1 Prologue

Huft! Huft! Huft! Huft!

Seseorang sedang berlari dengan sangat cepat berusaha lari dari seseorang yang mengejarnya.

"AWAS! MINGGIR!"

Dia berlari ke kerumunan orang banyak berharap dapat bebas dari orang-orang yang mengejarnya.

Tapi, Saat dia menoleh kebelakang sambil berlari, Orang-orang yang mengejarnya masih dapat mengejarnya dan tidak kehilangan jejaknya.

Merasa frustasi, Pria itu berlari lebih cepat lagi dan mendorong siapa saja yang ada di depannya yang menghalangi larinya. Dia sampai menjatuhkan beberapa barang mulai dari yang kecil sampai yang besar untuk menghambat orang-orang yang mengejarnya. Namun, Cara itu masih saja gagal dan tidak berhasil menghambat orang-orang yang mengejarnya.

Merasa berlari ke kerumunan orang banyak gagal, Dia berlari berusaha mencari tempat yang dia kira dan terlihat aman dan tidak dapat di ikuti oleh mereka yang mengejarnya.

Setelah berhasil keluar dari kerumunan orang banyak, Dia berlari ke pinggiran jalan mencari gang sempit dan kecil juga aman dan tidak banyak orang untuk dia jadikan tempat bersembunyi.

Dia berhasil menemukan gang yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil dimana tidak ada seorang pun yang berada di sana dan tidak ada seorang pun yang dapat melihat apa yang dia lakukan di sana. Namun, Sayangnya saat dia berlari masuk kedalam gang itu di ujung jalan gang itu adalah jalan buntu. Jalannya di tutup oleh tembok yang besar dan kokoh.

Mengetahui itu adalah jalan buntu dan dirasa kurang aman, Dia berusaha lari dari sana dan mencari tempat yang lain. Namun, Saat dia menghadap kebelakang dia mendapati kalau dia sudah di hadang oleh kedua orang yang mengejarnya tadi.

Kedua orang itu berdiri dengan tegak jauh beberapa langkah darinya membuatnya ketakutan dan tidak bisa lari kemana-mana.

Dia ketakutan dan jalan mundur kebelakang dengan pelan. Kedua orang yang menjegatnya dari arah masuk gang mendekatinya dengan perlahan memojokkannya sampai mentok ke tembok besar yang menjadi jalan buntu dari gang tersebut.

Pria itu melihat ke atas tembok besar yang tinggi itu dan mengetahui kalau dia sudah tidak memiliki jalan keluar...Selain bertarung.

Pria itu memegang sesuatu dan yang dia pegang itu berupa tas milik seorang perempuan yang berhasil dia curi di Distrik perbelanjaan dan dua orang yang mengejarnya adalah kedua orang yang berhasil melihat aksinya mencuri tas dan dengan sekejap langsung mengejarnya.

Kedua orang itu berhenti mendekati pria itu menyisakan jarak bebrapa meter di antar mereka.

Salah satu dari mereka adalah seorang remaja laki-laki yang berumur 20 tahun yang mengenakan Topi berwarna merah dan putih dengan huruf "R" berwarna putih di tengahnya, Jaket Jersey berwarna Merah keseluruhan dan Hitam di beberapa bagian dengan huruf "R" sedang di dada bagian kirinya, Celana motif loreng berwarna coklat muda, Sepatu berwarna Merah dan hitam, Kaos hitam tangan pendek ketat di balik jaketnya dan kalung Dog Tags berwarna silver di lehernya.

Dia memiliki rambut berwarna coklat kemerahan dimana bagian dalam rambutnya berwarna merah, Mata berwarna Merah gelap dan kulitnya putih. Dia memiliki tubuh yang pas dan proposional untuk seornag remaja laki-laki dimana tidak terlalu kecil dan kurus juga tidak terlalu tinggi dan besar namun tubuhnya terkesan feminim. Dia memiliki wajah yang tampan dan tatapannya sangat dingin dengan mulutnya yang terlihat selalu tertutup dan wajahnya selalu datar.

Di sebelahnya ada seorang remaja laki-laki yang berumur 19 tahun yang mengenakan topi beanie berwarna hijau tua dengan gambar tengkorak berwarna putih ukuran sedang di tengahnya, Jaket berwarna hitam keseluruhan dan kuning di beberapa bagian dengan logo angka "0" dan ada dua sayap kecil di sisi angka "0" di bagian dada sebelah kirinya, Celana bermotif loreng berwarna hijau gelap, Sepatu berwarna hitam keseluruhan, Kaos berwarna kuning lengan pendek, Dia mengalungi harmonika yang sudah dia sambungkan dengan rantai dan dia juga memakai kacamata minus. Di lengan kiri jaketnya bertuliskan "Zero Wings".

