22 Special episode: Bad genius

Beberapa Minggu kemudian, setelah menyelesaikan kasus pertamanya didalam club dengan hasil yang tidak memuaskan, Nita yang hampir setiap hari datang kedalam keruangan club itu sudah mulai terbiasa dengan aktifitas didalam clubnya yang bisa dikatakan tidak biasa, yaitu berdebat dengan kak Akbar mengenai masalah-masalah sepele dan bahkan sampai beberapa kali baku hantam karena perbedaan pendapat mengenai hal yang tidak berguna sekalipun seperti Tomat itu sayur atau buah (Serius, mereka sudah terbiasa bertengkar dan malah merasa aneh kalau mereka tidak bertengkar)

Dan karena dirinya selalu datang saat jam istirahat pertama, dia sempat merasa tidak efektif baginya untuk membeli makanan dikantin lalu datang ke club setelahnya karena dia berpikir waktu menunggu di clubnya akan terpotong dengan waktu berjalan ke kantin, menunggu antrian, menunggu uang kembalian jika tidak ada uang kecil, dan perjalanan menuju ke ruangan club yang lumayan jauh. Oleh karena itu, hari ini dia pun memutuskan untuk membawa bekal makanan dari rumahnya.

"Yo, selamat pagi senior bermasssa depan suram," kata Nita yang datang dari arah pintu masuk.

"Oi, selamat datang junior yang tidak punya massa depan, tumben kau datang cepat? Biasanya kaukan pergi kekantin terlebih dahulu, apa kantin sedang tutup hari ini?" tanya Akbar yang rebahan di kasur seperti biasa.

"Ah, hari ini aku kebetulan bawa bekal dari rumah, jadi aku pikir aku tidak perlu ke kantin saat isitirahat pertama ini," jawab Nita sambil duduk dikursi ruangan club.

"Oh begitu, aku pikir kau sungkan datang ke kantin karena tidak ada teman yang bisa diajak makan bareng."

"Itu kata orang yang selama waktu istirahat lebih suka rebahan dikasur daripada makan di kantin."

"Hanya perawan yang makan saat jam istirahat sekolah."

"Kalau begitu aku bersyukur menjadi perawan".

"Omong-omong bekal apa yang kau bawa itu? Kecoa bakar?"

"Jangan samakan seleraku dengan selera makan rendahan kakak, tentu saja bekalku adalah bekal sehat 4 sehat 5 sempurna tahu."

"Oh ya? Coba aku lihat."

Mendengar ucapan Akbar yang penasaran dengan bekalnya, langsung saja Nita membuka kotak bekal yang dia bawa, dan seperti dugaannya, si Nita benar-benar bicara ngawur soal apa yang baru dia katakan tadi.

"4 sehat 5 sempurna? Matamu, yang aku lihat malah 2 boraks dan 4 lemak jahat woi, dan serius, apa-apaan kombinasi makananmu ini?" kata Akbar yang melihat bekal makan si Nita yang ternyata adalah 2 bakso ukuran besar, 1 ayam bagian paha, dan nasi goreng.

"Semua orang punya perbedaan sudut pandang, jadi tolong hargai paham soal makananku ini ya, karena Negara kitakan Negara Bhineka Tunggal Ik..... ah sebentar, tiba-tiba aku pilek, aku ingin buang ingus dulu," kata Nita sambil beranjak keluar ruangan.

"Jangan lupa sekalian buang berat badan berlebihmu ya?"

Nita hanya tersenyum sambil berkata "anjing" sekaligus memberikan jari tengah kepada Akbar, dan disaat dirinya baru menutup pintu ruangan, langsung saja jiwa jahil Akbar tiba-tiba muncul dan mulai berulah dengan melakukan sesuatu terhadap makanan si Nita.

Sedangkan itu, setelah dirinya telah membuang ingus, segera saja Nita masuk kembali kedalam ruangan club untuk mulai memakan bekalnya. Tapi, disaat dirinya baru saja duduk dibangkunya, dia hanya melotot ketika melihat tiba-tiba jumlah makanannya berkurang.

"Hei, aku memang benci matematika, tapi aku tahu kalau 2 dikurangi 1 itu 1 lho, jadi kenapa tiba-tiba baksoku bisa menjadi jomblo begini ha?" kata Nita sambil menatap tajam kearah Akbar.

"Lho, kenapa kau malah marah? Seharusnya kau berterima kasih karena aku mengurangi jumlah lemakmu, bukannya lemak adalah salah satu musuh abadi wanita?" kata Akbar dengan tatapan polos.

