64 with you?

Beberapa detik kemudian alice menepuk cepat bahu leon dan mulutnya tertahan seperti menahan sesuatu yang ingin keluar.

"apa kamu mau muntah lagi?" tanya leon yang masih menggendong alice, gadis itu mengangguk cepat.

"oke.. tahan sedikit lagi, aku akan membawamu ke toilet" dengan langkah segera, leon membopong alice ke toilet di kamar itu dan gadis itu dengan cepat mengeluarkan semua isi perutnya.

"merasa lebih baik?" leon mengelus lembut punggung alice. Alice mulai membersihkan mulutnya di wastafel.

"ya" jawabnya singkat, dia sudah mulai sedikit sadar dari mabuknya.

"tapi leon,.. bajumu.. maafkan aku" melihat bajuputih yang leon kenakan kini berwarna warni karna muntahan alice dia merasa bersalah.

"oh ini..." leon membuka kancing demi kancing baju itu

"tidak masalah" dengan segera membuka pakaiannya itu, kini alice dapat melihat jelas tubuh proporsional lelaki didekatnya ini, gugusan otot perut dan dada yang begitu menggoda mata dan membuat pipi gadis itu merona dengan cepatnya.

sepertinya aku masih mabuk... aku seperti melihat seorang malaikat tampan di depanku sedang melakukan adegan menggoda layaknya iklan parfum pria di tv ucap alice dalam hati sambil terpaku dengan pemandangan indah di depannya.

"aku akan mengambilkan kamu minum dulu" kata leon meninggalkan pakaian kotornya di sana dan pergi mengambil air di dapur.

"o..o..oke" alice masih terus memandang lelaki tampan itu, bahkan hanya dari bagian punggung belakangnya saja dia masih tetap sangat menggoda dan tampan pikir alice.

Alice sadarlah!! Aku perlu berbaring sepertinya... kepalaku sangat pusing...

Tapi kamar siapa ini? Yang pasti bukan milik kevin, dia mengingat kembali terahir dia melihat kamar kevin hampir tidak ada cahaya matahari memasuki ruangan dan komputer serta banyak kabel berserakan disana. Tapi ruangan ini terlihat sangat nyaman, nuansa serba putih dan sedikit hijau dari pot kecil berisi tanaman hias membuat ruangan ini begitu tenang.

"apa ini kamar dean? Kurasa dia bukan tipe lelaki yang mencintai nuansa seperti ini"

"tunggu.. ini terlihat seperti kamar leon, apa dia tinggal di sini juga dahulu?" sambil berbaring di ranjang alice berbicara sendiri.

"ya, ini ruanganku kalau aku sedang menginap disini" jawb leon dari balik pintu, pria tanpa pakaian itu membawa segelas air putih ditangannya dan menghampiri alice.

"oh.. aku mengerti sekarang" jawab alice gugup, dia berbicara tanpa memandang leon, dia menandang kesegala arah asalkan bukan pria tampan itu.

"apa ada yang salah denganku?" tanya leon sambil memberikan segelas air pada alice dan duduk di samping alice.

"em.. itu.. ba..baju.. eh emm" aku tidak tau harus bicara seperti apa.

"hah?" leon melirik tubuhnya dan baru menyadari

"oh iya aku lupa... maaf.. aku hendak mandi tadi tapi aku pikir lebih baik mengambilkanmu minum dulu" leon berjalan ke arah kamar mandi secepat mungkin sambil menutupi tubuhnya.

Dilain ruang, lea berbaring di sebuah kamar gelap dengan cahaya remang.

"hei tikus tanah... apa kamarmu selalu seperti ini sejak aku pergi.. bahkan baju kotor itu sudah ada disana terahir aku melihatnya" tunjuk lea sedijit menggoda kevin dengan logat mabuknya

"eh.. itu bukan seperti itu, aku baru memakainya kemarin, meski berantakan tapi aku tidak jorok huh" jawab kevin kesal.

"ahahahha kau masih seimut dahulu, menggemaskan" lea mencubit pipi pria itu

"aduh.. lea kamu harus menghormatiku, aku ini lebih tua darimu tau!" rengek kevin sambil memegangi pipinya yang sakit.

"tapi kamu begitu menggemaskan... seperti kelinci"

"eh tidak, tetap saja tikus tanah, mana ada kelinci yang menggemaskan betah tinggal di ruangan gelap seperti ini"

Tik! Suara sakelar dinyalakan dan ruangan terihat terang oleh lampu bernuansa putih

"puas?" tanya kevin

"ya.. lebih baik.."

