35 pertarungan (2)

Bugh (suara pukulan) .. dean mengawali pertandingan dengan tinjunya yang di hadang oleh lengan leon. Pukulan dean terlihat sangat kuat dan bertenaga namun seberapa kuatpun pukulannya leon selalu bisa menghindar dan hanya satu dua kali yang mengenai lengan leon.

"haha apa hanya segini kekuatanmu?" ejek leon

"aarrgg…" dean terlihat kesal, dia mulai kehilangan kendali dan menyerang leon lebih cepat dan banyak. Lagi-lagi leon dapat menghindar

"wow… apakah mereka bertanding sungguhan?" Tanya alice yang dari tadi mengamati.

"tentu saja kak" jawab Kevin cepat. Dia terus berfokus pada kedua lelaki di dalam ring itu.

"alice, sekarang kamu perhatikan baik-baik, aku akan memberikan cara melawan yang baik dan benar"

"em" alice mengangguk atusias begitupun dengan Kevin, namun berbeda dengan dean di benaknya sudah mulai terdengar sirine ambulan seakan siap membawanya kerumah sakit.

"bos… " teriak dean ragu

Bugh bugh.. tinjuan leon mendarat tepat di perut dean.

"aarrg" erang dean sambil mundur beberapa langkan menstabilkan badannya.

"alice kamu harus mencari titik lemah lawanmu dalam kondisi darurat, seperti perut atau bagian vitalnya" teriak leon dengan serius dan mulai menyerang dean lagi. Alice dengan serius mendengarkan leon seperti mencatat semuanya di otaknya.

Bug bug bugh(suara pukulan).. pertahanan dean terus melemah oleh pukulan leon badannya sudah mulai memperlihatkan memar. Pukulan deanpun sudah tidak fokus pada lawan didepannya, dia terus memukul tanpa arah.

"Aarrhh"

"hei ayolah dean kau tidak selemah ini waktu itu hahaha" ejek leon

"hei bos aku sudah lama tidak berlatih, ayo kita hentikan ini sekarang aku menyerah" teriak dean dengan suara kesakitan dan mengelap sedikit darah di mulutnya

"oke, pak li" leon memanggil pak li yang menjadi wasit. Dengan cepat pakli menghentikan pertandingan dan menggandeng kedua tangan pria itu.

"aaanndd the winner is…" teriak pak li

"leon!" sambungnya khas seperti wasit tinju sambil mengangkat tangan leon

"waaahhh" alice dan Kevin teriak gembira sambil bertepuk tangan.

"kuakui bos staminamu masih bagus seperti dulu" menatap leon tajam dan segera beralih pada alice

"kak apa benar tidak terjadi apapun saat kalian tidur bersama?" canda dean sambil menghampiri alice

"apa maksudnmu?" Tanya alice heran

Sial!! Apa dia barusan mengejekku? Harusnya ku habisi saja tadi. Gerutu leon dalam hati. raut wajahnya mulai memerah hangat.

Hahaha apa kau menyadari sindiranku bos? "hahaha tidak apa-apa kak, maksudku apa kau tidak disiksa olehnya? Lihat saja bagaimana dia menyiksaku tadi di ring itu? Nih nih" dean menunjukkan bagian badannya yang memar.

"ohh.. tidak, dia tidur dengan tenang" jawab alice dengan polosnya. Jawaban alice membuat dean Kevin tertawa terbahak-bahak bahkan pak li yang sangat pendiam hampir saja gagal menahan tawanya.

"ehem ehem" leon berdehem memecah tawa itu

"dean sepertinya kau ingin ronde kedua?"

Sedetik kemudian tawa di wajah dean berubah menjadi suram ketakutan "hehehe tidak bos, aku hanya bercanda tadi, silahkan lanjutkan pertandinganmu yang mulia" dean berjalan menjauh bagai seorang hamba, dia mendorong Kevin maju kedepan

"Kevin, ayo" dengan nada dingin dia memanggil Kevin sambil memasang kembali pelindung giginya

"eh.. kak selamatkan aku" rintih Kevin di kejauhan, bahkan ketika hatinya tidak ingin melawan leon namun kakinya tidak bisa menolak perintah leon dan berjalan memasuki ring tinju itu.

Apa-apaan ini! Bahkan kakiku sendiri lebih menuruti perintah bos. sial!!!!

Alice melihat Kevin yang berjalan menjauh menuju ring sedikit keheranan, wajah Kevin tampak seperti anak kecil tampan ketakutan yang sedang di paksa ibunya ke dokter gigi. Dilihat dari tampilan Kevin dia lebih kurus dan rapuh daripada dean dan leon jadi alice merasa kasihan pada adiknya itu.

"leon" sapa alice merdu

"iya?"

