pulau yang dikuasai oleh Ratu Merliana yang merupakan zona netral, sekolah ini menerima murid dari semua ras baik mahkluk cahaya maupun mahkluk kegelapan, dengan satu peraturan dasar yang harus dipatuhi oleh semua muridnya, segala bentuk konflik di sekolah ini harus diselesaikan dengan cara yang adil.

Gedung sekolahnya sendiri lebih mirip sebuah istana megah berwarna putih mutiara berhiaskan ratusan jendela yang menghiasi setiap dindingnya, lantainya yang terbuat dari marmer putih tampak berkilauan terkena cahaya yang datang dari sela-sela jendela, tiga menara yang menjulang yang ke langit semakin menambah kemegahan sekolah ini, sekolah ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan para siswanya, dari laboratorium sihir, arena beladiri, lapangan olahraga, workshop, dorm tempat tinggal para staf, guru dan siswa, cafetaria hingga perpustakaan terbesar dan terlengkap di dunia ini.

Hari ini adalah hari pertama pembukaan sekolah karena itulah para staf sekolah tampak sangat sibuk dengan segala macam persiapaan dan keperluan untuk acara pembukaan sekolah, di gerbang sekolah siswa-siswi mulai berdatangan, layaknya seperti di sekolah-sekolah yang normal pada umumnya, tapi walaupun begitu, wajah gelisah jelas tergambar pada wajah mereka, wajarlah bagi mereka untuk merasakan kegelisahan, beberapa bulan yang lalu mereka adalah musuh, banyak keluarga atau orang terdekat mereka yang terluka atau bahkan terbunuh dalam peperangan, rasa benci, dendam, marah dan takut masih membekas di hati mereka, rasa yang tidak bisa hilang begitu saja, tapi kini mereka harus bersekolah di sekolah yang sama dengan orang-orang yang selama ini mereka anggap sebagai musuh, tentu bukanlah sesuatu yang mudah untuk menerima orang yang selama ini mereka perangi sebagai teman sekelas.

Bahkan angin sejuk yang berhembus dari sela-sela pepohonan rindang pun tidak mampu untuk menenangkan ketegangan diantara para siswa, begitu juga dengan 2 yang baru datang dari arah yang berlawanan, di depan gerbang sekolah itu, 2 orang yang sejak lahir telah ditakdirkan sebagai rival dan musuh abadi itu pun akhirnya bertemu.

"Ara ... Ara, Loki-sama."

"Anda rajin sekali, sepagi ini sudah datang ke sekolah," kata Freyja sambil tersenyum manis ke arah Loki.

(Kenapa pagi-pagi si brengsek ini sudah datang ke sekolah, padahal aku memilih datang pagi agar tidak bertemu dengan Raja Iblis brengsek ini)

"Wah ... wah, ternyata Putri Freyja."

"Kamu juga datang sepagi ini," kata Loki dengan senyum manis tergambar di wajahnya.

(Sial sekali aku, kenapa pagi-pagi aku harus bertemu dengan gadis menyebalkan ini)

"Itu karena saya sudah tidak sabar untuk bersekolah disini, dan bertemu dengan anda, Loki-sama, jadi saya sempatkan datang pagi-pagi sekali."

(Aku juga sudah tidak sabar untuk segera menghajarmu)

"Kebetulan sekali aku juga sama dengan anda Putri Freyja."

"Dan Putri Freyja anda terlihat cantik sekali saat mengenakan seragam sekolah itu,"

(Kau terlihat seperti papan cucian memakai seragam sekolah)

"Terimakasih Loki-sama, anda juga terlihat sangat tampan dengan seragam sekolah itu,"

(Aku rasanya mau muntah)

"Ahahahaha."

"Ahahahaha."

