8 makan besar

Min Yoongi tampak serius memandang layar komputernya. Saat ini pria itu tengah berada di Genius Lab mengerjakan lagu untuk album terbaru BTS. Tak lama, suara bel dalam studionya berbunyi. Genius Lab sangat kedap suara, Yoongi bahkan tidak bisa mendengar suara ketukan pintu dan mau tidak mau harus menggunakan bel.

"Suga-ssi, kau sudah bekerja keras."

Suara Kim Sejin, salah satu manajer BTS, menyambutnya ketika membuka pintu. Pria itu terlihat membawa banyak sekali bingkisan dan juga paper bag.

"Hm. Ada apa?"

"Ada banyak penggemar yang meninggalkan ini di depan gedung. Semua ini milikmu," ujar Sejin sambil meletakkan semua bingkisan yang dibawanya di atas sofa.

"Kenapa tidak diletakkan saja di mobil? Bagaimana aku membawanya?"

"Aku harus pergi menemani V ke lokasi syuting. Kau urus sendiri ya!"

"Ah, Hyung."

Yoongi berdecak. Menatap bingkisan dan juga paper bag di atas sofa dengan bingung. Pria itu mendekat dan mengintip isinya. Paper bag pertama berisi celana dalam.

Yoongi kembali berdecak kemudian bergumam, "Kenapa masih ada saja yang memberiku celana dalam sampai sekarang?"

Dia kemudian beralih pada bingkisan kedua. Di dalamnya ada boneka dengan karakter kesukaannya, Kumamon.

Yoongi tersenyum. Dia hendak beralih ke hadiah pemberian penggemar selanjutnya ketika sesuatu terlintas di pikirannya. Pria itu kemudian menyimpan pekerjaannya dan mematikan komputer. Mengenakan jaket dan berjalan keluar sambil membawa boneka hitam tersebut.

Dia akan pulang dan menemui putrinya.

.

.

.

"Aku pulang!" Yoongi berseru dengan semangat setelah membuka pintu. Pria itu menutup kembali pintu asrama dengan kaki sambil membawa banyak barang menuju ruang santai.

Ada Jungkook yang tengah bersantai sambil menonton televisi dengan Jiyoon. Mereka berdua terlihat akrab menonton tanpa menghiraukan kehadirannya.

Yoongi yang merasa diabaikan berdeham, namun tidak ada tanggapan. Kemudian dia mulai mengeluarkan suara batuk tipuannya dan barulah Jungkook menoleh.

"Oh, Hyung sudah pulang? Tumben sekali. Biasanya Hyung menginap di studio jika sedang sibuk begini. Oh ya, kapan kita mulai rekaman?"

"Nanti." Yoongi hanya bergumam dan menjawab seadanya. Pria itu menatap Jiyoon dengan ragu.

Jungkook yang sebal mendengus lucu. Mata bulatnya menatap bingkisan di tangan Yoongi penuh tanya.

"Apa yang Hyung bawa?"

"Ini hadiah dari penggemar."

Jungkook mengangguk-angguk menanggapi. Pria itu memilih kembali melanjutkan acara menontonnya. Sementara Jiyoon masih fokus pada layar televisi.

Yoongi menghela napas. Pria itu menatap paper bag di tangannya ragu. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke kamar dan menyimpan barang-barang itu di kamarnya.

Mungkin lain kali.

.

.

.

Malam menyambut ketika Taehyung berteriak menandakan kepulangannya. Pria itu membawa banyak kantung plastik dan meletakannya di atas meja ruang santai.

"Hyungdeul, Jungkook-ie, Jiyoon-ie, keluar dan lihat apa yang kubawa!" seru Taehyung sambil mengeluarkan pizza, bir, dan es krim dengan berbagai varian rasa berukuran besar.

"Ada apa sih?" Jimin bertanya sambil mengusap rambut basahnya dengan handuk. "Wah, ada apa ini? Apa ini semacam perayaan atau bagaimana?"

