36 our time

"wah! Seru sekali pertandingan kali ini, bahkan rasa sakit memar ini tidak begitu terasa lagi" teriak dean senang sambil meringis. Kini wajahnya terlihat sangat lucu dengan memas di sudut pipinya.

"hahaha" mukamu jadi lucu sekali" jawab alice

"benarkah? Hahaha tidak masalah aku masih tetap tanpan kak"

"oya bagaimana jika kita merayakannya diluar?" usul dean dan di ikuti tatapan curiga alice Dan Kevin.

"bagaimana bos? Ayolah bos, sudah lama kita tidak merayakan sesuatu bersama, bagaimana jika kita pergi berendam air panas dan setelah itu makan ?" bujuk dean pada leon. Leon hanya menanggapinya dingin sambil melirik alice

"wah sepertinya menyenangkan" teriak alice senang

Melihat alice yang senang leon tersenyum kecil "baiklah ayo kita lakukan, pak li bisa siapkan pakaianku dan alice?"

"baik tuan"

"bagaimana dengan kami bos?" rengek dean, dia mulai merasakan aurah yang tidak baik

"apa kalian juga akan ikut? Aku pikir tidak" jawab leon dingin.

"boss ayolahh!" rengek dean dan Kevin yang raut wajahnya berubah marah

"hahhaa baiklah, nanti kita akan mampir ke nite bar, kalian bisa mengambil pakaian kalian dulu"

"yes!"

"tuan semuanya sudah siap" sela pak li dari luar.

"oke, ayo kita berangkat.. trimakasih pak li kau boleh pulang sekarang" kata leon

Mereka mulai memasuki mobil leon, kini leon tidak menggunakan mobil sportnya melainkan mobil keluarga yang tidak kalah mewahnya. Dean kali ini menyetir dan Kevin duduk di samping kursi depan. Sedangkan alice dan leon duduk di bangku tengah mobil. Ini kali pertama mereka duduk di mobil tanpa leon yang menyetir. Alice sedikit gugup, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan

"kemarikan tanganmu" pinta leon tiba-tiba

"eh? Untuk apa?" kaget alice

"sudah kemarikan saja"

Alice, mengulurkan tangannya pada leon. Ini kali pertama tangannya di sentuh leon dengan sengaja membuat jantung alice berdetak sedikit lebih kencang dari biasanya.

"sepertinya tidak ada luka yang serius, apakah sakit?" leon menyentuk beberapa titik di tangan ramping alice.

"tidak, tidak sakit"

"syukurlah, aku takut tanganmu terluka karnah latihan tadi, oya bagaimana dengan perutmu? Apakah sakit karna pukulanku?" Tanya leon dengan nada dinginnya namun menyiratkan kekhawatiran

"em, tidak sakit sama sekali" senyum alice.

Alice senang dengan perhatian yang di berikan leon padanya, dia sedikit tersipu dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Sekilas raut wajahnya senang namun ketika mobil mendekati lampu merah dia melihat sesuatu dan terkejut

"tom!" teriak alice dan segera membuka jendela mobilnya. Semuanya terkejut termasuk leon.

"dimana? Dean pinggirkan mobilnya"

"baik bos"

Dean meminggirkan mobilnya di dekat trotoar jalan. Alice masih berfokus pada anak kecil yang berada di pinggir jalan memegang ukulele kecilnya, dia tidak melepaskan pandangannya takut jika tom menghilang lagi.

"aku akan kesana" kata alice saat mobil telah menepi.

"tunggu aku ikut" jawab leon. Dengan pakaian olahraga yang belum sempat mereka ganti keduanya turun dari mobil dan menghampiri tom di sudut sana. Banyak orang yang memperhatikan alice dan leon. Di samping karna pakaian mereka yang sedikit terbuka yaitu celana boxer dan kaos olahraga tapi juga karna mereka seakan melihat malaikan yang kehilangan arah dengan postur bak modelnya serta otot-otot sexy badannya yang terlihat, ditambah paras yang sangat tampan.

"apa lagi ada pemotretan pakaian olahraga edisi musim panas sekarang?" teriak seorang pengendara di jalan kepada temannya sambil melihat leon yang melintasi mereka.

"alice tunggu aku!" dengan cepat leon menggandeng alice yang masih tergesa-gesa menuju tom

"tom.. tom!" alice memanggil lelaki kecil itu dari kejauhan berharap dia mendengar.

"hei hei tenanglah aku akan menuntunmu kesana" leon dengan hati-hati menyebrang jalanan yang ramai itu dengan tangannya yang menggandeng alice erat. Ahirnya mereka berada di hadapan anak lelaki kecil itu

"hai tom.. apa kamu mengingatku?" Tanya alice dengan lirih sambil berjongkok menyamakan ketinggiannya dengan tom.

"kakak? Kamu yang waktu itu di jembatankan? Untunglah kak kau baik-baik saja" senyum tom bahagia khas seorang anak kecil.

"tentu saja aku baik-baik saja, itu berkat dirimu sayang" alice memeluk tom dengan erat.

trimakasih ya.. jika bukan karna kamu mungkin kakak sudah di surga sekarang dan tidak akan bertemu dengan leon gumam alice dalam hari

"apa kakak dan kak leon saling mengenal? Kak leon! Apa kakak yang mebuatnya menangis malam itu!" teriak tom yang kesal sambil memandang leon

"hahaha tentu saja tidak tom" leon menyusap lembut kepala tom.

"oya apa yang sedang kamu lalukan di jalanan yang ramai ini? Bukankah aku sudah mengatakan untuk tidak mengamen lagi dan kamu harus fokus belajar?" Tanya leon. Namun sebelum tom menjawab leon menyanggahnya lagi.

