42 Ini kencan (?)

Setelah beberapa detik mengintip kondisi disekitar mereka secara bersamaan, Akbar dan Nita sempat saling pandang karena mereka tidak melihat kedatangan Jupri, dan karena yakin bahwa dia memang tidak ada, Akbar dan Nita pun segera keluar dari persembunyian mereka dan datang menghampiri Lisa.

"Hei Lis, apa-apaan yang kau katakan tadi itu? Si Jupri tidak ada tahu, apa kau salah lihat orang atau sejenisnya ha?" kata Akbar sambil berjalan mendekati Nita.

"Ya, jangan buat kami jadi serangan jantung begitu dong, kami beneran mengira Jupri beneran datang tahu, kan bisa kacau rencana kita untuk membantumu kalau si Jupri melihat kita" tambah Nita yang mengikuti Akbar disampingnya.

"Kalian yang kena serangan jantung? Jangan bercandalah, coba kalian pakai cermin untuk melihat kelakuan sendiri dan lihat siapa yang bakal kena serangan jan …."

"Oh Mona!! Kau di situ rupanya!! Maaf sudah membuatmu menunggu ya!"

!!!

DENG-DENG-DEEEENGGG!!

Langsung saja Lisa yang tidak merasa asing dengan suara itu segera menoleh kearah sumber suara itu, dan kagetlah dirinya saat tahu kalau orang yang memanggilnya itu benar-benar si Jupri asli yang menggunakan pakaian yang menggugah selera cewek-cewek murahan yang hanya mengincar kekayaan seperti toko antagonis sinetron religi.

"(ANJIRR!! BENERAN DATANG DONG!! DAN PAKAIAN JUGA BUKAN KALENG-KALENG WOI!!) Eh kak Jup…eh maksudku Jupri, kau sudah datang rupanya," kata Lisa yang berusaha bersikap senormal mungkin menghadapi pacar kakaknya itu.

"Ahahaha, ma..maaf ya aku agak telat beberapa menit, tadi aku dapat panggilan penting ditengah jalan soal beberapa urusan, ta..tapi tenang saja, aku sudah membereskannya kok, jadi kita focus saja bersenang-senang di kencan pertama kita ini," kata Jupri dengan senyuman yang manis.

"(Oh berusaha membereskan semua hal-hal lain terlebih dahulu agar kencan tidak terganggu, tidak buruk juga, aku akan beri dia 1 poin plus)"

"Omong-omong Mona, siapa mereka berdua? Apakah mereka kenalanmu?" kata Jupri sambil menunjuk kearah belakang Lisa.

"(AH GAWAT!! AKU LUPA KALAU ADA MEREKA ADA DI BELA …)"

!!!

"(APAAAAAA?!!!!!!!)" teriak Lisa, semua orang di sekitar mereka, serangga, pohon, dan semua maklukh hidup di sana yang memiliki mata dengan histerisnya.

Bagaimana mereka tidak berteriak histeris di dalam hati mereka seperti itu, karena mereka benar-benar tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dengan 2 bola mata mereka, yaitu melihat Akbar dan Nita yang hampir baku hantam itu dengan alaminya bergandengan tangan dan memasang senyum yang sangat menawan.

"Oh, jadi ini pacar yang kau bicarakan ya kak Mona? Aku kira kakak sedang bercanda saat bilang kakak mau kencan dengan seseorang lho," kata Nita dengan sikap adik kelas yang polos.

"Ahahaha, rupanya dia beneran tampan seperti yang kau bilang, sepertinya aku harus menjaga sayangku ini agar dia tidak selingkuh deh," kata Akbar dengan senyuman yang menawan sambil mengelus kepala Nita.

"Jangan khawatir kak, gak mungkin aku akan selingkuh ke orang lain, karena cuma kakak yang ada di hatiku kok," kata Nita yang mulai memeluk Akbar erat-erat.

"Ho, so sweet banget sayangku ini, aku jadi makin cinta deh."

!!!!

