25 Customer kedua

Dan setelah semua kesalahpahaman telah diselesaikan baik-baik selama 5 menit penuh ketegangan dan 13 kata terlarang yang diucapkan oleh Spongebob dan Patrick (Apanya yang baik-baik kampret!) Maka Akbar dan Nita yang sudah duduk di kursi masing-masing itu mulai mempersilakan tamunya untuk mulai bicara.

"Maaf ya tadi kau harus melihat sesuatu yang tidak pantas dilihat, kalau mau marah silahkan ejek-ejek dia, aku tidak keberatan kok," kata Akbar sambil tersenyum manis ke arah pelanggannya itu sambil menunjuk ke arah Nita.

"Ah, kak Akbar bercandanya lucu deh seperti biasa, ahahahaha, rasanya ingin aku bunuh saja kakak ini," kata Nita sambil tersenyum sekaligus memukul si Akbar yang secara cekatan kakak kelasnya itu juga langsung mengenggam erat tangan si Nita itu agar tidak kumat lagi.

"(Mereka ini sebenarnya sedang ngapain sih?)" tanya Lisa yang gagal paham dengan kelakuan 2 anak absurb itu.

"Tapi omong-omong Lisa, ada perlu apa disini?" tanya Nita kemudian pada teman sekelasnya itu.

"Kau kenal dia Nit?" tanya Akbar.

"Namanya Lisa Ningsih, dia itu mantan teman sebangkuku di kelas ... oh benar juga, kakak kan tidak punya teman, jadi pasti tidak tahu apa artinya teman sebangku ya? Ahahahahaha, maaf ya aku buat kakak bingung, jadi akan kujelaskan dengan kata-kata yang simple, teman sebangku itu adalah orang-yang duduk–di sebelah-bangkumu, apa kakak paham?" kata Nita sambil tersenyum sinis.

...

...

"(Apa tidak ada situs pukul Online? Ingin rasanya aku order sekarang pakai paket kilat, dan juga apa-apaan kata "mantan" barusan itu? Bukannya artinya dia itu bukan teman sebangkunya lagi kan?)" kata Akbar yang hanya tersenyum kembali kearah Nita sambil menunjukan jari tengahnya.

"Ok kembali ke Laptop, Lisa, kau tahu kan kalau club ini membantu menyelesaikan masalah mereka yang kesulitan membereskan masalahnya?" tanya Nita kemudian pada Lisa yang kembali ke masalah utama pembahasan.

"Ah i…iya, aku sudah tahu soal itu kok," jawab Lisa.

"Jadi apa kau sedang dalam masalah sekarang Lis?"

Saat dia mendengar pertanyaan Nita barusan yang menurutnya sia-sia untuk ditanyakan itu, Akbar yang agak kesal dan tidak tahan untuk berkomentar/membalas ucapan Nita itupun berkata.

"Pfft, mubazir banget pertanyaanmu barusan, sudah jelaslah dia punya masalahlah bego, memangnya kau pikir apalagi sebab orang mau datang kesini selain minta tolong ha? Minta pacar?"

"Yaaaa bagaimana lagi ya kak, aku kan teman kelasnya, jadi aku tahu kalau dia bukan tipikal orang yang bakal mendapatkan masalah, kecuali kalau yang dibicarakannya itu masalah orang lain," kata Nita sambil menatap tajam temannya itu.

"Eh, serius dik Lisa? Kau ingin membicarakan masalah milik orang lain?" tanya Akbar kemudian

"Ah, soal itu, me..mememang sebenarnya aku tidak punya masalah sih, karena yang punya masalah itu adalah kakakku," jawab Lisa.

?

"Eh? Kakakmu? Maksudnya kak Mona?" tanya Nita.

"Ya."

"Wow, kakaknya Mona, adiknya Lisa, boleh, boleh juga selera orang tuamu, tapi omong-omong kau kenal juga dengan kakaknya itu Nit?" tanya Akbar kepada Nita.

"Ya, dia kakak kelas yang jadi senior di ekstra Pencak Silatku saat hari Jum'at , ya bisa dikatakan pelatih juga sih karena dia sudah berpengalaman."

"Eh, memangnya kak Akbar tidak kenal dengan kakakku?" tanya Lisa pada Akbar.

"Tidak, memangnya kenapa kau mengira aku kenal dengan kakakmu itu?" balas Akbar balik bertanya.

"Kakakku itu kan....teman sekelasmu?"

….

….

?

Mendengar ucapan Lisa barusan, Akbar hanya terdiam sejenak memikirkan apa yang harus dia katakan pada anak-anak itu, sedangkan Nita yang sudah menunggu kesempatan untuk balas dendam itu pun mulai berulah.

"Wow, nama teman sekelasnya saja tidak tahu, jangan-jangan nama Tuhannya sendiri juga tidak tahu, apakah ini yang disebut "Kafir" pemirsa sekalian?" tanya Nita yang merasa senang sekali menghina seniornya itu.

"Waaaah, kau masih belum puas dilempar sepatu ya?" kata Akbar yang merasa kesal itu.

"Ya-ya-ya terserah kakak deh, pokoknya kita bereskan dulu masalah kak Mona dulu, setelah itu ayo kita lanjutkan masalah kita sampai Spongebob bisa mengemudi, OK?" kata Nita sambil mengajungkan jempol.

"That a best idea ever, deal!" kata Akbar yang langsung menyetujui ucapan Nita.

"Ha? Kakak bilang apa? Apa arti ucapan kakak barusan itu?" kata Nita tidak mengerti karena Akbar menggunakan bahasa Inggirs dengan logat India yang cepat.

"Artinya…"bodoh amat janda, diam!""

?

"(Pfft, apakah itu cara mereka menunjukan kasih sayang satu sama lain? Kalau iya hebat banget mereka masih bisa berteman selama 1 bulan ini)" kata Lisa yang merasa kagum dengan hubungan 2 anak itu.

"(Santet, anak ini harus aku santet!)" kata Nita geram bukan main dengan ejekan Akbar barusan.

"Ok, lupakan semua masalah gak guna barusan dan kesampingkan fakta aku yang tidak sadar kalau kakakmu itu adalah teman sekelasku, sekarang into the problem point, apa masalah kakakmu sampai-sampai bukan dirinya sendiri yang meminta bantuan tetapi malah menyuruh adiknya begini ha?" tanya Akbar kemudian yang kembali focus pada masalah utama.

"Ah sebenarnya kak Akbar, kakakku itu sebenarnya tidak meminta untuk ditolong untuk masalahnya ini," kata Lisa menjelaskan.

?

"Eh? Dia tidak meminta tolong?" tanya Nita.

"Yap."

"Tunggu, kalau begitu kenapa kau mau minta tolong kami menyelesaikan masalah kakakmu yang ternyata ingin dia selesaikan sendiri itu?, ini bisa berhubungan dengan masalah pelanggaran privasi lho Lisa," kata Nita yang mengingatkan sesuatu itu.

"Hmmmm, bagaimana ya menjelaskannya, anu….sebenarnya….aku ingin kau dan kak Akbar mencegahnya?"

???

"Mencegah? Tunggu sebentar dik Lisa, sebenarnya masalah apa yang sedang kau bicarakan ini?"

"Kakakku....ingin menyatakan cinta pada orang yang dia sukai."

….

….

Nita dan Akbar yang tadi selalu saja ribut karena pikiran mereka saling bertentangan, secara mengejutkan mereka bersama-sama terdiam karena pada saat itu mereka memiliki pemikiran yang sama.

"Ok-ok, biar ayo kita perjelas situasinya…"

"Jadi dalam permintaanmu ini, kau ingin bilang … "

" ... kita harus mencegah kakakmu menyatakan cintanya, begitu?" tanya Nita dan Akbar bersamaan kepada Lisa.

"(Wow, akhirnya mereka bisa bersatu juga, kekuatan Valentine memang menakutkan) Ya bisa dikatakan begitu."

"Waaaaaah, sepertinya ada orang yang harus mandi wajib karena doanya terkabulkan nih," kata Akbar sambil melirik kearah seorang wanita yang tadi berdoa yang tidak-tidak.

"Tu..tunggu, aku memang berharap akan dapat masalah yang berhubungan dengan cinta dibulan ini kak, tapi beda lagi ceritanya kalau disuruh menggangu hubungan orang seperti ini tahu!" kata Nita yang berusaha membela diri.

"Hmmmm R*by, aku mencium bau-bau cinta Pytagoras, apakah dik Lisa belakangan ini sering merasa gatal-gatal dan kesemutan?, karena dilihat aura Negatif yang ada disebelah kirimu, saya menduga kamu terkena santet yang bernama "Iri hati" deh," kata Akbar yang meniru gaya sang pembaca Angka sambil menunjuk-nunjuk tangannya kearah samping si Lisa.

"Ya, aku memang penuh aura Negatif dan nenek moyangku bernama Mbah Iri, puas kau Cacing "AKBAR" Alaska?" kata Nita massa bodo dengan ucapan Akbar yang kebetulan duduk disebelah kiri si Lisa itu.

"(Puas banget)" kata Akbar dalam hati.

"(Tidak ada 1 menit tanpa ejekan ya?) Anu, ini bukan soal cinta segitiga atau sejenisnya kak, aku menyuruh kalian berdua mencegahnya menyatakan cintanya untuk kebaikannya sendiri."

"Oh ya, kalau begitu bisa jelaskan apanya yang baik dari mencegah perasaan orang agar perasaannya itu sampai ke orang yang dia cintai Lis?" tanya Nita kemudian.

"Lebih baik dicegah karena orang yang dia cintai itu tidak pantas dengannya...….kah?" tebak si Akbar sampat berdiri dari kursi tamu dan berjalan kearah kasurnya.

?

"Eh, apa?"

"Benar kata kakak barusan, dia memang tidak pantas untuk kakakku," kata Lisa membenarkan ucapan Akbar.

"Tunggu-tunggu kalian berdua, memangnya apa maksudnya itu? Aku tidak paham oi" kata Nita yang masuk kedalam situs gagalpaham.com itu.

"Kau suka sekali jika membahas masalah yang berhubungan dengan cinta-cintaan, tapi kenapa kamu gak peka soal ini Nit, aku jadi kasihan dengan suamimu di massa depan lho, jadi jangan kaget kalau sewaktu-waktu dia men-tiga kan kamu ya," kata Akbar pada Nita sambil mulai tidur dikasurnya seperti kebiasaannya.

"BERHENTI NGEJEK AKU KAKAK KELAS KAMPRET! BERITAHU AKU APA MAKSUD UCAPANMU TADI ATAU AKU AKAN …"

"Maksudnya, si Lisa ingin mencegah kakaknya untuk menyatakan cinta pada orang yang dia cintai, karena dia tahu kalau orang itu ternyata tidak sesuai dengan perkiraan kakaknya, aku benarkan? Oh wahai adik yang sangat menyayangi kakaknya," kata Akbar menjelaskan sambil melirik ke arah Lisa.

avataravatar
Next chapter