"ahhh kepalaku pusing, aku ingin berbaring saja... hei ambilkan aku minum"

"ya ya ya... tunggu disini aku akan segera kembali" kevin dengan malas pergi ke dapur mengambil segelas air untuk lea. Gadis ini sekarang berbaring di ranjang milik kevin.

Dia masih sama seperti dulu, bahkan aroma tubuhnya masih tidak berubah, kasur ini begitu menenangkan, dia masih selalu menuruti apa yang aku minta hahaha ku rasa kevin memang bodoh, dan dia juga sangat....perlahan lea mulai mengantuk dan tertidur.

Dia juga sangat menggemaskan gumam lea.

beberapa menit kemudian kevin kembali

"ini air yang kau minta" kevin menyodorkannya pada lea

eh dia tidur? hm... sudahlah biarkan saja...

hanya ketika tidur saja gadis ini akan tampak cantik seperti putri tidur gumam kevin dengan senyum tipisnya. dia keluar dan menutup pintu itu perlahan. dan kembali ke nite bar untuk bersiap membuka bar itu.

"aku kembali~~~" teriak dean senang

"dari mana saja kamu? wanita mana lagi yang masuk perangkapmu?" jawab kevin ketus

"hahahaha hei hei aku bukan lelaki seperti itu. yaaaa meski mereka selalu mengejarku sih" kata dean dengan nada sombongnya

"cih... cepat bantu aku bereskan ini"

"ya ya baiklah... jangan marah padaku dong... hehehe" aku rasa dia masih marah karna aku meninggalkannya sendiri dengan lea gumam dean

"oya aku melihat mobil bos diluar, apa dia kesini dengan kak alice juga?"

"hm" sahut kevij mengiyakan

"dimana mereka?"

"di atas" jawab kevin singkat dan meninggalkan dean untuk berberes kembali.

akan ku kagetkan mereka hahaha... bisik dean. dia perlahan menaiki tangga menuju kamar leon dan membuka pintu

"bos~~~" teriak dean nyaring namun perlahan memelan. dia seperti melihat yang seharusnya tidak dia lihat.

bosnya dengan handuk melingkar di pinggangnya dan tubuh bagian atasnya yang ter expose seluruhnya sedang duduk di ranjang memandang alice disampingnya yang nyenyak tertidur

"sssttt" perintah leon dengan jarinya menutupi bibirnya yang sexy. dia takut alice terbangun karna teriakan dean.

"bos apa yang kau lakukan? kau membuatku patah hati" bisik dean di balik pintu.

"kalian kalian..." dengan pipi yang mulaibmerona dean tersenyum jahil

"kalian seharusnya tidak melakukannya disini bos" kata dean dengan senyum lebarnya. dia mulai membayangkan jika bosnya dan alice telah... tapi sebelum itu leon sudah menepis bayangannya itu.

"ini tidak seperti yang kamu pikirkan" jawab leon cepat.

"hah... jadi? kalian tidak???"

"sudah tidak usah berfikit yang macam-macam, aku hanya membersihkan diriku karna alice tadi mabuk dan muntah di bajuku"

"apa!?" dean terlihat kecewa, bayangannya tentang bosnya melakukan adegan dalam film untuk 18+ sudah berahir.

"hei kenapa kau terlihat kecewa?" tanya leon sambil memakai baju ke badan atletisnya. dia tersenyum kecil melihat ekspresi kecewa dean.

"hm... tidak apa, hanya saja kupikir kau sudah tidak normal bos.." kata dean. dia terus mengamati leon yang berjalam keluar ruangan menuju nite bar.

"kenapa?"

"ya... tidak begini saja, kapan kau akan menikahi kak alice?" tanya dean sambil terus berjalan di samping bosnya yang seolah mengacuhkannya.

"hahaha" leon menjauh dari dean dan segera bersiap membuka bar

"hei itu bukan jawaban bos"

"hei" sahut dean lagi

"sudah cepat bantu kevin saja"

"cih... ya sudah... aku hanya mencemaskan leon juniormu itu hahaha" canda dean

"dasar.. lihat saja gajimu akan ku potong bulan ini"

"yah jangan bos... aku hanya bercanda"

"bos.. bos.. bos" teriak dean yang di acuhkan leon.

avataravatar
Next chapter