44 JO Grup

Setelah semalaman berkendara mengelilingi kota alice dan leon tidur dengan lelap.

Knock..knock.. suara ketukan di pintu kamar membangunkan mereka

"tuan sarapan sudah siap, jas dan pakaian kantor anda dan nona muda sudah saya siapkan di sini" pak li menaruh dua set pakaian di meja

"oke, trimakasih pak li, anda boleh pergi" kata leon seraya masuk ke kamar mandi dan bersiap. Alice masih tertidur

"alice bangun…" leon menggoyangkan sedikit badan alice

"em.. iya" alice terbangun dia dapat mencium aroma segar leon dan tersadar

"hah.. jam berapa ini? Apa aku terlambat?" alice segera beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi

Hahaha kamu lucu sekali..

"alice aku akan menunggumu di bawah untuk sarapan" teriak leon

"oke" sahut alice dari kamar mandi

Beberapa menit kemudian. Alice mulai menuruni tangga menuju ruang makan, ia mengenakan setelan kemeja dengan rok pendek yang membuat kaki panjangnya yang ramping dan putih pucat terlihat.

"maaf lama" kata alice sambil duduk di kursi makan

"engga kok, kita masih punya banyak waktu untuk rapat nanti" leon memandang alice dengan tatapan kagum betapa cantiknya gadis itu dengan setelan baju khas karyawan kantoran

"hehe oke" alice mulai memakan roti selai dan juga sereal di hadapannya. Sikapnya sedikit aneh dia hanya diam dan sesekali mencuri pandang pada leon.

"ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?" Tanya leon sedikit terganggu dengan tatapan alice

"tidak.. hanya saja apa ini yang kamu katakan waktu itu bahwa kamu sudah merencanakan dengan matang?" alice tidak berharap banyak tentang perkataan leon waktu itu yang mengatakan bahwa alice tidak perlu khawatir tentang leon. Namun kini leon memang terlihat sangat berbeda dia tidak terlihat kasual sama sekali. pria tampan yang sehari-hari sudah sangat tampan dengan tampilan casual dan biasa menggunakan kalos yang oversize sekarang terlihat sepuluh kali lipat lebih tampan dengan wajahnya terlihat seperti pria berkelas dan berintelektual tinggi dengan kacamata bening juga rambutnya yang tertata rapi ke atas ditambah setelan jas yang rapi membentuk tubuh proporsionalnya semakin terlihat.

"em tentu saja, apa ada yang salah?"

"ehehe tidak kamu terlihat sangat tampan" senyum alice

"bahkan mungkin orang akan mengira kamu bukan sekertarisku nanti" suara alice lirih.

"hah? Apa tadi kamu mengatakan sesuatu?"

"eh tidak tidak ada… kamu benar-bernar berbeda hehehe"

"kamu juga.. terlihat cocok dengan pakaian kantor itu, aku takut nanti akan banyak karyawan disana yang menyukaimu"

"bbbrrr…" alice sedikit menyemburkan air yang diteguknya.

"jangan bercanda.. uhuk uhuk…"

"hahaha aku serius"

"apa kamu sudah selesai? Ayo kita berangkat" sahut alice sambil menutupi wajahnya yang merona malu

"ayo.. pak li kami pergi, kamu bisa membereskan ini sekarang" kata-kata leon mengarah pada meja makan

"saya mengerti tuan, hati-hati tuan dan nona"

"iya pak li" balas alice ceria.

Mereka sangat serasi sekali, tuan muda juga terlihat sangat bahagia tidak seperti biasanya. Pak li mulai bergumam dan membayangkan bahkan membandingkan ketika leon di sandingkan dengan adiknya lea kala mereka masih bekerja di xing grup. Lea dan leon mempunyai visual dan aura yang hebat jika di sandingkan namun leon selalu menjadi dingin dimanapun dia berada. Tapi kali ini pak li melihat tuan mudanya itu mempunyai aura segar dan maskulin.

Di dalam mobil alice terus gelisah dan sesekali mengusap keningnya yang berkeringat.

"huh panas sekali apa ac mobil mati?" kata alice gugup

"hem?" leon melihat bahwa dia sudah menyetel ac mobil di tingkat paling tinggi.

"alice tenanglah, kamu hanya gugup. Aku akan selalu bersamamu nanti" menggenggam tangan alice

"oke" jawab alice singkat ia mulai mengambil nafas dalam. Aku harus tenang aku harus terlihat kuat di sana nanti, paman jo tidak boleh melihatku lemah. Semanga alice kamu pasti bisa.

Beberapa saat kemudian terlihat dari kaca mobil sebuah gedung tinggi dengan tulisan jo grup yang besar mereka lewati

"gedung itu masih tampak sama seperti waktu itu, tapi kini namanya sudah berubah" kata alice lirih.