"(PUAHH!! OHOK-OHOOOK!! JA..JA..JAN….JANCOKKK!! AK..AKTING MEREKA TINGKAT DEWA BANGET!! AK…AKU GAK SANGGUP LAGI MELIHATNYA)" kata Lisa yang di dalam dirinya jiwanya sedang muntah darah karena tidak sanggup melihat adegan dewasa itu.

"Ahahaha, terima kasih buat pujiannya tadi, tapi omong-omong apa kalian juga mau berkencan ke Taman Ria?" tanya Jupri kemudian kepada pasangan kekasih itu.

"Ah, sebenarnya kami cuma kebetulan lewat dan bertemu dengan kak Mona disini, jadi ya kami sempat ngobrol sebentar deh" jawab Nita.

"Dan karena sepertinya kami akan mengganggu kalian, kami akan pergi dulu sekarang, jadi selamat bersenang-senang ya, aku doakan semoga kencan pertama kalian akan berkesan indah," kata Akbar sambil tersenyum manis yang meminta izin untuk meninggalkan Lisa dan Jupri.

"Ahahaha, padahal aku kira kita bisa double date disini, tapi sepertinya kalian juga punya rencana tersendiri ya? Baiklah kalau begitu terima kasih atas doanya tadi, semoga kencan kalian juga menyenangkan ya" jawab si Jupri.

Akhirnya, setelah berpamitan kepada Lisa, Akbar dan Nita yang masih saja bergandeng tangan dan memasang wajah ceria seperti pasutri yang baru menikah itu pergi meninggalkan mereka. Dan sambil melihat 2 orang itu menjauh, Jupri sempat memberikan komentar mengenai mereka berdua.

"Haha, walaupun mereka adalah kakak dan adik kelas, mereka bisa menjadi sangat romantis seperti itu, memang cinta itu benar-benar buta ya? Umur dan sejenisnya sampi tidak diperhatikan lagi," kata Jupri.

"(Hahahaha, betul sekali, aku benar-benar sempat merasa ingin buta dan mencongkel mataku saat melihat acting mereka yang luar biasa itu)" komentar Lisa.

"Mungkin kita belum terlalu kenal dan mengerti satu sama lain, tapi aku berharap semoga kita bisa menjadi seakrab mereka ya," kata Jupri sambil tersenyum kearah Lisa.

"(Mampuslah aku, ini karena dia masih belum tahu seberapa menakutkannya keakraban mereka itu sih, aku jadi bingung harus berkata amin atau tidak soal harapannya barusan)"

"Baiklah kalau begitu, kau pasti agak kesal karena sudah menungguku yang telat ini, jadi ayo kita cepat masuk dan bersenang-senang."

Akhirnya, Jupri pun memegang tangan dan menarik Lisa yang dia anggap sebagai Mona itu masuk menuju Taman Ria dengan senyuman yang amat ceria, tentu saja hal itu membuat Lisa yang sempat cemas dan panik mengenai hal-hal yang sudah terjadi itu menjadi tenang kembali.

"(Ahhh, aku memang masih agak sebal dengan kelakuan 2 setan itu, tapi jika aku tidak mood bersenang-sneang sampai membuat senyuman tulus cowok ini sia-sia, aku tidak berbeda dengan 2 setan itu kan?)" kata Lisa yang memutuskan untuk melupakan semua energy negative yang hinggap di hatinya itu.

"(Eh, tunggu sebentar, lalu bagaimana caranya 2 setan itu bisa membantuku kalau mereka meninggalkanku berduaan dengan si Jupri di sini?)" kata Lisa yang teringat dengan janji si Akbar dan Nita yang akan membantunya dari belakang.

Sedangkan itu, setelah melihat Jupri dan Lisa sudah masuk kedalam taman Ria, Akbar dan Nita yang ternyata daritadi mengamati mereka dari kejauhan dan masih saja bergandengan tangan itu segera saja menjalankan rencana mereka selanjutnya

"Ya ampun, aku memang sudah mengikuti rencana yang kakak katakan secara tiba-tiba disaat kita di dalam angkot tadi mengenai "drama video bokep" ini untuk membuat si Lisa tidak terlalu tegang, tapi kakak sudah lihat sendirikan? Dia tidak terlihat senang sama sekali dengan drama yang kita lakukan tahu, malahan dia terlihat strees melihat kelakuan kita tadi oi," kata Nita yang mengomentari rencana si Akbar yang gagal itu.