Sungguh ironis, dua orang musuh bebuyutan, dua orang yang saling membenci satu sama lain kini harus memasang senyum palsu yang menghiasi wajah mereka berdua, sebuah senyum yang terpaksa, andai saja ini bukan bagian dari kesepakatan mereka mungkin mereka sudah saling mengangkat senjata dan bertarung hingga titik darah penghabisan, tapi kini 2 orang musuh bebuyutan itu harus berpura-pura akur dan mesra dihadapan orang lain, bagi mereka ini merupakan penghinaan terbesar yang mereka alami tapi walaupun begitu mereka harus terus berpura-pura terutama saat Ratu Merliana sedang mengawasi mereka, satu kesalahan saja yang membuat Ratu Merliana murka maka dunia mereka akan berakhir, sungguh sebuah sandiwara yang benar-benar menyiksa mental mereka.

"Nah beginilah seharusnya pasangan suami istri." Suara terdengar dari halaman sekolah, suara yang lembut dan mungil, suara anak kecil yang membuat mereka berdua meneteskan keringat dingin, seorang gadis berpostur mungil dengan tinggi cuma 140cm berjalan kearah mereka, dengan pakaian ala gothic lolita berwarna putih berhias dengan ornamen bunga mawar berwarna keunguan, di tangan kanannya memegang sebuah payung berwarna putih sementara sebuah topi penyihir besar menutupi rambut peraknya, dia tampak seperti sebuah boneka mungil, tapi dia bukanlah anak kecil biasa, bahkan dia bukanlah anak kecil, dia adalah mahkluk terkuat di dunia ini, Sang Penyihir Void lebih tepatnya Nenek Sihir Void Merliana.

"SIAPA YANG KAU PANGGIL DENGAN NENEK-NENEK."

"KAMU MAU AKU HAJAR?"

"Nenek sedang bicara sama siapa?" tanya Loki.

"Ne … nek …?" ucap Merliana sambil menatap tajam kearah Loki.

"Bukan … bukan maksudku Ratu Merliana,"

"Kau ini ingin cepat-cepat mati ya," sindir Freyja sambil melirik ke arah Loki.

"Aku cuma keceplosan,"

"Loki dan Freyja."

"SIAAAP!!!" Jawab mereka berdua.

"Aku senang sekali kalian berdua yang merupakan PASANGAN SUAMI ISTRI mau bersekolah di sekolahku," ucap Merliana yang membuat orang-orang di sekitar mereka memandang mereka berdua dengan pandangan aneh.

"Justru kamilah yang merasa senang dan terhormat bisa bersekolah di sekolah ini," ucap Loki.

(Dasar nenek tua Bangka, dia sengaja melakukan ini agar semua orang tahu kami sudah menikah)

"Iya Ratu Merliana."

"Menjadi murid dari orang terkuat di dunia merupakan suatu kehormatan bagi kami," sahut Freyja.

(Ini merupakan hari paling memalukan bagi ku, aku ini cepat-cepat pergi dari sini)

"Baguslah kalau begitu."

"Silakan kalian masuk dan berkeliling dulu."

"Acara pembukaan sekolah masih dua jam lagi."

"Ah terima kasih Ratu Merliana."

"Kalau begitu saya mohon diri dulu Ratu Merliana," ucap Loki sambil mempercepat langkahnya.

"Ratu Merliana kalau begitu saya juga mohon diri," sahut Freyja, dengan muka yang memerah seperti darah, ingin rasanya mereka bisa cepat-cepat keluar dari situasi canggung dan memalukan yang sekarang mereka alami, tapi sebelum mereka sempat meninggalkan tempat itu sebuah panggilan dari Merliana menghentikan langkah mereka berdua.

"Hey kalian."

DEEEG

"Ya ... ya Ratu Merliana," jawab keduanya, dalam hati mereka bisa merasakan perasaan yang tidak enak, sejak mereka berdua berbohong kepada Merliana bahwa mereka saling mencintai, Merliana tidak henti-hentinya menggoda mereka dengan permintaan yang aneh-aneh.