"Ah terserah deh, toh rencananya memang aku juga ingin membagi 1 kepada kakak," kata Nita yang bersikap bodoh amat itu.

...

...

?

"Oh, ternyata begitu ya? Makasih ya adik kelas tercintaku, kakak jadi terangsang deh, lain waktu kakak akan traktir deh," kata Akbar sambil tersenyum kecil mendengar ucapan Nita barusan.

"Kuperingatkan kau dasar mesum sialan, aku tidak pernah lupa soal masalah makanan, jadi jangan pikir aku akan lupa dengan ucapan kakak ya," kata Nita sambil mengeluarkan garpu yang dia bawa dari rumahnya.

"Siap komandan," jawab Akbar simple.

Tapi beberapa detik sebelum Nita memasukan makanannya kedalam mulutunya, dia sempat tersenyum sinis, karena dia tidak mengira kalau rencana balas dendamnya kepada kak Akbar yang sudah dia siapkan itu ternyata berhasil.

"(Haha! Haahaha, ahahahahahaha! Sudah kuduga dia pasti akan memakan baksoku! Tidak mungkin anak dajjal ini akan diam saja melihat aku makan dengan tenang disini!! Dia paling tidak pasti akan cari gara-gara dengan makananku ini!! Dan seperti yang aku rencanakan, dia memakan bakso yang sengaja aku posisikan dipojokan dan kudekatkan dengan posisinya agar secara psikologis dia akan mengambilnya karena jarak yang dekat, dan pasti dia memakannya secara langsung tanpa mencicipnya terlebih dahulu baksoku itu agar tidak ketahuan olehku, karena itulah dia tidak akan tahu kalau bakso itu sudah aku campuri saos sambel super hot, ahahahaha!!! Bersikap cool seolah-olah tidak terjadi apa-apa, tapi sebenarnya kau sedang menderita di dalamkan kak Akbar?! Aku sudah bisa menebaknya sialan!!)" kata Nita dengan senyuman psikopat.

"Ah aku tiba-tiba haus, aku mau minum dulu," kata Akbar yang bangkit dari kasurnya dan berjalan kearah dispensernya.

!

"(PFFFTTT! Hihihihi, dasar pembohong sialan! Ka..kakak pasti sedang kepedesankan? Bi..bisa-bisanya kakak sok bersikap tenang begitu? Sudahlah, keluarkan saja unek-unekmu itu dasar kakak kelas bangsat! Karena aku sudah tahu seberapa pedasnya sambel itu saat dulu aku mencoba mencari sambel yang tepat untuk rencana ini tahu! Ahahahaha, inilah akibatnya kalau kau cari gara-gara dengan cewek yang salah dasar mesum sialan!)" kata Nita yang berusaha menahan tawanya sampai membatalkan niatnya untuk memakan baksonya yang hampir dia gigit itu.

"Hei Nita, aku ingin memastikan sesuatu," kata Akbar sambil mengambil air di dispensernya.

"Y...ya kak, a..apa yang ingin kakak pastikan?" kata Nita yang berusaha mengontrol tawanya.

"Dilihat dari sikapmu yang sedang berusaha untuk tidak tertawa lepas, kau pasti sedang merencanakan sesuatu dengan makananmu itu ya?" tebak si Akbar.

"(Pu…pura-pura tidak tahu Nit, berpura-puralah senormal kau bernafas) Ha? Rencana? Apa yang kakak maksud dengan rencana itu? Aku tidak paham" kata Nita yang bersikap sok polos.

"Asal kau tahu saja, aku tidak sebodoh itu mengira kau tidak akan menjahiliku setelah melihatmu berusaha menahan tawa seperti itu , dan kau pikir normal apa kalau tiba-tiba saja kau jadi baik padaku setelah kita melakukan semua perdebatan-perdebatan yang tidak bersahabat itu? Jadi sudah pasti aku tahu kalau kau melakukan sesuatu dengan makanan inikan?".

"Kakak terlalu paranoid deh, aku memang benci dengan kakak, tapi aku tidak sejahat itu untuk main-main dengan makanan hanya untuk menjahili kakak tahu."

"Oh begitu, kalau begitu sebagai informasi saja, sebelum memakan bakso yang ada dibagian pojok, aku sudah menukar posisi bakso yang ada dipojokan dengan bakso satunya, jadi simplenya, BAKSO YANG YANG ADA DI BEKALMU SEKARANG ITU, ADALAH BAKSO SPECIAL YANG RENCANANYA INGIN KAU BERIKAN KEPADAKU!!" kata Akbar dengan tatapan tajam.