"Hmmmm, aku pikir dia tipikal orang yang suka candaan dewasa, sepertinya aku salah prediksi ya? Ya bodoh amat juga sih, mau dia anggap usaha kita itu aneh atau tidak, yang penting kita sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk membuatnya tidak gugup," kata Akbar dengan bangganya.

"Oh ya kak, soal hal aneh, aku sempat merasa ada yang aneh dengan ucapan kak Jupri tadi, dia terlihat seperti baru pertama kali melihat kakak lho, bukannya kakak bilang kalau kakak yang memberikan surat pernyataan palsu itu saat istirahat?" tanya Nita yang menyadari hal aneh pada ucapan Jupri.

"Kau tahukan kalau 90% anak-anak pasti pergi keluar saat istirahat? Dan karena kebetulan kelas si Jupri itu sepi, jadi aku bisa melakukannya tanpa diketahui siapapun."

"Hmm, begitu rupanya, pantas tadi kak Jupri benar-benar merasa asing dengan kakak. Ok deh, kalau begitu kembali ke masalah kita, jadi sekarang apa yang harus kita lakukan kak? Mengikuti mereka dari belakang dan berencana membantu si Lisa dari belakang seperti yang kakak rencanakan?"

"Tentu saja dong, kau pikir kita jauh-jauh kesini cuma hanya untuk mengantarnya kesini dan mengantarnya pulang setelah urusannya selesai seperti ibu-ibu yang mengurus anaknya di TK?"

"Tunggu dulu kak, aku memang membawa uang untuk berangkat kesini, tapi aku tidak bawa cukup uang untuk …."

"Tenang, biar sayangmu ini yang mentraktirmu, toh aku yang mengajakmu kesini, jadi paling tidak aku yang harus bertanggung jawab."

Mendengar kata "Traktir" dari kakak kelas yang "pedang" nya ingin dia hancurkan, langsung saja tanpa rasa bersalah dan malu sama sekali, Nita pun meloncat dan memeluk erat-erat punggu si Akbar sambil berkata ….

"OKEEE!! KEBETULAN AKU BELUM PERNAH MASUK KETEMPAT KAUM ELIT GLOBAL BEGINI!! KALAU BEGITU TOLONG MANJAKAN AKU HARI INI YA BEBEBKU SAYANG!! SO LETS GOOOOO!!!" kata Nita dengan tatapan mata yang berbinar-binar.

"(Waduh, sepertinya aku harus berpuasa untuk menutupi pengeluaranku hari ini deh, ya terserah deh, toh memang sekali-kali aku ingin mentraktir anak sialan ini) Ok perawan kampungan! Waktunya kita bersenang-senang dan hambur-hamburin uang! Pegangan yang erat ya dasar cewek sialan! Ngeeeeeeng!!" kata Akbar yang mengendong erat adik kelasnya itu sambil berlari menuju pintu masuk.

Sedangkan itu, para makluk hidup yang dari tadi menyaksikan keajaiban dunia yang tidak masuk akal dan masih saja tidak percaya dengan apa yang mereka lihat itu hanya memasang wajah bodoh dan saling berkomentar …..

"(Cok! Apa yang sebenarnya terjadi disini?)"

----

Beberapa jam kemudian, setelah Akbar dan Nita mengawasi Lisa yang sedang berkencan dengan Jupri mengantikan kakaknya yang sedang sakit itu dari arah belakang dan dengan jarak yang aman, mereka pun akhirnya beristirahat di "Food Court" setelah melakukan berbagai macam wahana mengasyikan seperti:

PIRATE SHIP:

Jupri dan Lisa :

"Bukannya bermaksud sombong, tapi kalau kau takut, kau boleh memelukku lho Mona."

"Ahahahaha, kau berusaha mencari kesempatan disaat aku lengah ya? Dasar n-a-k-a-l."

