19 Di balik layar

Sedangkan itu, di dalam kantor kepala sekolah, terdengarlah suara perbincangan antara 2 orang melalui telepon yang sedang membicarakan suatu urusan yang terdengar penting.

[Halo bu Helda]

[Heloooooo, so? How? Apa semuanya berjalan lancar boy?]

[Saya sudah melakukan apa saja yang ibu perintahkan, saya sudah menerima surat teka-teki itu, membuat Akbar dan Nita dari Club Helper membantu saya memecahkan teka-teki yang anda buat itu, me-ne-ri-ma penolakan dari orang yang ibu maksud yang ternyata sama sekali tidak tahu apa-apa soal ini alias si-kak-Bela, dan sekaligus menjelaskan apa yang terjadi kepadanya, apa ibu sudah puas?]

----

Beberapa waktu yang lalu...

"Ahahaha, jadi, apa bisa kita mulai pembicaraanya dik Rian? Karena aku sendiri penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi hari ini," kata Bala sambil menoleh kearah Rian dengan senyumannya yang tidak berubah-ubah.

"HEE? JA...JADI KAKAK BENAR-BENAR TIDAK TAHU SAMA SEKALI SOAL "HAL" INI?" tanya Rian yang kaget karena Bela ternyata tidak tahu apa-apa.

"Ahahaha, tidak, memangnya apa yang kau maksud "ini" itu?" tanya Bela simple.

"Ce..ceritanya panjang, tapi intinya aku disuruh Bu Helda untuk menyelesaikan teka-teki dengan meminta bantuan dari Helper Club, la...lalu aku disuruh menyatakan perasaanku pada wanita yang ada didalam teka-teki ini," kata Rian yang malu-malu itu.

"Ahahaha, dan kau mau-mau saja disuruh mengikuti perkataannya Rian? Lucu sekali deh kau itu."

"Ma...mau bagaimana lagi kak, karena bu Helda akan mencabut beasiswaku kalau aku tidak mengikuti ucapannya kak."

!!!

Bela yang daritadi menertawai kelakuan Rian itupun akhirnya terdiam sekaligus tercengah dengan ucapan Rian barusan, karena dia tidak tahu kalau kepala sekolahnya akan melakukan hal seperti itu pada muridnya untuk kepentingan pribadi.

"(Wah sialan wanita itu, ternyata dia benar-benar sudah gila)"

"Terus, kakak sendiri bagaimana? Kakak berada disini pasti juga perintah bu Helda kan? Memangnya apa yang disuruh bu Helda pada kakak?"

"Ah itu, setelah memberitahuku tentang seseorang secara mendadak, dia juga menyuruhku bersembunyi disini untuk memberikan kejutan pada "calon pacar" ku yang unik, bodohnya aku, seharusnya aku tanya dulu dalam rangka apa dia melakukan ini, bukannya malah langsung bersemangat dan lupa diri begini, ahahahaha, ingin kutampar rasanya diriku yang tadi malam itu."

?

"HA?! CALON PA...PACAR??!! KAKAK SUDAH PUNYA CALON PACAR?!" kata Rian yang kaget bukan main itu.

"He? Kenapa kau kage....oh, ahahahahaha, maaf-maaf, aku lupa dengan perintah bu Helda padamu itu, tapi aku minta maaf ya dik Rian, aku tidak bisa menerima perasaanmu itu, karena seperti yang aku bilang barusan, aku ini sudah punya calon pacar."

"Dan lagian aneh jugakan kalau kita menerima perasaan orang yang baru saja kita kenal seperti ini, jadi intinya maaf ya kalau aku tidak bisa menerima perasaanmu walaupun itu perintah dari bu Helda, tapi hei, dia tidak bilang kalau kau akan dihukum kalau tidak diterimakan? Jadi santai saja, ahahaha," kata Bela sambil tersenyum manis menghibur Rian.

-----

Saat ini.

[Magnificent!! Seperti yang kuharapkan dari juara drama tingkat Provinsi! You memang can diandalkan ya]

[Jadi apa ibu akan menepati janji ibu? Beasiswa saya tidak akan ibu cabut kan?]

[Don't wory Rian, walaupun orang-orang memanggilku gila, aku bukan human yang akan mengingkari my promise kok]

[(Kau memang gila dasar perempuan sinting!) karena urusan dan tugas saya sudah selesai, saya pamit dulu, sampai jum...]

[Tunggu-tunggu, i masih punya 2 permintaan again Rian]

!!!

[APAAA?! BUKANNYA IBU SUDAH JANJI...]

[Ahahaha tenang saja, ini tidak ada ralationship dengan pencabutan beasiswamu kok, jadi don't panik begitu dong, ahahaha]

[(Sial, apa sebaiknya aku lapor polisi saja agar wanita gila ini ditangkap karena melakukan pemerasan pada...)]

[Aku tahu kau pasti akan berencana call polisi untuk mengadukanku dengan reason memeras muridnya dengan ancaman dicabut beasiswa, dan justru malah bizzare kalau kau tidak berpikir like that, right?]

...

...

[(O...orang ini, monster)]

[Rian, aku ini orang yang always membayar jasa lho, karena aku tidak like dengan yang serba gratisan, jadi as apresiasi jasamu itu, plese go Perumahan Ningrum and pergi to Jl.Madura no.13, di gang bagian pojoknya you akan melihat 2 tong sampah, and under tong sampah berwarna merah nanti kau akan melihat amplop yang closed oleh dauh kering, amplop itu berisi money for you work]

!!!

[HAAAA?!....U....UANGG???!!!]

[Yes, sudah kubilangkan aku not suka yang gratisan, itu juga berlaku for me too boy]

[BU…BUKAN UANG MONOPOLI ATAU UANG HARAMKAN?!]

[Hei, maybe aku ini gila, tapi aku not jahat tahu, aku sudah pensiun from hal itu.....ya tidak sepenuhnya juga sih]

[Se...serius bu? I ..ini tidak ada maksud tersembunyikan? Itu cuma uang tutup mulut yang halal saja kan?]

[(Aku tidak tahu apa money tutup mulut itu termasuk uang halal or haram, tapi…)You want or not Rian? Karena uangnya lumayan untuk buy noodle chiken dan penjualnya sekaligus lho, untuk seorang murid berprestasi dari keluarga orang poor, ini prize yang lumayan kan?]

!!!

[EH?! APA UANGANNYA ITU JUTAAAN??!!]

[No idiot, aku memang tidak suka yang gratisan, tapi aku juga tidak suka yang kemahalan]

[Jadi berapa dong?!]

[Kau akan tahu saat melihatnya sendiri, oh ya amplopmu yang berwarna merah ya, sedangkan yang berwarna blue tolong nanti kau antarkan ke Jl.Irian no 33, nanti disana you akan melihat 7 orang yang mungkin mukanya babak belur atau memakai gips atau some thing like that]

[Eh, memangnya siapa mereka itu bu? Apa mereka korban perkelahian?]

[(Apa 7 orang fight 1 orang girl termasuk perkelahian? Well aku dont care soal itu by the way) Itu not important nak, tapi kuberitahu untuk jaga-jaga, jangan sampai kau tukar amplopmu itu ya? Or-you-will-get-the-akibatnya, mengerti?]

[(Se...semoga bukan preman-semoga bukan preman) I...iya, saya mengerti, asal mereka nanti tidak menghajar saya atau sejenisnya]

[Tenang, mereka sudah kuberitahu kok soal problem finansial ini, baiklah, now yang ke 2]

?!

[EHHH?, MENGANTARKAN AMPLOP KE JL.IRIAN ITU BUKAN YANG KE 2 BU HELDA?]

[Itu masih 1 problem, jadi tidak termasuk]

[(Ampunnn!! Aku sudah tidak kuat lagi!! Kalau ini benar-benar acara Trap seperti yang ada di TV, mana kameranya?! Aku menyerah!! Keluarkan aku dari masalah ini!!)]

[How pendapatmu saat tahu wanita yang kusuruh kau nyatakan cinta padanya itu ternyata adalah si Bela?]

...

...

[Ini lelucon atau permintaan yang ke 2?]

[Yang B]

[Bercanda?]

[Alfabet ke 14 and 15]

[(Aku benar-benar tidak tahu jalan pikir manusia seperti ini, tapi..) Haaaaa, saya sudah siap ditolak siapa saja karena saya lebih peduli soal beasiswa saya, tapi saat tahu kalau ternyata cewek itu adalah si Bela dan mendengar penolakan langsung dari Ratunya para "Ratu Sekolah" seperti itu, rasanya ada rasa syok sendiri di hati ini bu]

[Hohoho, memangnya she bilang apa saat menolakmu?]

[Dia cuma bilang maaf aku sudah punya calon pacar yang unik begitu, aku tidak tahu siapa calon pacar itu, tapi siapa pun itu, beruntung sekali laki-laki itu bisa disukai oleh dia]

...

...

[(Yaelah, dia masih belum change ya? Padahal ini sudah hampir 1 year sejak kejadian itu lho, sesusah itukah untuk move on?)]

[Dan maaf lancang, dia juga titip salam jari tengah pada ibu kalau saya sedang menghubungi ibu]

….

[(Yap, she not changed sama sekali)]

[Memangnya apa yang sudah ibu lakukan pada kak Bela sampai dia bisa sekesal itu? Bahkan dia mengejek ibu dengan tersenyum lho]

[Maybe....merusak rencana pernikahannya?]

?

[Eh, rencana pernikahan?]

[Our bisnis sudah selesai, pastikan kau tidak bicarakan hal this ke people-people lainya ya, termasuk masalah si Bela itu, atau kau will dapat kejutan yang realy-realy mengejutkan suatu saat nanti]

[Tunggu, bu…..]

[Byeee Rian]

TREEK

Setalah bu Helda memutuskan panggilan teleponnya dengan si Rian, selesailah 1 rencana dari banyak rencana bu Helda yang sedang menanti, dan setelah meregangkan badan serta menarik nafas panjang, bu Heldapun segera membaca rencana selanjutnya di buku catatannya.

"Yaaap, memberitahu rencanaku pada Saraswati done, menahan serangan dan ceramah membosankan from Saraswati juga sudah, menyuruhnya memberitahu soal kedatangan Nita ke Bela juga done, menunggu kabar sekaligus memberikan presents untuk Rian dan 7 anak SMA sebelah yang kusuruh untuk melakukan bullying pada Nita baru saja selesai, kalau begitu sekarang apa ya? Oh iya, now waktunya itu."

"Wahai gadis yang menitipkan salam jari tengah padaku, now you can get in," kata bu Helda memanggil masuk seorang perempuan yang daritadi bersandar di balik pintu masuk ruangannya.

"Ahahahahahaha, lama sekali kau bicaranya wahai perusak pernikahan massa depan orang, sedang membicarakan umurmu yang tidak akan lama lagi karena suka cari masalah dengan orang ya? Sebagai pakar Sosial, aku menyarankan agar orang seperti ibu lebih baik bunuh diri saja deh, ahahahaha."

Dan masuklah si Bela kedalam kantor setelah mendapatkan izin dari bu, lalu setelah duduk di bangku yang tersedia dan saling berhadapan satu sama lain, 2 orang yang tidak beres jalan pikiran dan mentalnya itu pun mulai berbincara dengan gaya bahasa "UNIK" masing-masing.

avataravatar
Next chapter