38 our time (3)

Di dalam mobil alice sekilas melihat ukulele milik tom

"tom, apa cita-citamu ketika dewasa nanti?" Tanya alice dengan seyum lebar pada tom,

Semua orang di dalam mobil diam penasaran menunggu jawaban tom

"Aku? Aku ingin menjadi musisi dan juga penyanyi terkenal kak!~" jawab tom riang

"owh.. benarkah? Jadi apa kamu bisa memainkan ukulele ini?" alice menyodorkan ukulele milik tom.

"em,.. aku hanya asal memainkannya kak, tidak ada yang mengajariku, tapi kelak aku pasti akan menjadi musisi terkenal dan bisa memainkan semua alat musik" jawab tom pasti.

"hahaha baiklah, apa kamu mau kuajarkan?"

"hah! Apa kamu bisa kak?" Tanya dean antusias, semua sependapat dengan dean.

"tentu saja, aku bisa memainkan hampir semua alat musik, kalau tidak bagaimana aku bisa punya keberanian masuk jurusan kesenian dulu semasa kuliah" jawab alice bangga

"apa? Aku kira kamu memasuki jurusan ekonomi atau financial kak, karna biasanya anak tunggal akan meneruskan usaha orang tua mereka" sahut dean lagi di ikuti angukan kedua pria tampan lainnya.

"hahaha kamu benar, tadinya bunda dan ayah merekomendasikan aku itu, tapi aku menyukai seni sedari kecil dan mereka membebaskan aku untuk memilih jurusan yang aku suka, lagipula aku sendirilah yang akan menjalankan kehidupanku kedepannya kan hehehe" jawab alice dengan senyum manisnya

"hm.. kau benar kak" angguk dean dan kedua pria tampan lainnya juga.

"kak mainkan aku sebuah lagu kalau begitu" pinta tom.

"boleh saja" alice mengambil ukulele milik tom dan mulai memetik senar senar ukulele itu.

Alunan merdu ceria khas suara ukulele mengalun lembut alice mulai menyanyikan sebuah lagu untuk tom

(note: dengerin lagunya di youtube ya guy ^^)

When I was just a little girl~ ~ ( ketika saya hanya seorang gadis kecil)

I asked my mother, what will I be ~ ~ (aku bertanya pada ibu, aku akan jadi apa?)

Will I be pretty ~ ~ ( apakah saya akan cantik?)

Will I be rich~ ~( apakah saya akan kaya?)

Here's what she said to me ~ ~ (inilah yang dia katakanya padaku)

Que será, sera ~ ~

Whatever will be, will be ~ ~ ( apa yang terjadi terjadilah)

The future's not ours to see ~ ~ (masa depan tidak dapat kita lihat)

Que será, será~ ~

What will be, will ~ ~ (yang terjadi terjadilah)

Alice memainkan intro dan mulai melanjutkan lagunya menatap leon

When I grew up and fell in love ~ ~ ( ketika saya tumbuh dan jatuh cinta)

I asked my sweetheart, what lies ahead ~ ~ (kubertanya pada kekasihku,apa yang ada didepan sana?)

Will we have rainbows ~ ~ (akankah kita memiliki sebuah pelangi)

Day after day ~ ~ (hari demi hari)

Here's what my sweetheart said ~ ~ (inilah apa yang dikatakannya)

Que será, será ~ ~

Whatever will be, will be ~ ~

The future's not ours to see ~ ~

Que será, sera ~ ~

What will be, will ~ ~ (lagu : que sera-sera)

Alice menyelesaikan permainan ukulelelnya yang terdengar riang dengan lagu tadi, semua orang bertepuk tangan memuji permainannya, hanya leon dan alice yang masih terdiam dengan saling memandang. Beberapa saat raut wajah leon berubah menjadi lembut dan tersenyum begitu juga dengan alice yang seakan menyanyikan part ahir ditujukan untuk leon.