Akbar dan Nita :

"Yang berteriak dan memegang tangan orang lain karena takut, berarti ibunya perawan."

"Hahaa! Kakak pikir aku bakal takut dengan hal beginian apa? Asal kakak tahu saja, setelah melihat film horror, aku hanya ngompol dan tidak bisa tidur selama 1 menit 6 jam, jadi tidak mungkin aku akan takut dengan.....AAHHHHHHHHHHHH!!! BANGSAAATTTTT!! MAMPUS GUAA!! TOLOOOOOOOOOOOONG, MAMAAAAAAAAAAA!!!"

RUMAH KACA:

Jupri dan Lisa :

"Kau tahu Jupri, ada yang bilang kalau semakin sering kau melihat dirimu dan pasanganmu terpantulkan dicermin rumah kaca, maka semakin sering kau akan saling bertemu dimassa depan lho."

"Hohoho, kalau begitu kita harus berlama-lama dong disini."

Akbar dan Nita :

"Kak lihat, di depanku ada orang menyedihkan yang mengkhayal kalau dia sebenarnya punya pacar, ahahaha" ejek Nita sambil menunjuk pantulan cermin si Akbar.

"Ahahahaha, kebetulan, di belakangku juga ada manusia yang lahir dari seorang perawan," kata Akbar sambil menunjukan pantulan cermin si Nita yang ada di belakangnya.

RUMAH HANTU :

Jupri dan Lisa :

"Silahkan, Lady first."

"Hehehe, sepertinya aku tahu beberapa kelemahnmu deh."

Akbar dan Nita :

"SIALAN!! KAKAK SENGAJAKAN!! KAKAK SENGAJA MEMBUAT SI LISA PERGI KESINI TANPA SEPENGETAHUANKU KAN?! BISA-BISANYA KAKAK MELAKUKAN HAL INI PADAKU!! DASAR TIDAK BERPERI KEJENIORAN!! KALAU NANTI MALAM AKU JADI "BASAH", KAKAK MAU TANGGUNG JAWAB!!" kata Nita sambil merengek-rengek.

"Tunggu!! Aku tahu apa maksud dari tatapan kalian semua! Tapi asal tahu saja!! Dia anak autis yang baru belajar ABCD woi!! Dia sering mengucapkan kata-kata yang tidak logis! Jadi berhentilah salah faham dan urus urusan kalian sendiri sana!!!" kata Akbar yang menceramahi orang-orang disekitarnya yang menatapnya dengan tatapan rendah dan menjijikan.

Saat ini:

"Sudah kuduga, tempat kaum elit seperti ini memang tidak cocok untukku," kata Nita sambil mengeletak di meja makan karena terlalu lelah berteriak disemua wahana yang membuatnya ketakutan.

"Kamu saja yang terlalu penakut, nih obat tradisional saat ada murid yang dirawat di UKS," kata Akbar sambil memberikan teh hangat kepada Nita.

"Haaaaa, padahal aku pikir kita bisa membantunya dalam kencannya ini, tapi lihat, dia bahkan tidak menghubungi kita sama sekali melalui telepon atau memberikan semacam aba-aba minta tolong seperti yang kita rencanakan diangkot tadi lho, sepertinya dia memang sudah pro dalam hal ini deh," kata Nita sambil meminum teh hangat pemberian si Akbar sambil melirik kearah Lisa yang sedang bercanda ria dengan Jupri 3 meter di depannya.

"Justru baguskan, kita jadi tidak perlu repot-repot menyiapkan ini dan itu untuk membantunya," kata Akbar sambil mengeluarkan nasi kotak yang dipesan oleh Nita tadi.

"Lalu apa juga gunanya kita ada di sini sekarang kalau kita malah tidak bisa ... "

"Berisik, bosan aku dengar masalah keyakinanmu itu lagi, sekarang diam dan buka mulutmu, aaaaah," kata Akbar jengkel sambil menyuapi juniornya itu.

"Aaaaaammm...…..nyam-nyam, nyenyang nyenyenyah neyiak-neyiak niyu naying nenak nakan nya? [memang setelah teriak-teriak itu paling enak makan ya?], ahahaha," kata Nita yang bicara sambil mengunyak makanannya itu.

