203 Telepon.

Sejak masih berada di perjalanan, Meira sudah menguap berkali-kali, tapi ia meyakinkan pada Raki kalau masih sanggup melewati malam tersebut meski harus pulang pergi malam ini juga. Raki sempat menghentikan mobilnya sejenak saat mampir ke minimarket sekadar membeli camilan, tapi hingga jarak mereka semakin mendekat ke gedung acara, yang berkurang hanyalah isi botol serta kaleng minuman, snack masih utuh di tempat. Mey juga tak menyentuhnya sama sekali.

Kendaraan tersebut baru saja memasuki halaman luas yang menjadi area parkir sebuah gedung megah tempat berlangsungnya acara, Meira sempat merasa bosan—lantas membangkitkan energinya saat melongok keluar jendela.

Cewek itu menatap arloji. "Kok bisa ya acara sampai semalam ini, gimana caranya mereka dapat izin?" Ia bertanya-tanya sembari melirik Raki nan membuka penutup botol air mineralnya, usai meneguk Raki baru menjawab.

"Nggak tahu juga, Mey. Selama aman dan dapat izin, ya kita masuk aja kan. Cuma undangan."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter