16 Ahahahaha!

Sedangkan itu, Rian yang sudah ada di depan Lab kimia pun sempat mengintip kedalam ruangannya melalui jendela pintu, tapi karena di dalamnya tidak ada siapa-siapa, si Rian pun jadi cemas dibuatnya.

"Duh, kok tidak ada siapa-siapa sih? Apa kak Akbar salah menebak ya? Ka..kalau begitu apa aku cari acak saja? Tapi waktunya cuma 2 menitan," kata Rian yang cemas karena waktu janjiannya tidak lama lagi itu.

"WOI RIAN!! TUNGGU DULU WOI!!"

Langsung saja Rian menoleh kearah sumber suara yang memekakan telinga itu, ternyata itu adalah suara si Nita yang lari terbirit-birit kearahnya karena memiliki suatu info penting yang harus disampaikan.

"Eh Nita, ada apa?"

"Ka..kau...kau pasti tidak menemukan cewekmu itu kan? Jadi jangan seenaknya pergi sebelum orang selesai bicara begitu dong!! Kau jadi kurang infonya kan," kata Nita menjelaskan panjang lebar sambil terengah-engah.

"HA?! Ma...masih ada info lagi?"

"Ya, kau ingat soal kata cewekmu "kalau kau sampai berkeringat, seka saja keringatmu dengan kertas itu, dan kalau kau sudah menyerah buang saja kertas itu dilaut" itu? Kak Akbar bilang kalau maksudnya itu adalah kertas lakmus, karena keringat itu mengandung asam dan laut itu melambangkan basa....apa begitu ya penjelasannya? Ahh bodo amat ah! Pokoknya intinya seperti itulah," kata Nita yang samar-samar lupa ucapan si Akbar yang teoritis dan cuma mengatakan inti ucapannya saja.

"Kertas lakmus? Terus hubungannya apa dengan Lab ini apa Nita? Dan lagian si cewek itu sendiri juga tidak ada didalam lab ini tahu."

"Kak Akbar juga bilang cewekmu menyurumu untuk menemukannya kan? Jadi dia sempat mengira kalau cewekmu itu sedang bersembunyi di ruangan Lab ini agar kau bisa menemukannya begitu."

"Bersembunyi?"

"Ya, lebih tepatnya dia bilang di tempat penyimpanan barang-barang kimia yang ada kertas lakmusnya itu."

"Tapi itu artinya kita disuruh masuk kedalam kan? Apa lab ini tidak dikunci oleh petuga ..."

Dan Rian pun tidak melanjutkan kata-katanya, karena ternyata saat dirinya mencoba membuka pintu LAB itu, pintu ruangan Lab tidaklah dikunci seperti perkiraannya sehingga pintunya pun terbuka.

"Jadi ini yang disebut "yang terlihat belum tentu kenyataannya" ya?" kata Nita yang sempat mengerti maksud suatu istilah.

"Me...memangnya siapa dia sampai bisa meminjam kunci lab begini?" tanya Rian yang sempat penasaran soal sesuatu itu.

?

"Ha? Sebentar-sebentar, kau bilang apa tadi?" tanya Nita yang merasa salah dengar soal ucapan Rian barusan.

"Ti..tidak ada apa-apa kok, HOI KELUARLAH!! AKU SUDAH TAHU KAU BERSEMBUNYI DILEMARI PENYIMPANAN! DAN JUGA AKU MASIH PUNYA WAKTU 1 MENIT!! JADI KAU HARUS MENEPATI JANJIMU KAN?!" kata Rian kemudian berteriak memanggil perempuan nya yang bersembunyi diruangan penyimpanan barang-barang kimia itu.

SREEEKK

"Ahahahahaha, ternyata kau bisa memecahkan teka-teki itu ya? Padahal aku pikir kau akan menyerah,"

!!!

Kagetlah Rian dan Nita karena tiba-tiba salah satu lemari penyimpanan yang ada dipojok bagian belakang itu terbuka dengan sendirinya dan muncul seorang wanita cantik dengan rambut hitam panjang seperti tuan putri dari sana.

"(BAPAK MIA LEZATOS!! DIA BENERAN SEMBUNYI DI DALAM LEMARI PENYIMPANAN?! AKU KIRA KAK AKBAR CUMA BERCANDA SOAL ITU!)" kata Nita dan Rian yang sempat sepikiran itu.