"sebelum itu mari kita ke mobil saja, tidak aman berdiri disini, ayo tom ikut dengan kami"

"baiklah kak"

Leon dengan segera menggendong tom dan menggandeng alice berjalan menuju mobil mereka. Mereka melintasi jalanan yang ramai seperti sebuah keluarga kecil yang sangat kontras di jalanan itu.

"wow lihat itu, apa mereka keluarga? Ahhh sangat sempurna! Walau anak itu sedikit lusuh namun dia juga tampan seperti ayahnya" bisik pengendara motor di jalanan di ikuti anggukan temannya.

Di dalam mobil,

"hai tom, lama tidak bertemu!" sapa dean dari kursi pengemudi dan juga Kevin

"siang kak dean, siang kak Kevin"

"oke tom jadi apa yang terjadi?" Tanya leon lugas

"ayah sedang sakit di rumah jadi aku beberapa hari ini merawatnya dan mencari sedikit uang untuk kami sehari-hari kak, oleh karna itu aku mengamen lagi"

"lalu kenapa kamu tidak memberi tau kami?" Tanya leon dengan nada kesal.

"a.. a.. aku tidak enak merepotkan kalian terus menerus" jawab tom yang takut

"leon, kamu tidak perlu memarahinya seperti itu, lihat dia jadi takut" alice memeluk erat tom yang ada di pangkuannya sedari tadi.

"hem"

Hahaha lihat muka bos yang seperti takut pada kak alice teriak dean dalam hati sambil tersenyum lebar

"oke kita sudah sampai di nite bar, bos kami mengambil perlengkapan dulu" dean dan Kevin keluar dari mobil.

"tom ayahmu sakit apa?" tanya alice lembut sambil menyeka keringat di dahi anak itu

"pada saat hari kakak di jembatan, dan aku pulang ke rumah ayah sudah dengan luka di sekujur tubuhnya.. aku membawanya ke rumah sakit, dokter bilang ayah mengalami patah kaki kiri dan retak tangan kanannya kak" jawab tom sedih dan sedikit menangis

"apa yang sebenarnya terjadi?" alice terkejut. Leon sedari tadi hanya mendengarkan.. dia masih sedikit cemburu dengan tom yang mendapat perhatian alice.

"ntahlah kak, setiap aku bertanya ayah hanya mengatakan dia baru saja melakukan sesuatu yang seharusnya dia lakukan sejak dulu dan dia tidak menyesal telah terluka" jawab tom dengan senyumnya

"baguslah kalau begitu, oya… apa kamu mau ikut kami?" alice memandang tom kemudian memandang leon yang sedari tadi diam

"ehem, tentu saja.. tom kamu bisa ikut kami.. untuk masalah uang kamu tidak perlu khawatir, setelah itu kita bisa membawa ayahmu berobat" jawab leon yang luluh oleh tatapan alice.

"benarkah! Yey! Terimakasih kak leon"

"yey!kita akan bersenang-senang nanti" teriak alice senang. Leon melihat kedua orang itu seperti ibu dan anak, kehangatan menyebar di seluruh ruang mobil karna kehadiran tom yang menyenangkan membuat banyak tawa di perjalanan mereka.

Mereka ahirnya sampai di pemandian air panas setelah beberapa puluh menit dean mengendarai mobil.

Dari luar terlihat bangunan khas jepang dengan design pemandian jepang. Dilihat dari interiornya pasti tidak sembarang orang yang bisa masuk kesini.

"selamat datang tuan" para pelayan menyambut dengan ramah. Mereka memberikan kimono mandi dan juga handuk untuk berendam di kolam air panas.

"ayo.." sapa leon pada alice menggandeng tangan alice menuju salah satu ruangan air panas

"ee bos kamu mau kemana? Kamu harus ikut dengan kami!" tarik dean

"kemana? Tentu saja ke kolam air panas kan?" jawab leon dengan polosnya sambil menggandeng alice

"aku tidak akan membiarkanmu berendam bersama kakak" jawab Kevin dengan raut kesal.

"ayo…" dean menarik leon menjauh

"eh eh tunggu, apa yang kalian lakukan! Alice tolong aku!" teriak leon yang di seret menjauh dari alice dengan tidak rela

"kak, kami pergi dulu! Nikmati waktu berendammu ya! Kami akan menjaga si tampan mesum ini bersama kami hehehe" teriak dean sambil menjauh. Alice hanya tersenyum melihat tingkah mereka. Tanpa dean suruh juga tadinya alice akan mengatakan itu pada leon, tidak mungkin dia akan berendam bersama leon dengan selembar handuk.

Di kolam air panas—

Beberapa menit setelah membersihkan tubuh, para lelaki itu mulai memasuki kolam air panas dan berendam, Kevin dan tom asik bercanda dan membersihkan tubuh mereka sedangkan leon masih dengan raut wajah kesalnya.

"bos apa kamu masih marah?" Tanya dean

"tidak" jawab leon kesal

"hahaha kamu masih bisa berbicara dengan kak alice kok" hibur dean

"hah? Bagaimana caranya?" Tanya leon penasaran

"begini.. kak alice!!" teriak dean keras

"iya!" jawab alice.karna kolam mereka bersebelahan alice dapat mendengar teriakan dean dengan sangat jelas. Mendengar suara alice suasana hati leon berubah sedikit lebih baik

"apa kau baik-baik saja?!" teriak leon

"ya, tentu saja.. ini sangat menenangkan"

"apa tom baik-baik saja?" tambah alice.

"hai kak alice!~" jawab tom senang

Apa dia hanya merindukan tom? Bagaimana dengan aku? Gumam leon dalam hati.

avataravatar
Next chapter