"wah kak kamu pandai sekali, kamu harus mengajariku memainkan ukulele ini dan juga alat music lainnya" ujar tom yang sangat senang

"tentu saja, tapi tidak sekarang ya, karna aku sangat lapar" jawab alice manis dan juga perutnya yang mulai berbunyi keras membuat seisi mobil tertawa.

"hahaha sepertinya ada yang sangat kelaparan, nah sekarang kita sudah sampai, ayo.." ajak dean yang mulai membuka pintu mobil.

Mereka mulai berjalan masuk kedalam mall, pelayan mall yang waktu itu menemui leon dan alice ketika berbelanja sudah menyambut mereka dan menuntun mereka memasuki mall menuju sebuah restoran sushi ternama di kota itu.

"mari tuan" sambutnya

Berjalan masuk ke mall, leon menggandeng tom dan juga alice diikuti dibelakang mereka dean dan Kevin.

Disepanjang jalan menuju restoran hampir semua orang di mall memandang mereka dengan penuh kagum dan heran, bahkan ada yang sedikit tersandung karna tidak memerhatikan jalan. Mereka semua seakan terhipnotis oleh proporsi sempurna tubuh leon dan juga ketampanan leon dan juga pria tampan lainnya di belakangnya.

Seakan sudah terbiasa mereka mengabaikannya begitu saja, berbeda dengan alice yang merasa canggung.

"abaikan saja kak, kami sudah terbiasa seperti ini.." jawab Kevin yang asik dengan game di smartphonenya namun menyadari kecanggungan alice. Salah satu penyebab Kevin tidak suka keramaian karna orang-orang biasanya selalu memandangi dia dengan tatapan aneh seperti ini.

"hehe baiklah," alice menjawab canggung sambil menelan ludah yang bahkan tidak ada di kerongkongannya

"oh lihat mereka, apa kita ada disurga? Kenapa ada para malaikat di mall ini, dan yang paling tampan adalah pria yang menggandeng bocah laki-laki juga seorang wanita.. si bocah bahkan terlihat tak kalah tampan, tapi siapa wanita itu?" bisih salah seorang pengunjung

"kamu benar.. apa mereka suami istri? Beruntung sekali gadis itu tapi dia tidak cocok bersama pria setampan itu" jawab pengunjung lainnya iri dan tidak sengaja alice mendengarnya

Suami istri kata mereka? Haruskah aku senang atau terbebani? Gumam alice dalam hari, dia menyadari beban besar di pundaknya karna memang menyenangkan membuat orang lain iri dengannya namun banyak juga yang menatap alice penuh dendam karna keirian mereka apalagi gadis-gadis abg pengagum pria tampan pada umumnya yang melihat mereka. Auh… aku merasa tidak lapar lagi sekarang gumam alice dengan wajah lesu

"ada apa? Apa kamu tidak enak badan?" Tanya leon yang memperhatikan alice

"eh tidak.. tidak apa-apa" jawab alice gugup sambil melirik para gadis yang melihat mereka

Mampus.. leon jangan berbicara atau bahkan mendekatiku! Apa kamu tidak bisa melihat tatapan kemarahan para gadis muda itu seakan ingin membunuhku karna iri pikir alice sambil sesekali menatap para mengunjung mall.

"dean tolong gandeng tom sebentar"

"oke bos"

Leon langsung mendekati alice dan merangkul bahu ramping alice membuat gadis itu sedikit terkejut

"apa yang kamu lakukan?" bisik alice sambil menutupi wajahnya dengan tangannya

"kamu terlihat kurang sehat, apa perlu aku menggendongmu?" Tanya leon dengan nada santai

Aarrgg! Leon apa kamu tidak menyadarinya? Jangan mendekatiku sekarang, aku tidak kuat menanggung aura kecemburuan seisi mall ini huaaaa jerit alice dalam hati.