DENG DENG!!! (suara piano)

Sambil berhenti bergerak, Nita langsung menoleh kearah Akbar yang melototinya itu, dia bahkan sempat berkeringat dingin mendengar ucapan Akbar yang terdengar cerdas barusan.

"(Di..di…dia menukarnya?)"

"Bodoh, lain kali kalau mau menjebak orang, kau harus atur ekspresi mukamu tahu, dasar junior amatir" ejek si Akbar.

Tapi, bukannya merasa panic dan cemas karena rencananya gagal dan diketahui oleh kak Akbar, tapi didalam lubuk hatinya yang paling dalam, si Nita malah tersenyum lebar seperti psikopat gila karena dia tidak mengira kalau rencana lainnya malah sukses besar.

"(Sudah kuduga, sudah kuduga!! SUDAH KUDUGA!! SUDAAAAH KUDUGAAAAAAA!!!!!!! AHAHAHAHAHA!!! TIDAK MUNGKIN KAK AKBAR YANG CERDAS SIALAN INI AKAN TERJEBAK DENGAN TRIK MURAHAN SEPERTI ITU!! JADI UNTUK MENGANTISIPASINYA AKU SUDAH MELETAKAN BAKSO SUPER PEDAS ITU DIPOSISI YANG DEKAT DENGANKU!! JADI ITU ARTINYA KAK AKBAR SUDAH MENUKARNYA DENGAN BAKSO NORMAL YANG SENGAJA AKU LETAKAN DI POSISI DIDEKATNYA DAN MALAH MEMAKAN BAKSO PEDAS ITU!! AHAHAHAHAHAHA!! BERARTI DIA BENAR-BENAR SEDANG KEPEDASAN DAN INGIN MEMARAHIKU KARENA SADAR AKU MENJEBAKNYA YA?! AHAHAHAHAHA!!, MAMPUS LU!! SELAMAT MENIKMATI MENCRET-MENCRET SELAMA BEBERAPA HARI SEPERTI AKU DULU DASAR SIALAN!! AHAHAHAHAHAHAHA!! Ta..tapi tenang dulu Nita, tetaplah bersikaplah seolah-olah kau tidak bersalah seperti seorang profesional) Aku gak punya waktu meladeni ucapan gak masuk akal kakak, jadi tolong biarkan aku makan dengan tenang" kata Nita yang benar-benar merasa bahagia karena balas dendamnya terwujudkan dengan cara yang gila sambil berusaha bersikap santai.

Akhirnya, dengan perasaan berbunga-bunga dan bahagia namun tak dia ekspresikan agar kak Akbar tidak curiga, Nita pun mulai memakan baksonya dengan nafsu makan yang tinggi bagaikan orang borjuis.

Namun, saat dirinya baru mengunyah baksonya beberapa kali, kagetlah dirinya saat rasa super pedas mulai muncul dilidahnya.

"(Haa? Ke..kenapa ini? Ke…kenapa tiba-tiba lidahku terasa ped...HAAAAA?!! JA…JANGAN-JANGAAN?!!)"

"Dilihat dari cara nafasmu yang kacau dan keringat yang mulai muncul didahimu, sepertinya kau berencana menjebakku dengan bakso super pedas ya?" tebak si Akbar sambil memegang gelas minumnya.

!!!

"(A…APAA?! TA..TAPI BAGAIMANA.....)"

"Memang aku sudah mengira kalau kau akan menjebakku dengan bakso yang sudah kau letakan dipojokan bekalmu yang dekat denganku itu, tapi asal kau tahu saja, aku juga sudah menduga kalau kau tidak mungkin akan sesimple ini saat merencanakan jebakanmu disaat diriku mengingat kalau diriku ini adalah jenius tampan dan pemberani, jadi aku mengira kau pasti akan meletakan bakso jebakanmu itu di posisi yang dekat denganmu dan berpikir aku pasti akan menukarnya dengan bakso yang posisinya ada didekatku kan?!" kata Akbar sambil memasang pose sok cool yang "bizzare" atau lebay (silahkan berimajinasi).

DENG DENG!! (suara piano)

"(HAAAAAAAAAAAAAAAAA?!!, IT…ITU ARTINYAAA!!)"