"Jangan ngomong saat makan, kalau kesedak dan kuberi nafas buatan, bisa mampus kau 7 turunan," kata Akbar memperingati si Nita.

"Maaf-maaf, tapi bagaimana dengan kakak sendiri? Apa kakak tidak makan?"

"Melihatmu teriak-teriak histeris seperti wanita yang keperawanannnya baru menghilang itu sudah membuatku kenyang, hehehe."

"Ahahahaha, jangan begitulah senior bangsat, makan itu paling enak kalau bersama-sama tahu, jadi sebagai balas budi buat teh gratismu ini, cepat buka congormu dan bilang aaaaaaaah," kata Nita yang memegang erat rahang si Akbar dan memaksanya memakan makanan yang dia sendoki kemulutnya sambil tersenyum manis.

?!

Sedangkan itu, Lisa yang sudah menyadari kehadiran 2 aktor kelas atas itu dan sering melirik kearah mereka untuk memastikan bahwa mereka tidak terlalu mencolok itu, benar-benar merasa gemas dibuatnya ketika dia melihat kalakuan tidak masuk akal Akbar dan Nita yang membuatnya salah faham lagi itu.

"(Sumpah, demi kulit kerang ajaib, sebenarnya mereka itu beneran sedang pacaran atau cuma pura-pura sih? Kok benar-benar menghayati begitu? Apa mereka bahkan sampai lupa dengan tujuan mereka sendiri karena terlalu asyik berakting begitu?)" komentar Lisa sambil menggegam erat-erat sendok makannya.

"Ok, karena kita sudah bertenaga kembali, apa kau mau lanjut Mona?" tanya Jupri kemudian kepada Lisa yang dia anggap Mona itu.

"Eh, ah iya! Ahahaha! Tentu saja dong, sudah jauh-jauh kesini, tentu saja kita harus main sepuasnya kan? Kalau begitu lets go!!"

Akhirnya, setelah selesai mengisi tenaga mereka, si Jupri dan Lisa pun segera saja pergi dari tempat makan itu dan bersiap-siap untuk menaiki wahan permainan yang belum mereka naiki. Dan melihat 2 target mereka sudah pergi terlebih dahulu, tentu saja sebagai professional si Akbar mulai bertindak juga.

"Mereka makan lebih cepat dari dugaanku, woi perawan, aku akan pergi duluan mengawasi mereka, kalau kau sudah merasa lebih baik, hubungi aku, nanti akan aku beritahu loka …."

"EEEEEKKK!! Ah kenyangnya, oh ya kakak bilang apa tadi?" tanya Nita yang sempat bersendawa sambil meminta Akbar mengulangi pertanyaannya lagi.

"Maaf, bodohnya aku mengira kamu itu wanita normal, jangan malas-malasan, ayo cepat kita susul mereka dasar sialan," kata Akbar sambil menendang jatuh adik kelasnya itu.

"Ah kampret!! Gak usah main tendang begitu juga dong kakak kelas idiot!" omel si Nita.

Lalu sambil mengomel dan berdebat seperti calon capres yang memperebutkan tahta presiden.

Akbar dan Nita pun melanjutkan misi mereka membuntuti si Lisa dari arah belakang untuk memberikan bantuan jika dibutuhkan, tapi pada saat itu, tiba-tiba Akbar teringat dengan sebuah pertanyaan yang membuatnya penasaran sampai saat ini, karena itulah diapun memanfaatkan waktunya kali ini untuk bertanya kepada Nita.

"Oh ya Nita, aku punya pertanyaan untukmu."

"Kebetulan aku masih lapar, jadi aku akan pasang tarif per 1 kata pertanyaan sama dengan 1 bakso bakar disan ..…"

"Apa kau tahu soal ratu para sekolah?" tanya Akbar kemudian yang memotong ucapan Bela barusan.