"bisakah kamu memukul Kevin dengan pelan saja nanti? Aku rasa badan Kevin terlalu rapuh tidak seperti dean" pinta alice dengan nada membujuk. Lagipula dia adikku sekarang.

Kakak!! Terimakasih, kau yang terbaik! Teriak Kevin dalam hati, dia merasa terharu dan mulai mengangguk lugu.

"hem.. baiklah" jawab leon dengan dingin. Sebenarnya tanpa alice pinta leon juga akan melakukan hal yang sama tapi karna Kevin ikut tertawa saat dean mengejeknya leon berniat memberi sedikit pelajaran pada Kevin dan berhubung alice meminta sedikit pengampunan untuk Kevin leon tidak bisa menolaknya.

"kau senang?" teriak leon dengan tidak jelas karna pelindung giginya di mulut

"em" Kevin menganguk semangat.

Leon mulai mengisi energinya dan menepuk kedua tangannya mengisyaratkan pertandingan siap dimulai.

Mengerti maksud leon, pak li segera memulakan pertandingan itu lagi

"oke! Pertandingan dimulai!"

Bugh bugh bugh..(suara pukulan)

Aarrgg! Teriak Kevin. Pertandingan kali ini lebih mengerikan jika dilihat, Kevin seperti kucing imut yang lemah sedang di mainkan oleh serigala liar. Meski pukulan leon terlihat lebih pelan dari saat pertandingan dengan dean tetap saja Kevin merasakan sakit. Kevin tidak memiliki basic pertarung sama sekali jadi bahkan untuk mempertahankan serangan dari leon dia tidak bisa. Alice melihatnya sangat miris dan di dalam hatinya ia ingin pertandingan segera usai.

"hentikan! Hentikan!" teriak alice.

"ada apa?" leon menghentikan serangannya begitupula Kevin berhenti berteriak dan melihat alice heran.

"he..hen.ti.kan!" suara lemas alice

"kaka ada apa? Aku baik-baik saja kok, bos tidak memukulku dengan keras" hibur Kevin, dia tau mungkin alice merasa kasihan padanya.

"bernarkah? Syukurlah.. aku tadi teringat saat dulu aku dan ayah dipukuli oleh preman itu," refleksi kejadian itu terlintas saat melihat Kevin yang sedang di pukul oleh leon.

"oke, Kevin kamu bisa keluar.."

"benarkah? Oke" teriak Kevin senang.

"alice.. kemari, dean pasangkan sarung tinju padanya" perintah leon dengan nada dinginnya

"eh?!" Kevin dan dean kaget, begitupula dengan pak li

Apakah tuan ingin bertanding dengan nona muda? Pikir pak li yang sama dengan Kevin dan dean.

Alice yang sama terkejutnya mencoba menenangkan dirinya. Dia menarik nafas dalam dan memasuki ring dengan kedua tangannya di balut sarung tinju. Celana boxer pendek dan juga kaos olahraga berlengan pendek membuatnya begitu menggemaskan dan ditambah sarung tinju besar di kedua tangannya tidak membuatnya menyeramkan namun menambah keimutan alice. Leon melihat alice tersipu namun dia tetap menahannya dan memasang muka dingin di hadapan gadisnya itu.

"kemari" leon menyuruh alice mendekat. Kini mereka berhadap-hadapan

"apa kamu takut dengan preman-preman itu?" Tanya leon dingin dan serius

"ya.. sedikit" jawab alice lirih

"oke, apakah pukulan mereka sakit?"

"ya!"

"apa kau ingin membalasnya?"

"tentu saja!" tentu saja aku ingin membalasnya tapi aku terlalu takut dan selalu menghindar.

"oke, sekarang pukul aku sepuasnya.. anggap aku adalah preman itu" leon berdiri diam dengan tangan terbuka

"apa?" semua tercengang

"kak, ini kesempatan yang langka.. kamu tidak usah takut bos tidak akan kesakitan" hahaha aku ingin melihat seorang leon di hajar dengan sukarela gumam dean senang.

"baiklah, apa kamu siap?"

"tentu saja.. puaskan dirimu memukul oke, ini salah satu cara agar kamu tidak takut lagi, kemarilah dan pukul aku" senyum leon hangat.

"huh.. oke" alice menarik nafas panjang dia mulai melangkah maju mendekati leon dengan sarung tinjunya.

Bugh.. bugh alice memukul ragu badan leon.

"ayolah alice, apa segini kekuatanmu selama ini?" leon mencoba memicu kekesalan alice

"aaa!!!" bugh bugh pukulan alice lebih keras dua kali lipat dari sebelumnya, dia mulai serius tanpa memikirkan leon sakit kena pukulan alice.

"ini semakin seru" antusias dean.