"Walah, aku tidak tahu kalau ternyata kau di bantu dengan temanmu, kalian terlihat serasi deh, ahahaha," kata perempuan itu yang masih saja tertawa-tawa.

"(Tu…tunggu dulu?! Da..dari semua perempuan di sekolah ini, kenapa k…kok malah dia sih?!!)" kata Rian yang sempat bingung akan sesuatu yang tidak terduga itu.

"(Benar juga, aku gak tahu kenapa, tapi ini saat-saatnya untuk memperkenalkan dirikan?) Ah maaf kalau lancang, a...aku Nita dari Club Helper, karena tadi si Rian ini minta bantuan kami untuk menyelesaikan masalahnya, jadi kami pun membantunya sampai sini deh, hehehe," kata Nita yang seolah-olah mengatakan kalau masalah si Rian bisa terselesaikan berkat bantuan Helper Club agar bisa menarik simpati pendengarnya itu.

!!!

Mendengar ucapan Nita barusan, langsung saja perempuan yang terlihat tertarik akan sesuatu itu segera mendekat kearah Nita, dan saat dia sendiri sudah berjarak amat dekat dengan wajah si Nita, dia pun berkata.

"Ahahaha, jadi kau? Kau anak perempuan yang bu Saraswati bilang menjadi pembantu si Akbar yang katanya lebih suka kerja sendiri itu ya? Aku jadi kasihan padamu deh," kata perempuan itu dengan memasang senyum lebar.

"(AKHH!!! TERLALU DEKAT!-TERLALU DEKAT!!) I..iya, aku mengerti maksud ucapanmu itu, tapi tolong jaga jarak, kau terlalu dekat tahu!" kata Nita yang kalang kabut ketika jarak bibir mereka cuma sejarak 6 cm.

"Aku punya sesuatu yang harus kubicarakan padamu, apa kau tidak keberatan mendengarnya?" tanya perempuan itu yang tidak peduli dengan ucapan Nita barusan.

"Dan aku rasa kau juga punya hal yang harus dibicarakan dengan orang lain deh," kata Nita sambil melirik kearah Rian yang diabaikan lagi.

Langsung saja perempuan itu menjaga jarak dari Nita saat teringat kalau masih ada urusan lain yang harus dia selesaikan, lalu sambil memasang muka penuh kebahagiannya lagi, dia mencegah si Nita untuk pergi pulang terlebih dahulu.

"Ahahaha, maaf-maaf Rian, aku jadi terlalu terbawa suasana sampai lupa ada hal penting yang harus aku lakukan denganmu sekarang," kata gadis itu yang meminta maaf pada Rian.

"Ti..tidak apa-apa kok kak, aku masih bisa menunggu kalau kakak masih mau bicara dengan si Nita ini (ha, dilihat dari tingkahnya saja, sepertinya sudah kelihatan kalau aku tidak punya kesempatan ya?)" kata Rian yang hanya pasrah dengan keadaan.

"Nita, karena ada yang harus kubicarakan denganmu, sekarang bisakah kau tunggu aku di luar sebentar dan jangan pulang?"

"Eh, me...membicarakan apa ya?"

"Ahahaha, tidak usah khawatir, bukan hal yang spesial kok, kau akan tahu nanti."

"(Ukh, aku tidak suka dengan senyuman perempuan ini, tapi kira-kira apa ya yang ingin anak ini bicarakan? Kan aku belum pernah bertemu dengannya sebelumnya, dan apa-apaan sikap suka tertawanya itu sih? Apa dia kelainan?) Ba..baiklah, kalau begitu a..aku akan menunggu di luar," kata Nita yang akhirnya mengiyakan saja kemauan perempuan itu.

Dan setelah memberikan isyarat "semangat 45" dan "jangan lupa berdoa" melalui gerakan tubuh kepada Rian, Nita pun akhirnya pergi keluar Lab untuk membiarkan 2 orang itu mengurus masalah privasi yang harus mereka selesaikan.

Dan setelah si Nita keluar, dimulailah perbincangan 2 orang yang sebenarnya tidak saling mengenal itu.

"Ahahaha, jadi, apa bisa kita mulai pembicaraanya dik Rian? Karena aku sendiri penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi hari ini," kata perempuan itu sambil menoleh kearah Rian dengan ekspresi senyumannya yang tidak berubah-ubah.

avataravatar
Next chapter