15 Pemecahan misteri "AmikailB"

Nita kaget ketika mendengar ucapan Rian barusan, karena Rian secara tidak langsung telah mengatakan bahwa dirinya sudah tidak peduli lagi dengan jawaban dari ceweknya soal perasaannya itu, melainkan lebih peduli terhadap arti isi kertas itu.

"(Lho-lho, ke..kenapa dia bisa bilang seperti itu? Ka..kalau begitu dia sebenarnya tidak punya perasaan dong pada ceweknya, ka..kalau begitu kenapa dia...)"

"(Dia tetap serius walau sudah tahu jawaban apa yang akan diberikan, dan sepertinya dia juga lebih peduli dengan pemecahan teka-teki ini, apa dia akan mendapatkan sesuatu jika selesai melakaukan semua kekonyolan dan memecahkan teka-teki ini ya?)" kata Akbar berspekulasi dalam hatinya.

"Sudah 4 menit lewat sejak bel berbunyi kak, kita cuma punya waktu 6 menit lagi," kata Rian yang memaksa si Akbar dengan raut wajah yang cemas sekali.

"Ka..kak Akbar, apa sebaiknya kita ..."

"Ok, tapi tanda tangani ini dulu Rian," kata Akbar kemudian sambil mengeluarkan suatu buku dari bawa kasurnya.

Dan setelah melemparkan sebuah buku jurnal yang disertai pulpen ditepi pojoknya yang sudah terpasang kepada Rian, Rian yang menangkap dan membuka isi buku itu pun sempat bertanya soal buku itu.

"In...ini buku apa kak Akbar?" tanya Rian yang sempat membuka-buka halaman buku yang diberikan Akbar tadi yang isinya terdapat sebuah nama dan tanda tangan di sebelah kanan nama itu.

"Itu buku bukti kalau aku benar-benar sudah menolong seseorang, kau harus menulis nama, tanda tangan, dan jenis bantuan apa yang telah kuberikan padamu, dan dalam kasus ini sih, mungkin bantuannya lebih cocok disebut "KONSULTASI" deh," kata Akbar menjelaskan.

?!

"He?! A...ada tanda bukti pekerjaan juga?" tanya Nita yang baru tahu soal buku tanda pekerjaan itu.

"Yap, karena aku tidak mau dikira ngagur selama ini (walau selama ini aku memang lebih sering ngagur sih)"

"Kenapa kakak tidak memberitahuku soal ini?"

"Memangnya ada untungnya?"

"Enggak, tapi tidak ada ruginya jugakan sialan?!"

"Ya terserah deh, pokoknya kau boleh membacanya lain waktu saj ..."

"Nih sudah aku isi kak, jadi apa bisa kakak kembali ke masalah utama?" kata Rian yang langsung memotong ucapan si Akbar dan mulai terlihat gelisah karena waktunya tinggal sedikit lagi dari waktu yang ditentukan oleh cewek itu.

"Ok, kalau begitu dengarkan aku berfirman wahai orang tersesat dan sesat, karena aku tidak akan mengulanginya lagi seperti orang yang ingin balikan ke mantannya," kata Akbar sambil menerima dan memegangi bukunya itu.

"(Kumat lagi gaya alaynya)" kata Rian dan Nita yang 1 pikiran.

Lalu, setelah memasukan bukunya itu dibawah kasurnya lagi, Akbar pun segera saja menjelaskan arti dari teka-teki yang diberikan cewek Rian yang masih belum diberi nama itu dengan teori-teori sakralnya.

"Ada beberapa point penting di dalam teka-teki ini, point 1, kalian pasti sudah sadarkan kalau ini bukan nama malaikat atau jurus-jurus Naruto, tapi ini adalah nama suatu tempat," kata Akbar sambil menunjukan isi kertas itu yang bertulisan A-mikail-B itu.

"Ya, karena dia sendiri yang bilang begitu," kata Rian mengingatkan Akbar soal apa yang dia katakan tadi saat istirahat.

"Memangnya AmikailB itu nama suatu tempat ya?" tanya Nita yang merasa aneh dengan nama tempat itu.

"Yup, dan karena si cewek itu tidak menjelaskan apa tempatnya ada di luar atau di dalam sekolah, kita bisa berasumsi dari ucapannya yang memberimu waktu cuma 10 menit setelah bel sekolah berakhir berbunyi itu bahwa, tempatnya itu pasti tidak jauh dari sekolah, atau lebih tepatnya ada di dalam sekolah," kata Akbar menjelaskan lagi soal teorirnya.

?

"Eh, tempatnya ada disekolah ini? Tapi seingatku tidak ada ruangan yang bernama AmikailB deh kak Akbar," kata Nita.

"Bahkan di kuburan tidak akan ada tahu, AmikailB itu bukan bentuk aslinya karena kata aslinya sudah dirubah menjadi sebuah Anagram," kata Akbar menjelaskan lagi.

...

...

?

"A...Anagram?"

"Satuan berat macam apalagi itu? Atau itu saudaranya Instagram?" tanya Nita yang polosnya kebangetan.

"Bukan perawan junior, Anagram adalah jenis permainan kata yang dimana kata awal diacak menjadi kata baru, jadi bisa dikatakan kata aslinya dirubah tiap hurufnya sehingga menjadi kata baru begitu, misalnya LISTEN bisa diacak menjadi SILENT."

