1 December

Enam tahun yang lalu!

Tepat pukul 02.30!.

Jleeb!

Sebuah pisau menancap tepat di dada seorang lelaki paruh baya yang sudah tidak bisa berkutik sedikitpun. Mulutnya dibungkam oleh sebuah kain dengan tali yang terikat kuat di kedua lengan dan kakinya. Dia berusaha untuk lepas namun tubuhnya terlalu lemah untuk melawan, matanya melotot dan tubuhnya menegang dengan darah yang keluar dari dadanya, sesekali terdengar suara napas yang tertahan dikerongkongan. Sepertinya Memang benar bertarung dengan maut adalah sesuatu paling menyakitkan yang akan semua orang rasakan.

"Cabut pisaunya, jangan tinggalkan jejak sedikitpun!" perintah lelaki yang berdiri disamping pembunuh tersebut.

"Baiklah!" balasnya dengan sigap mencabut pisau tajam yang tertancap didada seorang pria.

Darah yang menyembur sesaat setelah pisaunya dicabut, menyiprat kewajah dua orang kejam itu. Napas panjang ia keluarkan untuk mengakhiri kehidupannya didunia. Pada tarikan napas terakhir darah keluar dari mulutnya menambah kesan tragis kematiannya.

Pada malam itu, dua jasad terlentang di ranjang. Tangan dan kaki di ikat kuat dengan tubuh berlumuran darah. Sepasang suami istri yang sedang tertidur lelap rupanya telah dibunuh dengan sangat kejam dirumahnya sendiri.

"Apa mereka sudah mati? kita sudah mengurus CCTV di rumah ini, kalian boleh pergi sekarang!" perintah seorang pria yang baru datang, dia ditugaskan untuk menghilangkan jejak pembunuhan tersebut.

Pada malam itu, empat orang berpakaian serba hitam memakai topi untuk menutupi sebagian wajahnya tersebut, ditugaskan mencabut nyawa ke lima agen rahasia. Dua orang bertugas membunuh dan dua orang menghapus semua jejak pembunuhan yang dilakukan malam itu.

Kejam memang tapi siapa mereka?.

Mereka bukan psikopat atau perampok melainkan port mafia!.

Sebagai organisasi bawah tanah, Port mafia bergerak di bidang-bidang ilegal seperti pembunuhan, pembakaran, korupsi, suap dan aktivitas kriminal lainnya. Jaringannya begitu luas dan dalam, menjalar hingga kepusat pemerintahan, siapapun yang mengusik port mafia akan binasa!.

Dan orang yang dibunuh tersebut merupakan seorang polisi bernama Hiro. Orang yang mengungkap keberadaan port mafia tersebut. Port ini terungkap oleh agen rahasia Kepolisian berjumlah 5 orang semuanya dibantai habis, dan pak hiro adalah orang terakhir yang mereka bantai.

Tiga hari yang lalu seorang mata-mata port mafia mengetahui bahwa ada seseorang mengawasi mereka, dan tanpa ragu melaporkannya ke pemimpin mereka. "Bantai mereka semua!" perintah bos mafia dengan tegas!.

"Apa ada lagi orang yang harus kubunuh?" tanya seorang pria yang memainkan pisau berlumuran darah ditangannya. " Hemmm.." senyuman tipis menyeramkan terukir diwajahnya tampannya tersebut. Seakan menandakan bahwa dia sangat suka mencabut nyawa seseorang.

"Baik! aku akan pergi dari sini, sisanya kuserahkan padamu dan anak itu," mengarah pada seorang lelaki yang baru bergabung bersama port mafia.

"Ahh satulagi periksa kamar atas. Ku dengar disana kamar putri mereka, jangan sampai dia terbangun dan melihat kita disini, jika sampai itu terjadi bunuh saja dia!" perintah seorang pria berjalan keluar dari kamar tersebut, yang dengan kejam membantai semua agen rahasia tanpa rasa ampun, wajah tampannya seakan berbanding terbalik dengan sikapnya!.

Tedengar suara langkah kaki seseorang menaiki tangga, orang tersebut ditugaskan untuk melihat situasi dilantai atas. Tubuhnya gemetar dan matanya menatap kosong dengan langkah kaki yang perlahan lahan. Ini adalah mayat terakhir yang ia lihat malam ini, sebelumnya ia sama sekali belum pernah melihat pembunuhan berantai seperti ini.

Kenapa aku harus menjadi seorang mafia?

Apakah aku juga harus membunuh orang seperti itu?. Ujar batinnya, seakan-akan bertanya pada dirinya sendiri. Langkah kakinya tiba-tiba berhenti setelah dia melihat pintu kamar yang sedikit terbuka.

Tanpa ragu diapun mendekati kamar itu, dan kemudian berhenti tepat di depan kamar tersebut. Alangkah terkejutnya dia melihat seorang gadis cantik sedang tertidur lelap dikasurnya, setengan badannya tertutupi selimut dengan rambutnya tergerai panjang dibantalnya, muka yang putih pucat, bibir tipis dan hidung mancung seakan melengkapi wajah cantiknya tersebut.

"Apakah dia putri Agen hiro yang dibunuh itu?" ucapnya yang seketika terdiam, dengan tangan menutupi mulutnya yang terbuka lebar, dia sangat terkejut diam seribu bahasa.