"Tunggu sebentar, kenapa aku kok merasa déjà vu dengan pertanyaan kakak barusan ya? Ja..jangan bilang kakak tidak tahu apa soal ratu sekolah dan setelah ini kakak juga ingin bertanya padaku siapa saja para ratu sekolah itu?" tebak si Nita yang merasa tidak asing dengan sikap dan pertanyaan Akbar yang persis sekali dengan apa yang dia lakukan saat menanyakan hal-hal itu kepada Lisa dulu.

"Woi, sejak kapan kau bisa melihat massa depan begitu ha? Apa kelaparanmu itu bisa membuatmu menjadi manusia super?" kata Akbar yang terkejut karena Nita bisa menebak pikirannya.

---

Sedangkan itu di tempat lain, atau lebih tepatnya kediaman yang luar biasa besar seperti rumah tempat syuting drama Indosiar yang itu-itu saja, bu Helda yang baru saja selesai membaca 1 serial Komik Jepang yang dia borong kemarin itu sempat beguling-guling di lantai kamarnya karena merasa lega telah membaca semua komiknya itu.

"Aaaaaaaaaaaaahhhh!! Sudah end deh! Padahal niatnya i ingin baca 1 buku every 1 hari, tapi karena sudah terlanjur addicted, bablas till tamat deh, ahahahaha, haaaaaaaaaaaaaaaaaa, stupid amatlah, toh endingnya realy-realy menyentuh juga, itu berarti that comic memang wort it untuk dibaca sampai habiskan?" kata bu Helda sambil mengingat ending dari komik yang dia baca itu.

TUTURUU-TUTURUU

TUTURUU-TUTURUU

"Hmmmm, ayo we tebak, is itu si Akbar, si "Glutony", ataukah siiiiiiiii …."

TREEKK

[Saraswati my sayang, bagaimana kabarmu? Apa you sehat? Is dietmu berhasil? Tapi I think turun 2-5 kg itu not keberhasilan deh, jadi jangan eat makanan kesukaanmu like pizza dan nasi padang ya]

[Bang.....sat, aku baru saja ingin menggigit pizzaku ini lho, dan juga bagaimana kau bisa tahu soal dietku itu ha?! Apa kau benar-benar memasang CCTV di tempat tinggalku? Kalau iya cepat beritahu di mana kamerannya sialan?!]

[Ahahaha, tenanglah darling, tadi aku cuma nebak-nebak saja kok, jadi jangan terlalu dipikirkan begitu]

"(BUKAN MENEBAK KALAU SELALU 100% BENAR BEGITU WOI! ITU MERAMAL NAMANYA!!)"

[Ok, aku tahu kalau kita sibuk dengan urusan kita masing-masing, jadi ayo kita buat ini jadi cepat, apa kau bisa mengirimiku filenya sekarang sayangku?]

[Haaaaaaaaaaaaaa, ya, aku sudah menemukannya]

[Good, akan aku tung …]

[Tapi sebelum itu aku ingin memberitahumu dulu Helda, saat kau menyuruhku untuk mengirimkan informasi soal anak itu, aku pikir kau ingin mencari informasi tambahan juga, jadi aku mencoba melakukan penyelidikan lagi lebih jauh soal anak ini, dan apa kau tahu? Aku menemukan hal menarik soal si Jupri ini tadi malam]

[Haa? Hal interesting?]

----

Sedangkan itu, di tempat yang berbeda lagi, lebih tepatnya di RS di mana Mona sedang dirawat karena penyakitnya, ada seorang wanita melakukan suatu kegiatan yang dia sangat antusias sekali melakukannya, saking antusiasnya dia pun tetap tersenyum manis sambil terus melakukan…

JLEEB

JLEBB

JLEEB

"UUUKHH!! HMM..HMMM, UUKKH…BE..BELAA…UHHHMMM!!"

JLEEB

JLEEB

JLEEB

"UUUUUUUUKKKKHH!!....."

"Ahahahaha, padahal aku tidak mau melakukan ini lho, tapi sayang sekali jawabanmu tadi salah, jadi maaf banget ya kalau kamu harus mati sekarang, ahahahaha," kata Bela sambil menjilati bibirnya sendiri dengan ekspresi penuh kenikmatan.

avataravatar
Next chapter