"Hooo, aku paham, aku paham," kata Nita yang akhirnya mengerti maksud ucapan beristilah "Asing" dari Akbar barusan.

"Ya, dan aku akan membuat ini jadi lebih mudah untuk kalian, kira-kira ruangan disekolah ini apa yang namanya ada huruf L dan A nya?"

"Semua ruangan sih rata-rata ada huruf A nya semua kak, tapi kalau L itu, selain ke-L-as…...."

!!!

"HAA!!, "L-ABORATORIUM" DAN "RUANGAN KEPA-L-A SEKOLAH"!!" kata Rian yang bisa menebak ruangan sekolah yang memiliki huruf L.

"Lebih tepatnya LAB, kalau ruangan kepala sekolah jelas salah karena tidak ada huruf B-nya, dan karena huruf L-A-B dari Amikailb sudah ketemu, jadi yang tersisa hanya kata huruf m-i-k-a-i, dan tidak usah pakai indera ke 6, jika diacak dan disusuh sedikit saja kalian pasti bisa sadar kalau ini adalah kata ..."

"KIMIAA!! LAB KIMIAA!!" kata Rian dan Nita bersamaan.

Melihat 2 anak itu bisa mengerti penjelasannya sampai bisa menjawab pertanyaannya seperti itu, Akbar yang merasa bangga karena merasa menjadi guru yang berhasil membuat muridnya mencapai suatu pencapaian itu pun berkata ...

"Bagus anak-anakku yang manis, kalian memang pinter deh, tidak sia-sia kakak mengajari kalian, sini biar kakak kasih bint ..."

DUUUAKK!!

"Najis, memangnya kau pikir kita anak TK apa?" kata Nita yang memukul si Akbar karena kesal diperlakukan seperti anak kecil itu.

"(Gak ada manis-manisnya)" kata Akbar yang kesal bukan main dengan perlakuan kasar si Nita.

"Tapi kalau memang simple begitu, kenapa huruf A dan B di teka-teki ini harus pakai huruf besar kak?" tanya Nita yang penasaran itu.

"Itu mungkin petunjuk dari si cewek itu, misalnya seperti "kira-kira ruangan apa yang punya kata yang diawali atau diakhiri dengan huruf A dan B?", dan karena aku sudah mencoba menggunakan yang "diawali" tapi tidak ada satu pun yang pas, jadi aku pun tahu kalau ..."

"Ah waktunya tinggal 3 menit! Kalau begitu aku pergi duluan ke lab Kimia!! Terima kasih bantuannya ya Nita, kak Akbar!!" kata si Rian yang memberikan salam dan kemudian pergi buru-buru keluar ruangan.

"(... sempak adalah illuminati, dasar bangsat)" kata Akbar yang bicara ngawur karena terlalu kesal ucapannya diabaikan oleh Rian.

"Woi, tunggu dulu!! Jangan buru-buru begitu!! Hei kak Akbar kenapa kakak malah masih tiduran begitu? Ayo cepat bangun!" kata Nita yang berusaha membangunkan si Akbar dari kasurnya.

"Tidak mau, aku mau tiduran saja (karena lagian aku sudah tahu kalau semuanya itu cuma sandiwara bohongan)" kata Akbar yang memiliki alasan tersendiri itu.

"Ayolah jangan seperti orang sakit-sakitan begitu! Apa kakak ingin melewatkan moment klimaks masalah percintaan ha? Kakak bakal nyesel lho!" kata Nita sambil menarik-narik Akbar dari kasurnya.

"(Kira-kira siapa coba yang membuatku sakit-sakitan begini beberapa detik yang lalu ha?) Aku tidak ikut, buat apa aku melihat adegan romantis seseorang seperti perempuan lagi puber ha? Maaf, aku terlalu jantan untuk itu," kata Akbar menjelaskan sambil memegang gagang kasurnya agar Nita tidak kuat menariknya.

?

"Ah, ternyata kakak sensitif juga ya? Aku kira kakak gak pedulian soal perasaan begitu," kata Nita meledek sambil melepaskan tarikannya.

"Kalau aku tidak punya perasaan, sekarang kau sudah ada di RS dan dibacakan doa-doa dasar sialan, ah sudahlah, karena semua urusan disini sudah kelar, sekarang kau pulang sana," kata Akbar dengan nada kesal.

"Ya sudah deh aku pergi sendiri saja, tapi sebelum pergi aku ingin dengar dulu, point penting ke 2 nya itu apa kak?" kata Nita sambil duduk dibangku lagi sambil memakan camilannya yang tidak tersentuh sama sekali tadi.

"Ha? Point ke 2 apaan?"

"Yaelah, tadikan kakak menjelaskan kalau yang kakak katakan tadi itu point penting ke 1, jadi point penting yang ke 2 itu apa dong?" tanya Nita kemudian mengingatkan Akbar soal apa yang dia katakan tadi.

...

"Oh itu, karena si Rian gak mau mendengarkan aku dulu dan malah buru-buru keluar, aku jadi gak sempat menjelaskannya, ahahaha, bisa kapok dia setelah ini karena bingung harus melakukan apa," kata Akbar yang hanya tersenyum dan tertawa kecil.

"Eh, memangnya apa point penting ke 2 itu?"

avataravatar
Next chapter