"Tidak mungkin!" ucapnya dengan tegas. Tanpa dia sadari air mata mulai menetes membasahi pipinya, dia memikirkan perasaan putri pak Hiro jika mengetahui orangtuanya sudah ditemukan tidak bernyawa dengan berlumuran darah.

"Apa yang kulakukan disini? bagaimana aku bisa menjadi seorang penjahat?" ucapnya dibarengi dengan air mata yang memenuhi kelopak matananya, dan terus mengeluarkan air mata tanpa henti. Tetesan demi tetesan jatuh membasahi pipinya. Tiba-tiba dia teringat pada ibunya, alasannya masuk port mafia.

Satu bulan yang lalu, tepatnya setelah ia mengetahui bahwa gaji yang diberikan boss mafia sangatlan besar, bisnis ilegal memang menguntungkan, tapi sangat merugikan banyak orang. Terutama negara!.

Aku ingin bergabung dengan port mafia!.

Kata itu diucapkannya satu bulan lalu, dia tergiur gaji yang cukup besar, apa daya ibunya terbaring lemah dirumah sakit dan membutuhkan uang dengan nominal besar untuk pengobatannya.

Semoga suatu saat nanti aku bisa menebus dosaku ini!. Ucap batinnya diiringi langkah kaki yang pergi meninggalkan lantai atas dengan berlinang air mata, dan kemudian bergegas pergi kebawah untuk menemui rekannya.

Dia menghapus airmatanya berusa bersikap tenang dan tidak emosional "Diatas aman, kita harus segera pergi meninggalkan tempat ini jika sudah selesai!" perintahnya pada rekan yang sedang sibuk menghapus jejak pembunuhan tersebut.

"Aku sudah selesai, mari kita bergegas pergi dari tempat ini!" balas rekannya tersebut.

Mereka berdua pergi dari rumah pak Hiro lewat pintu depan yang sudah dirusak sebelumnya. Setiap langkah demi langkah terasa berat baginya. "Aku akan selalu mengingat dosaku ini seumur hidupku" batin seorang lelaki yang baru bergabung bersama port mafia tersebut.

Dia adalah Kaneki Ozaki, Seorang remaja tampan berusia 18 tahun, tinggi, putih dengan rambut sedikit ikal dan berhidung mancung persis seperti almarhum ayahnya. Kini ia hidup berdua bersama ibunya setelah ayahnya meninggal 2 tahun yang lalu karna kecelakaan yang dia alaminya saat pulang bekerja. Kaneki baru bergabung dengan port mafia sekitar sebulan yang lalu secara diam-diam tanpa sepengetahun ibunya, mungkin jika ibunya tau kaneki bisa saja tidak dianggap anak lagi olehnya.

Berhenti sekolah dan memutuskan bekerja saat usia18 tahun adalah keputusan yang harus ia ambil ketika ibunya terkena serangan jantung 7 bulan yang lalu dan harus melakukan tindakan operasi secepatnya dan itulah alasan mengapa kaneki masuk port mafi.

Sebelumnya setiap detik, setiap menit, setiap jam kaneki hanya memikirkan bagai mana cara agar dia bisa mencari uang untuk pengobatan ibunya. Tapi sekarang setelah apa yang terjadi dia harus memikirkan bagai mana cara agar bisa menebus dosa telah ia lakukan. Pembunuh! aku seorang pembunuh! hanya kata-kata itulah yang terus menghantui pikirannya.

***

3 minggu kemudian, tepatnya satu hari setelah ibunya melakukan operasi.

Hidupku tidak akan bahagia, aku tidak pantas tersenyum dan bahagia melihat orang yang kucintai berada disisiku, bahkan mungkin aku tidak pantas berada disinya! batin kaneki yang sedang duduk di samping makam ibunya dengan air mata yang memenuhi kelopak matanya dan terus menetes membasahi pipinya.

Benar saja, uang hasil pembunuhan yang ia dapat sebagi imbalan itu ia gunakan untuk operasi ibunya. Tapi apa yang terjadi, operasi ibunya gagal, dan diapun menghembuskan napas terakhirnya diruang operasi. Saat itu juga hidupnya, kebahagiannya, dunianya. Tuhan telah merenggut semua itu darinya.

"Ibu, kau tau ada seorang perempuan yang mungkin merasakan hal yang sama sepertiku, dia kehilangan orang tuanya saat dirinya tertidur lelap dikamarnya malam itu, kedua orang tuanya dihabisi port mafia dengan kejam, apa yang harus kulakukanbu? " ujar Kaneki yang terus berbicara disamping batu nisan ibunya.

Hari itu dia duduk sendirian disamping makam ibunya, tidak ada satupun orang yang memeluknya atau mengelus-elus pundaknya untuk sekedar menguatkan dirinya, hanya tangisanlah yang menemani dirinya, tangisan dan penyesalan.

Tapi itu semua terjadi dimasalalu, kini kaneki memulai hidupnya yang baru tapi masih dengan penyesalan yang sama seperti dulu. Masalalu itu seperti jerat yang mengikat kuat tubuhnya, sekeras apapun Kaneki berusa untuk melepaskannya, jerat itu masih akan tetap mengikatnya, karna hanya satu orang yang bisa melepaskannya! siapa dia? dan kenapa dia orangnya? semua pertanyaan itu akan terjawab seiring berjalannya waktu.

***

selamat membaca bab-bab berikutnya:D

avataravatar
Next chapter