"Wah, kau yang membawanya, Tae-ya?"

"Tentu saja!" sahut Taehyung jengkel menanggapi pertanyaan Seokjin.

Tak lama anggota lainnya mulai bermunculan, kecuali Namjoon yang masih berada di studionya. Sepertinya leader BTS itu tidak akan pulang malam ini.

Hoseok langsung mencomot potongan pizza dan mengunyahnya dengan wajah penuh kebahagiaan. "Kau harus sering-sering melakukan ini Taetae-ya."

"Jiyoon-ah, aku punya es krim untukmu. Habiskan ya." Taehyung berkata sambil menyodorkan tiga kotak es krim ukuran besar pada Jiyoon.

"Hey, kau pikir Jiyoon ini apa?" ujar Seokjin sambil menggeplak tangan Taehyung dan menarik tiga kotak es krim dari Jiyoon. "Jimin-ah, ambilkan mangkuk dan juga sendok. Cepat!"

"Ah, Hyung," gerutu Jimin yang baru saja hendak menggigit pizzanya. Pria itu mau tidak mau beranjak menuju dapur dan menuruti perintah kakak tertuanya.

"Nah, ini untuk Jiyoon."

Jiyoon berbinar menatap mangkuk berisi es krim stroberi yang diletakan Seokjin di hadapannya. "Terima kasih, Oppa."

"Kau juga harus berterima kasih padaku, Jiyoon-ah," ujar Taehyung tidak terima. Pria itu memajukan bibirnya seperti bebek.

"Terima kasih, Taetae Oppa," ujar gadis kecil itu dengan senyuman yang sampai ke matanya.

"Kalau begitu berikan ciuman untukku."

"Eiy!" gerutu Hoseok sambil menggeplak kepala Taehyung.

Taehyung mengaduh pelan sambil menatap Hoseok penuh kebencian. "Kau iri padaku, kan!" serunya kesal. Pria itu memajukan pipi kanannya pada Jiyoon sambil menunjuk-nunjuk dengan telunjuk. "Ayo, berikan Oppa ciuman, Jiyoon-ie."

"Baik," sahut Jiyoon kemudian mencium pipi Taehyung dengan bibir yang dipenuhi noda es krim. Gadis kecil itu kembali melanjutkan kegiatannya memakan es krim.

Taehyung tertawa kecil. Pria itu kemudian mengacak rambut Jiyoon dan mengangkat gadis kecil itu kemudian memangkunya sambil mencomot potongan pizza lainnya.

Anggota lain menatap malas pada Taehyung, sementara Seokjin menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong, dimana Yoongi?"

Semua orang menatap Seokjin dengan tatapan ketidaktahuan. Pria berbibir tebal itu akhirnya memutuskan untuk mencari Yoongi ke kamar mereka.

Seokjin membuka pintu kamar dan menemukan beberapa kotak dan paper bag yang berserakan di lantai. Pria itu berjalan masuk dan menemukan Yoongi yang tengah berdiri membelakanginya. Lelaki dengan surai kecoklatan itu berdiri dengan posisi tangan berada di dagu dan pandangan yang sepenuhnya tertuju pada boneka berwarna hitam dengan senyuman bodoh yang tertidur di atas kasur.

Seokjin mengerutkan kening.

"Apa yang kau lakukan?"

Yoongi berbalik dan terkejut mendapati Seokjin tengah menatapnya. "Hyung, kau mengangetkanku."

"Apa yang sedang kau lakukan di sini? Yang lain sedang di ruang santai. Taehyung membawa banyak makanan. Ayo kita makan bersama."

"Ya, baiklah," sahut Yoongi sambil mengangguk kecil. Pria itu berjalan lebih dulu keluar kamar.

Seokjin menatap punggung Yoongi sekilas dan beralih menatap boneka karakter Kumamon yang berada di atas kasur. Pria itu tersenyum kecil sebelum menyusul kembali ke ruang santai.

[]

avataravatar
Next chapter