209 .

Biasanya, Riska yang sering menemani Meira bekerja, tapi Minggu pagi Meira yang menemani Riska melakukan agenda rutin climbing wall bersama teman-temannya di sudut sebuah mall area Jakarta Pusat, gadis itu duduk di sofa seraya membagi fokus antara ponsel serta laki-laki yang kini menapak dengan cepat—bahkan terkesan berlari pada satu per satu batu yang menempel di dinding buatan setinggi lima meter tersebut.

Meira mulai terbiasa menyikapi schedule Riska sebagai anak Mapala, terlebih menjadi ketua organisasi tersebut, mumpung hari Minggunya libur tanpa agenda—sekaligus ia memiliki pacar, jadi Minggu dimanfaatkan sebaik mungkin. Jika tak ada Riska pasti Meira masih terlelap nyaman di ranjang besarnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter