32 Ratu sekolah

Sedangkan itu, di tempat yang berbeda.

"Nita, apa kau sudah pernah mengecek dirimu ke Rumah Sakit Jiwa atau melakukan suatu terapi," tanya Lisa kepada Nita.

"Biasanya aku akan menjawab dengan jawaban yang masuk akal seperti "Haa, apa maksudmu?" atau sejenisnya, tapi karena aku tahu apa yang sedang kau bicarakan, maka akan aku jawab tidak, dan ya itu karena aku sudah terbiasa," kata Nita yang paham dengan maksud pertanyaan Lisa barusan dan menjawab pertanyaan selanjutnya yang ingin dikatakan olehnya.

"Seumur hidupku, dari TK sampai SMA, aku selalu saja melihat kakakku bermain dengan laki-laki, dan hampir semua hubungan yang dia lakukan dengan mereka itu seperti hubungan pertemanan yang normal, kalau bertengkar pun pasti cuma sebatas candaan para laki-laki."

"(Benar juga sih, karena kalau tidak salah ingat, saat latihan pencak pun kak Mona memang selalu lebih dekat dan banyak bicara dengan para senior dan pelatih laki-laki dan jarang bicara dengan para perempuan, jadi dia sudah tomboy dari dulu ya)"

"Tapi ini, ini pertama kalinya aku melihat kakakku jadi sangat canggung dan halu seperti wanita normal ketika bicara dengan laki-laki asing lho. Aku yakin sekali kalau kak Akbar itu bukan cowok biasa Nit."

"Ya aku juga tidak menyebutnya normal sih, ahahaha."

"Aku masih merasa tidak enak meninggalkan kakakku dengan laki-laki yang bisa membuatnya jadi wanita normal seperti itu, a..apa sebaiknya aku kembali saja untuk memperhatikan mereka ya?"

"Sudahlah Lis, aku tahu kamu pasti ketakutan dengan sikap kakak kelas kita yang absurb itu, tapi percayalah padaku yang sudah hidup dengannya selama 1 bulan lebih ini, semuanya akan berjalan baik-baik saja kalau kita mematuhi ucapannya kok, jangan jangan cemas begitu lagi ya," kata Nita sambil mengelus-ngelus kepala temannya yang paranoid itu.

"Huuf, tapi tetap saja Nit, sangat jarang ada seorang cowok yang bisa ngomong santai dengan salah satu "4 ratu sekolah" seperti itu lho, bahkan sampai bisa mengejek dan membuat mereka malu-malu kucing seperti cewek yang jatuh cinta, kalau sampai berita ini tersebar dikalangan para murid-murid, sekolah pasti akan jadi heboh banget."

"4 ratu sekolah? Apa itu?"

"Haha, candaan yang bagus Nit, seolah kamu tidak pernah mendengar apapun soal berita yang sangat suka dibicarakan oleh para siswa di sekolah ini."

"Tidak, aku serius Lis, aku tidak tahu apa itu 4 ratu sekolah oi."

!

"Eh tunggu dulu, ka..kau tidak tahu apa-apa soal 4 ratu sekolah? Kau benar-benar serius Nit?" tanya Lisa yang kaget dengan pertanyaan Nita barusan.

"Yaaaa, hampir selama ini aku menghabiskan waktu istirahatku di ruangan club sih, ya jadi bisa dikatakan aku tidak sempat mengosip soal informasi-informasi disekolah, hehehe" jawab Nita sambil merasa malu itu.

"(Memangnya kalian berdua pasangan yang sudah menikah?)" kata Lisa yang sempat heran dengan ucapan temannya barusan yang kontervesi itu.

"Dan kau sendiri sudah tahukan bagaimana kondisiku di kelas? Jadi tidak mungkin aku bisa dapat informasi yang beredar dikelas kita itukan."

!

"(Ah benar juga, diakan….)"

"Tapi serius deh, siapa 4 ratu sekolah ini? Apa mereka adalah perempuan yang terkenal?" kata Nita kemudian yang mulai penasaran dengan "4 ratu sekolah."

Melihat sikap Nita yang sama sekali tidak merasa terganggu dengan ucapannya sendiri barusan, Lisa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja ketika mengetahui bahwa temannya itu benar-benar sangat santai menghadapi kehidupan sekolahnya.

"(Haaaaa, hebat sekali dia masih bisa besikap tenang setelah menghadapi semua hal itu, kalau itu aku mungkin aku sudah...….. AHHH!! Kenapa kita malah membicarakan masalah yang suram begitu sih?! Dia tidak mempermasalahkan hal itu, jadi aku tidak perlu membahasnya jugakan?! Fokuslah pada topic masalah saat ini saja Lis!) Ok lah, karena aku adalah orang baik dan perhatian, aku akan menjelaskannya padamu."

Kemudian, dengan hasrat gosip wanitanya yang sudah dalam mode aktif, segera saja Lisa menjelaskan apa yang dia maksud dengan "4 ratu sekolah" kepada temannya yang tidak tahu apa-apa itu.

"4 ratu sekolah, itu adalah gelar mulia yang dibuat oleh murid-murid disekolah ini yang kemudian diberikan kepada para perempuan tertentu, mereka disebut sebagai ratu karena masing-masing diantara mereka adalah perempuan nomer 1 pada tiap "aspek-aspek ke kerennan" murid perempuan di sekolah ini."

"Aspek-aspek ke kerennan" ya? Wow, aku baru tahu kalau murid-murid disini suka sekali menilai seseorang, bahkan sampai dibuat aspek-aspek seperti itu lho, tapi memangnya apa saja yang termasuk dari aspek ke kerennaan itu?" kata Nita yang tercengah dengan sikap para siswa disekolahnya itu.

"Well, aspek-aspek itu adalah unsur yang merupakan daya tarik wanita, yaitu Kecantikan, Kecerdasan,dan Keatletan."

"Ahahaha, kalau memang seperti itu penjelasannya, sepertinya aku bisa menebak siapakah Ratu keatletan itu, dan ya memang tidak salah sih kalau kakakmu yang menepati posisi itu, karena diakan memang sangat mencolok di bidang olahrag…."

"Eh tunggu Lisa, kau tadi ada 4 ratu sekolah?"

"Yap, memangnya ada apa?"

"Hei, aku memang tidak ahli Matematika seperti Justin Bieber, tapi bukan berarti aku tidak tahu kalau ada yang aneh dengan ucapanmu barusan lho."

"Hal aneh?"

"Ya, kenapa aspeknya hanya 3 saja? Bukannya tadi kau bilang kalau tiap ratu adalah perwakilan atau bisa dikatakan si nomer 1 dari tiap aspek, lalu bagaimana dengan ratu yang ke 4? Dia mewakili apa kalau aspek kecantikan, kecerdasan, dan keatletan sudah dipegang oleh 3 ratu yang lain?"

"Oh yang itu, ahahaha, benar juga sih ucapanmu barusan, tapi kalau aku boleh melakukan koreksi pada ucapanmu, aku merasa kalau orang yang kau sebut tadi bukan ratu yang ke 4, tapi lebih pantas menjadi ratu yang ke 1 deh, atau bisa dibilang "Ratu" nya para ratu begitu," kata Lisa yang mengoreksi ucapan Nita tadi.

"Yang pertama? Memangnya aspek wanita macam apa yang membuat dia pantas menjadi ratu para ratu, keperawan.....HAA?! JANGAN BILANG KALAU DIA TIDAK PERAWAN?!"

"Matamu, dia menjadi yang ke 1 karena dia memenuhi tiap aspek-aspek ke kerennan itu tahu," kata Lisa dengan perasaan sedikit jengkel dengan lelucon absurb Nita barusan.

!!!

"Eh, memenuhi semua aspek-aspek itu? Ma..maksudmu si ratu nomer 1 ini wanita yang cerdas, cantik, dan sekaligus atletis, begitu?" kata Nita yang terkesan dengan si ratu nomer 1 itu.

"Yap, dan sebagai informasi tambahan saja, tiap ratu mendapatkan julukan mereka masing-masing karena kelebihan mereka itu, untuk ratu atletis alias kakakku mendapatkan julukan "Wonder woman", lalu untuk ratu kecantikan mendapatkan julukan "Pretty woman", kemudian untuk ratu kecerdasan mendapatkan julukan "Genius woman", dan terakhir, kau tahu apa julukan bagi ratu si para ratu ini?"

"A….apa julukannya?"

"Perfect woman."

Nita hanya tercengah saja ketika mendengarkan julukan dari ratu para ratu itu, karena menurutnya perempuan itu pastilah perempuan yang menakjubkan sampai-sampai bisa mendapatkan julukan sebagaia "Gadis Sempurna" itu.

"Wooooouuw, se..seriusan? Da..dari julukannya saja sudah terasa aura-aura kesempurnaannya lho, kira-kira siapa namanya?" tanya Nita yang akhirnya penasaran dengan nama wanita yang menjadi ratu para ratu itu.

"Jujur, aku shock kau tidak mengenal primadona sekolah kita ini lho Nit."

"Dia bahkan jadi primadona ya, memangnya siapa sih wanita in ... "

"Astaga Bela, ini sudah ke 3 kalinya di bulan ini ada yang menyatakan cinta kepadamu lho, memangnya kau menggunakan pelet macam apa sih?"

?

avataravatar
Next chapter