"YA, SEPERTI DUGAANMU SEMPAK! AKU TIDAK JADI MENUKAR BAKSO ITU! BAHKAN BAKSONYA MASIH AKU SIMPAN DIDALAM SAKUKU! JAGA-JAGA KALAU TERNYATA AKULAH YANG TERLALU LEBAY DAN PARANOID SOAL DIRIMU YANG SEDANG MEMBUAT JEBAKAN UNTUKKU DAN BAKSO INI SUNGGUHAN AMAN UNTUK DIMAKAN TAHU!" kata Akbar sambil mengeluarkan bakso yang dia simpan didalam saku bajunya.

DENG-DENG DENG DENG-DEEENGG!! (suara piano)

"(DI…DIA MENYIMPAAANYAA!!!!!!!!!!)"

"Ho! Dari ekspresimu itu, sepertinya semua ucapanku benar ya?! Kampret kau! Aku bahkan berharap kalau semua ucapanku barusan itu salah tahu, untung sekali instingku tiba-tiba berkata untuk jangan makan bakso ini lho."

!!!

Gen...DEEEEENG!! (suara piano)

Langsung saja Nita terbatuk-batuk sampai dirinya tersedak bakso yang sedang dia telan, dia terlalu shock karena tidak mengira Akbar bisa mengantisipasi rencana antisipasinya dengan rencana antisipasi cerdasnya, melihat adik kelasnya sedang tersiksa dengan jebakannya, Akbar pun menghampirinya.

"(O..OHOK-OHOK!! SI..SIALAAN!!!!! A..AKU TIDAK MENGIRA KALAU DIA BISA TAHU RENCANAKU SEJAUH ITU?!! PANTAS SAJA DIA TERLIHAT TERLALU TENANG SAAT AKU MENGIRA DIA SUDAH MEMAKAN BAKSO PEDAS ITU! A..APA DIA ITU SEORANG PERAMAL?! AAAH KAMPRET!! PEDES PEDES PEDES PEDESSS!! AKU BUTUH AIR!!, AKU BUTUH A….)"

"Ah, kasihan banget adik kelasku ini, nih air minum untukmu" kata kata Akbar sambil memberikan air minumnya.

"AH! TERIMA KASIH KAK AK…"

!!!

BUUUURRR

Langsung saja Nita menyemburkan lagi air yang diberikan oleh si Akbar barusan, hal itu dikarenakan air yang baru saja dia minum adalah air panas.

"Ah maaf ya adik kelasku sayang, AKU LUPA BILANG KALAU AIRNYA PANAS," kata Akbar dengan tatapan tajam yang merendahkan.

!!!

Tanpa basa-basi langsung saja Nita yang lidahnya terbakar itu merebut gelas si Akbar dan berlari menuju dispenser air, tapi kagetlah dirinya saat tahu kalau ternyata air didalam dispenser itu sudah habis.

"Ah maaf lagi ya, aku lupa belum memesan galon air yang baru dikantin," kata Akbar sambil tiduran dikasurnya.

!!!

"AKHHH!!!! BANGSAT KAU KAK AKBAR!!!, INGAT SAJA PEMBALASANKU NANTII!!!, AHHHH!!, AIR AIR AIR AIRRRRRR!!!" kata Nita yang langsung saja berlari keluar menuju kantin sambil menabrak semua orang yang ada didepannya.

"Ok, semoga berhasil lain kali," kata Akbar sambil memakan bakso yang dia simpan disakunya tadi itu.

Dan sambil memakan bakso kemenangannya dengan tersenyum bahagia, Akbar sempat merasa agak bersalah dengan apa yang baru saja dialami oleh Nita barusan, karena itulah dia merasa galau sedikit.

"Aaaaah, aku pikir dia benar-benar tulus memberikan bakso ini, ternyata memang ada dada dibalik BH ya? Padahal aku sempat berencana untuk mentraktirnya makan bareng dilain waktu sebagai balas budi lho, eh tunggu, bagaimana kalau nanti malam setelah membantu pak Ramdan membersihkan sekolah saja? Kan kebetulan ada nasi goreng enak yang sering lewat di depan sekolah saat jam 9 malam. Sipp, kalau begitu sekalian saja sebagai bentuk permintaan maaf karena sudah membuat bibirnya jadi makin merah, ahahahahahaha," kata Akbar yang tertawa ketika teirngat dengan bibir Nita yang merah pekat tadi.

Dan sejak saat itu, si Nita selalu waspada dan berhati-hati setiap dirinya berhadapan dengan si Akbar untuk menghindari nasib buruk yang mematikan seperti saat ini.

DENG - DERENG DENG DENG - DENG DENG (suaro piano bahagia)

Pemenang pertempuran ini : Akbar Abadeir

avataravatar
Next chapter