Dulu ayah sangat berusaha untuk membangun perusahaannya berhari-hari dia tidak tidur, berhari-hari dia kesana kemari mencari investor dan senyum ayah ketika lelah pulang bekerja, huh… dia sangat tangguh.

"ayo kita masuk" leon dan alice keluar dari mobil dan mulai menaiki lift

"em"

Alice dan leon memasuki lift itu dan alice menekan tombil yang ada di dinding lift, sekilas jarinya tampak gemetar.

"tenanglah, ada aku disini" leon menggenggam tangan alice.

"trimakasih leon" leon benar aku harus kuat, pertemuan ini bukan lagi tentang memperebutkan perusahaan ini, toh 51% saham sudah di tanganku jadi semua keputusan sudah ada di tanganku, kali ini aku hanya ingin kebenaran tentang apa yang terjadi.

Saat keluar dari lift alice dan leon di sambut oleh wanita cantik dengan pakaian kantor yang sedikit sexy memperlihatkan lekuk tubuh indahnya membimbing mereka ke ruang rapat. dia pasti sekertaris baru paman jo karna dia tidak mengenaliku pikir alice.

"mari saya akan tunjukkan ruang rapatnya tuan" wanita itu hanya menatap leon seperti terhipnotis ketampanan pria itu.

Sudah kuduga aku tidak menyalahkan wanita ini karna ketampanan leon cukup membuat kaum hawa terhipnotis

"em sepertinya anda salah menyapa, saya hanya sekertaris biasa dan nona cantik disebelah saya inilah si pemegang saham yang harus anda sapa" koreksi leon lembut dengan senyum manisnya

"ah.. maafkan saya nona, mari sebelah sini" wanita itu tersadar dan mulai memahami kebodohannya. Alice hanya sedikit mengangguk dengan raut wajah sedikit tersenyum. Trimakasih leon tapi kamu tidak perlu memujiku juga.

Di perjalan menuju ruangan terasa sangat lama, banyak karyawan yang memperhatikan mereka dengan wajah kagum dan sedikit curiga.

"hei lihat itu orang yang di tuntun oleh sekertaris direktur, pria itu tampan sekali seperti artis di drama korea dan juga wanita itu tinggi semampai sepertinya aku pernah melihatnya tapi siapa ya?" bisik salah satu karyawan.

"kamu benar dia sangat tampan, hei david lihat mereka" seru salah satu karyawan

"aku tidak tertarik" kata pria itu yang asik dengan komputernya.

"hei ayolah…" desak teman lainnya.

"oke oke, aku akan melihat" davin sedikit berdiri dan melirik dari balik meja kerjanya. Pada saat itu juga alice melintasi mejanya dan tatapan mereka bertemu sekilas namun alice tetap berjalan dengan ekspresi datarnya melewati david.

Alice!!! Apa itu benar kamu alice! David terkejut

"tuh kan kubilang juga apa, kamu pasti akan kerkejut, bukankah pria itu sangat tampan"

"eh? Em. Siapa mereka?" aku tidak memperhatikan pria itu tapi aku yakin wanita itu alice meski sudah lebih dari satu tahun aku tidak melihatnya tapi aku yakin itu alice.

"em sepertinya pemegang saham yang baru, mereka akan mengadakan rapat sebentar lagi"

"apa!"

"ah.. kau mengejutkanku. Iya begitulah yang aku dengar. Sudah ayo kita kembali bekerja.. ah sepetinya hariku akan sangat beruntung hari ini karna pagi ini aku sudah melihat malaikat tampan jatuh dari surga" karyawati itu meninggalkan david yang masih termenung tidak percaya.

-----

"kita sudah sampai nona, direktur dan lainnya ada di dalam anda bisa masuk sekarang" ucap sekertaris itu dengan manis sambil melirik leon sesekali

"trimakasih anda boleh pergi" jawab alice datar. Leon sudah merasakan perubahan alice, dia kini lebih tenang dan terlihat kuat. Tidak ada ketakutan lagi di wajahnya namun ketegasan. Bagus alice…

"aku akan membukakkan pintu ini" leon segera membuka pintu dan masuk. Dilihatnya meja panjang berbentuk keliling dan diisi beberapa oran. di antara kursi itu ada satu kursi yang sedikit lebih bagus dan diduduki seorang pria berumur sekitar 50 tahunan. Dia terlihat senang saat leon masuk dan mulai menyapa

"ah anda pasti investor baru kami dari xing grup" sapa pria paruh baya itu.