Ayo kak.. kau pasti bisa teriak Kevin dalam hati sambil serius mengelap keringat di keningnya.

Mereka menikmati pertandingan ini begitupula dengan alice yang sedari tadi tak henti memukul leon yang hanya pasrah. Tapi beberapa menit kemudian leon mulai menangkis pukulan alice.

"eh!" teriak alice terkejut

"oke kita naik ke level berikutnya, aku akan mulai menangkis pukulanmu, kamu harus mencari celah agar dapat memukulku sekarang, oke kita mulai" jelas leon sambil menepuk kedua tinjunya seperti gerakan siaga. Alice dengan serius mengikuti perintah leon. Dia mulai memukul dan di tangkis leon. Tidak mudah mencari celah untuk memukul leon ternyata.. leon telah mulai meningkatkan kewaspadaannya seiring alice memukulnya.

"bagaimana? Apa kamu sudah mengerti?" Tanya leon sambil terus menangkis pukulan-pukulan alice

"yap.. aku harus bergerak lebih cepat daripada tangkisanmu kan?" seringai alice yang mulai menikmati permainan ini.

"gadis pintar" senyum leon.

"bukankah mereka terlihat manis sekali?" bisik dean pada Kevin

"kau benar, jadi kenapa kau tidak mencari gadismu sendiri dan berhenti mengganggu mereka" jawab Kevin ketus dengan ekspresi datarnya

"sialan.." dean mendengus sambil beralih pandang ke ring tinju lagi.

"ayo kak kau pasti bisa" teriak Kevin menyemangati

Em.. bug ahirnya alice berhasil mengenai perut leon. "yey!" teriak alice senang

"haha bagus, kita ketahap berikutnya, aku akan menyerangmu.. jadi kamu harus menyerang sekaligus menghindari seranganku, mengerti?" ujar leon

"oke" alice bersiap-siap dengan waspada

"siap.. pertandingan dimulai" teriak pak li

Alice mulai menyerang leon namun di tangkis cepat oleh leon, leon masih dalam mode pertahanannya untuk beberapa menit awal ini. Namun setelah pertandingan berlangsung sedikit lama dia mulai menyerang alice.

"aahh!" teriak alice kaget, dia menutup mata saat leon akan memukulnya. Semula alice mengira pukulan itu akan sekeras saat leon memukul dean dan Kevin tapi dia tidak merasakan sakit sama sekali, alice mulai membuka mata dia hanya merasakan senggolan halus di perutnya tadi.

"apa kamu sudah memukulku?" Tanya alice pada leon yang tersenyum di hadapannya

"yup" "ayo kita lanjutkan lagi" leon mulai serius kembali

Bugh bugh! Pukulan leon mendarat terus menerus pada alice, namun gadis itu tidak merasakan sakit sama sekali,

Sepertinya leon sengaja memukul dengan lembut, haruskah aku bahagia atau kecewa? Gumam alice yang wajahnya mulai tersipu.

"dari tadi kamu terus memukulku.. baiklah sekarang aku akan membalasmu" ucap alice percaya diri

"tentu," seringai leon dengan santainya

Alice mulai mempercepat gerakannya, dan leon terus menangkis pukulan alice hingga beberapa saat kemudian saat alice begitu dekat dengan leon dia mulai berbicara samar

"leon.." dengan nada menggoda

Leon sedikit terkejut dan memandang wajah alice. Melihat leon yang sudah berfokus pada tatapan alice dia mulai mengeluarkan jurus rahasianya

Lihat ini leon…

Perlahan alice mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum manis pada leon. Leon seketika terkejut dan tersipu jantung pria itu mendadak berdetak dengan sangat kencang.

"hiaaa!" bugh! Pukulan alice melesat di perut leon dengan mudahnya

"augh" teriak leon terkejut

"hei.. ini tidak adil" teriak leon

"kamu menggodaku tadi" senyum leon sambil memegangi perutnya yang sedikit sakit

"wahh kerja bagus kak!~" teriak senang dean dan Kevin

"hahaha bukannkah kamu yang mengajariku untuk mencari kelemahan lawan?"

"aku hanya menerapkannya barusan hehehe"

"hahaha gadis pintar, aku mengaku kalah" kata leon dengan senyum lebarnya pada alice.

"hore!"

"the winner is.. alice" teriak pak li sambil mengangkat tangan alice.

Sebagai kenang-kenangan Kevin memotret alice yang sedang berdiri senang di ring, kemudian pak li memotret keempat anak muda yang senang di dalam ring itu. Dia sangat bahagia kali ini semua pria itu dapat tertawa riang hanya dengan sihir satu gadis ini.

Aku rasa aku telah salah sangka, nona kamu adalah gadis yang baik gumam pak li.

avataravatar
Next chapter