"Kalian kan PASANGAN SUAMI ISTRI."

"Jadi mengapa kalian tidak BERJALAN SAMBIL BERGANDENGAN TANGAN?"

"Bukankah wajar jika PASANGAN SUAMI ISTRI BERJALAN SAMBIL BERGANDENGAN TANGAN,"

"Ta ... tapi Ratu Merliana."

"Bukankah itu sesuatu yang tidak pantas."

"Maksudku sekolah adalah tempat belajar bukan bermesra-mesraan," ucap Loki berusaha untuk mencari alasan.

(DASAR NENEK TUA BANGKA KAU SENGAJA BUAT MENYIKSAKU)

"Itu benar Ratu Merliana."

"Tidak enak kalau dilihat murid-murid yang lain," sahut Freyja.

(BUNUH SAJA AKU … AKU SUDAH TIDAK SANGGUP LAGI MENERIMA PENGHINAAN SEPERTI INI)

"Tidak apa-apa."

"Aku adalah kepala sekolah di sekolah ini jadi aku membuat pengecualian untuk kalian berdua," jawab Merliana dengan entengnya.

Pasrah … ya pasrah hanya itu yang bisa mereka lakukan saat ini, ketidakberdayaan mereka di hadapan sosok terkuat di dunia ini yang bisa dengan mudah menghancurkan seluruh dunia hanya dengan 1 jentikan jarinya saja, perintahnya adalah absolut tanpa bisa di bantah, kemarahannya bisa mendatangkan kehancuran dan akhir dari dunia ini, mereka berdua hanya bisa saling memandang dengan ekspresi enggan dan muak, perintah dari Merliana adalah absolute walaupun lebih mirip dengan hukuman mati bagi mereka, mungkin sekarang mereka berpikir lebih baik mereka ditelan oleh Abbyss dari pada harus bergandengan tangan dengan musuh mereka, perlahan Loki mengulurkan tangannya yang sedikit gemetaran, tatapan matanya yang seakan ingin menghabisi seseorang dan senyum yang dipaksakan menandakan bahwa dia benar-benar tidak sudi untuk melakukannya.

"A ... yo … Pu ... tri Freyja," ajak Loki dengan wajah yang menahan marah.

"Ba … baiklah Loki-sama." Dengan muka yang menahan kekesalan, Freyja mengulurkan tangannya, mungkin jika ini di medan perang mungkin yang Freyja ulurkan adalah pedang ke leher Loki dan menebasnya.

Mereka hanya bisa pasrah menerima perintah-perintah aneh dari Merliana, bagi mereka yang terpenting adalah untuk meredakan kemarahan dari Merliana walaupun itu berarti mereka harus membuang jauh-jauh harga diri mereka, sambil bergandengan tangan (walaupun mungkin lebih tepatnya mereka berjalan sambil saling mencekramkan tangan mereka masing-masing dengan begitu kuatnya seakan-akan mereka ingin meremukkan setiap tulang yang ada pada tangan pasangan mereka) mereka berjalan menuju hutan di belakang sekolah, mencari tempat yang sepi di mana mereka tidak perlu lagi untuk bersandiwara sebagai pasangan yang saling jatuh cintah, langkah mereka terlihat sangat canggung lebih mirip berlari dari pada berjalan, di sepanjang perjalanan tatapan mata tajam tidak henti-hentinya terarah kearah mereka dari siswa-siswi lain membuat mood mereka berdua semakin berantakan, prioritas utama mereka sekarang adalah segera kabur dari tempat ini, tanpa mereka sadari, diantara kerumunan siswa-siswi yang melihat kelakuan aneh mereka berdua, ada seseorang gadis yang menatap mereka berdua dengan tatapan tajam, tatapan mata yang dipenuhi oleh dendam, kebencian dan kemarahan.

"Dasar penghianat" ucap gadis itu lirih sebelum dia berbalik dan menghilang dari kerumunan.

avataravatar