"aku lapar hehe iya aku lapar" jawab alice spontan

"jadi bisakah kita segera ketempat makan?" ya ini salah satu solusi supaya menghindari mereka

"oke… ayo" beberapa saat kemudian mereka sampai di ruang privat restoran sushi.

Sekarang alice dapat bernafas lega

"ahirnya fyuhh" alice mengusap keringat didahinya

"hahaha sebegitu laparnya kah kau kak?" canda dean

"hm" lebih tepatnya karna tatapan para pengunjung tadi yang membuatku ketakutan

"wah…" tenaga alice yang terkuras sedari tadi seakan kembali karna melihat beragam makanan di hadapannya.

"ini" leon mengarahkan sumpitnya yang berisi sushi salmon kea lice.

Am.. alice melahapnya dengan senyum cerah

"huaa ini enak sekali" alice mulai mengambil beberapa sushi lagi dan melahapnya. Leon memperhatikan alice dengan tatapan hangat dan senyum kecil.

Bos sepertinya kamu memang sedang jatuh cinta ckckck gumam dean

Bos dan kak alice terlihat serasi dan bos sepertinya sangat mencintai kakak, lalu bagaimana dengan syarat mengerikan yang kak alice berikan? Apa benar dia akan melakukannya? Pikir Kevin cemas sambil memakan sushinya

"tom ini aaaa" alice membuka mulutnya sambil menyuapi tom dengan tempura udang di sumpitnya

"aaaa" tom membuka mulutnya senang dan mengunyahnya dengan senang.

"enak?" "em" angguk tom

"Kevin kenapa kamu lesu sekali? Ini!" alice menyodorkan sushi disumpitnya pada Kevin

"aa.." Kevin dengan segera mengambil suapan dari alice dan tersenyum.

"ehem.." dehem leon

"bos apa kau mau suapan sushi juga? Ini aaaaa" suara dean manja sambil nenyodorkan sushi di sumpitnya pada leon

"huh.. tidak usah" ketus leon dengan muka dinginnya

Dean sedikit sedih dan memakan sushinya sendiri.

"hahaha ini aaaa" alice menyodorkan sushi pada leon dan leon memakannya dengan cepat sambil sedikit tersenyum senang

"huh dasar.." gerutu dean pelan.

"oya kak pada saat kuliah apa yang paling kamu suka?" Tanya dean

"aku? Hm.. banyak aku suka musik, memahat, grafity, hm.. tapi aku paling suka melukis di kanvas"

"dulu banyak yang menyukai lukisanku dan kami hampir membuat sebuah pameran, namun karna kebangkrutan keluargaku dan aku berhenti kuliah pameran itu tidak pernah terjadi" jawab alice dengan santainya tanpa ada kepahitan meski cerita itu sedikit menyedihkan untuk di dengar

"apa kamu masih ingin melukis" Tanya leon dengan nada dingin tapi tersirat sebuah perhatian pada alice

"tentu saja, sudah setahun lebih aku tidak melukis" alice menatap tangan mungilnya

"oke setelah ini kita akan membeli alat lukis yang kamu mau kak, bagaimana?"

"em.." alice ragu

"bagaimana bos?" Tanya Kevin

"tentu saja" jawab leon santai sambil memakan sushi di depannya

"benarkah! Wahhh trimakasih!" alice tersentak senang dan tanpa sadar memeluk leon membuat pria itu sedikit terkejut namun senang

"ohhh ayoalah kalian jangan menyiksa kami para jomblo di depan kalian ini" rengek dean di ikuti anggukan Kevin dan tom dengan muka datar mereka.

"hehehe maaf aku terlalu senang" alice melepaskan pelukannya

Ahh.. melukis, sejak saat itu bahkan aku tidak pernah berfikir dapat melukis lagi dan bahkan mulai menjauhi dunia lukis, bunda apa kamu melihat aku disana? Aku akan mulai melukis kembali, apa bunda senang?

avataravatar
Next chapter