"maaf anda salah, saya hanya seorang sekertaris dan juga xing grup sudah tidak memegang hak atas saham jo grup. Mereka memberikan wewenang ini pada pimpinan kami" jawab leon santai dan penuh hormat.

Wah pria ini sangat tampan dan terlihat pintar, jika dia hanya sekertaris berarti pimpinannya bahkan lebih bijaksana dan juga penting, aku harus dapat menjalin hubungan baik dengan dia agar aku tetap menjadi direktur di jo grup ini.

"baiklah saya mengerti. Mari kita bahas ini lebih lanjut dan dimana pimpinan anda?.."

"pimpinan saya ada disini, nona anda bisa masuk sekarang" sambut leon

Mendengar itu alice memasuki ruangan rapat itu. Auranya terlihat sangat tegas meski dia masih terlihat muda tapi dia tidak memiliki ketakutan dan keraguan di wajahnya dan juga wajah putih pucat dan bibir merahnya mempesona seisi ruang.

"selamat d.a.t.a.n.g" suara pria itu tiba-tiba melemah terkejut

"alice?"

"paman em maksudku direktur jo bagaimana kabarmu?"

"kamu! Kenapa kamu ada disini?" teriaknya kaget

"apa maksudmu direktur, bukankah kamu yang tadi meminta untuk mendiskusikan investasi kami?"

"apa!?" kenapa dia bisa memiliki saham jo grup dan juga di diserahkan oleh xing grup. Apa hubungan alice dengan xing grup? Aarrgg gerutu paman jo dalam hati

"ehem, dia adalah pemilik saham dan pemimpin kami nona alice" jelas leon santai

Seakan tidak percaya paman jo hanya bisa diam dan salah tingkah dari awal rapat berlangsung hingga selesai.

"baik saya rasa semua laporan perusahaan sangat memuaskan, hanya saja laporan keuangan ini belum sesuai" jelas alice pada para pegawai dan pemegang saham lainnya di ruangan itu.

"ehem…" paman jo mulai tidak nyaman

"saya akan menjelaskan pada anda secara menyeluruh jika anda belum memahaminya" ketus paman jo yang tampak dari kata-kata itu meremehkan alice yang di anggap kurang berpengalaman dan terlalu muda muda.

"benarkah? Baik setelah rapat ini jika anda tidak keberatan, bagaimana jika kita membahasnya direktur jo?" Tanya alice dengan ekspresi tenangnya yang membuat paman jo semakin cemas.

"t.e.ntu"

"baik saya rasa sekian rapat kali ini" kata alice mengahiri rapat. semua menuruti kata-kata alice selain karna dialah pemegang saham terbesar di jo grup mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Kini diruangan hanya ada alice leon dan paman jo. Leon sedari tadi hanya memperhatikan mereka sambil sesekali memberikan berkas pada alice.

Merasa situasi sudah tenag dan personal paman jo bersikap santai pada alice.

"alice, ada apa ini sebenarnya?"

"ada apa? Aku hanya mengambil hakku sebagai anak pendiri perusahaan, apa yang salah?"

"tapi bagaimana bisa kamu mendapatkan saham ini dari xing grup?!"

"itu tidak penting, sekarang aku hanya ingin mendengar penjelasanmu mengenai apa yang kamu katakan waktu itu di telephone mengenai ayah lebih merelakan semua demi aku!" jelas alice

"apa?" paman jo mengingat kembali beberapa hari lalu saat dia mengatakan alasan jo grup jatuh ketangannya pada salah satu perwakilan xing grup (dean)

"aku tidak tau apa-apa" bela paman jo

"ow begitu, baiklah paman. Paman tau aku tidak sebodoh satu tahun lalu yang bisa terima semua dengan tenang. Jika kamu tidak menjelaskan padaku tentang apa yang terjadi maka aku akan mengungkapkan semua hasil korupsimu ini" kata alice sambil mengeluarkan berkas berisikan laporan keuangan dan kecurangann yang dilakukan paman jo

"alice apa maksudmu!" paman jo memeriksa semua berkas itu dan mukanya pucat pasif tak bisa berkata apa-apa.

"kau tau sekarang perusahaan ini milikku, aku tidak akan mentoleransi segala bentuk kecuranganmu dan dengan bukti itu kamu bisa dengan mudah aku tendang dari perusahaan ini"

"alice t.a.p.i tapi…" gawat aku sudah terpojokkan jika aku menceritakannya nyawaku bisa terancam oleh dia (seseorang) tapi jika aku tidak menceritakannya maka perusahaan dan kedudukanku selama ini akan hilang begitu saja dan juga dipenjara. Aku harus bagaimana!?

bagus alice gumam leon sambil menatap puas wajah gadis yang dia sayangi itu.

avataravatar
Next chapter