Dia memiliki rambut berwarna coklat muda cerah mendekati warna rambut pirang dan mata berwarna Kuning, Kulitnya sedikit kecoklatan akibat terpanggang oleh sinar matahari sejak kecil. Dia memiliki tubuh yang besar dan terlihat cukup terbentuk. Dengan ukuran tubuh yang seperti itu, Dia terlihat sangat kuat dan mudah mengintimidasi siapa saja, Dia memiliki tinggi 20cm lebih tinggi dari laki-laki yang berada di sebelahnya, Dia memiliki wajah yang tampan dan tatapannya selalu terlihat sangat tajam seperti seekor elang.

"Kita apakan dia sekarang?"

"Menurut mu?"

"Sepertinya pikiran kita sama"

"Bagaimana dengan polisi?"

"Urusan polisi belakangan"

"Aku sependapat dengan mu. Lagi pula dia mencuri tas Alisia"

"Kita habisi dia!"

Kedua laki-laki itu mendekati dengan perlahan ke arah pencuri yang terpojok itu.

Pencuri itu membuang tas curiannya ke atas aspal dan dengan wajah yang serius dan marah dia menyiapkan dirinya untuk bertarung. Dia mengumpulkan seluruh tenaganya di dalam tubuhnya untuk melawan dua orang di hadapannya.

Setelah merasa tenaganya sudah cukup terkumpul dan dia merasa sudah siap melawan, Pencuri itu berlari dengan kencang kearah laki-laki yang besar sambil berteriak.

Dia melompat dan meluruskan kakinya berusaha menendang dengan telapak kaki kanannya ke arah laki-laki yang besar itu. Tendangannya mengenai kedua lengan laki-laki yang besar itu yang dia gunakan untuk menahan serangan tendangan dari si pencuri itu. Akibat tendangan itu, Si laki-laki yang besar itu sedikit terdorong kebelakang tetapi tidak jauh dan tendangan itu tidak melukainya sama sekali.

Setelah berhasil menendang si laki-laki yang besar, Si pencuri mengganti target serangan dengan cepat ke laki-laki yang serba merah dengan melemparkan ayunan tinju tangan kanan yang berat dan kuat ke arah wajah laki-laki serba merah itu. Namun sebelum dia berhasil meluncurkan serangan, Dia sudah di tendang ke arah badan terlebih dahulu oleh si laki-laki serba merah membuatnya terdorong kebelakang menuju ke arah si laki-laki yang bertubuh besar.

Saat dia terdorong ke belakang, Si laki-laki bertubuh besar itu menendang dengan kuat bagian belakang si pencuri itu membuatnya terpental kembali ke arah si laki-laki serba merah. Laki-laki serba merah itu menangkap lengan kiri si pencuri itu dan mengankat lengan kiri si pencuri itu sampai ke atas bahu. Dengan sekuat tenaga, Si laki-laki serba merah itu menarik dan membanting si pencuri itu dari atas bahu jatuh ke atas aspal yang keras membuatnya tergeletak di atas aspal.

Si laki-laki serba merah itu tidak berhenti dan terdiam melainkan melanjutkannya dengan menyerang si pencuri itu dengan memukul wajahnya dengan tangan kanannya berkali-kali lalu di ikuti oleh si laki-laki bertubuh besar dengan menendangi si pencuri di bagian badan berkali-kali.

Mereka berdua menghajar habis-habisan si pencuri itu dimana si pencuri itu sama sekali tidak dapat melawan balik di atas aspal bahkan melindungi dirinya saja tidak bisa.

Si laki-laki serba merah itu kemudian menduduki si pencuri itu membuat si pencuri tidak dapat bergerak dan melawan. Si laki-laki serba merah itu melanjutkannya dengan menghajar si pencuri dari atas atas tubuhnya dengan cara memegang kepalanya dengan tangan kanannya dan memukul wajahnya dengan sekuat tenaga dengan tangan kirinya.

POW! POW! POW!

Pukulan demi pukulan dia lemparkan ke wajah si pencuri, Si pencuri tidak dapat melawan dan yang bisa dia lakukan hanya pasrah di hajar oleh si laki-laki serba merah yang tubuhnya lebih kecil darinya. Wajahnya terus di pukuli dengan sangat keras dan bertenaga membuat pandangannya buyar dan lama-kelamaan di tutupi oleh darah yang mengalir dari atas kepalanya dan lama-kelamaan juga dia mulai kehilangan kesadarannya.

Si laki-laki bertubuh besar itu hanya dapat melihat dengan mata yang tajam memelototi si pencuri yang tidak berdaya yang sedang di hajar oleh si laki-laki serba merah itu membiarkan si laki-laki serba merah itu menghajar si pencuri sampai tidak sadarkan diri.

Si pencuri di pukuli terus sampai mengeluarkan darah yang cukup banyak dari kepalanya dan wajahnya sudah sepenuhnya tertutupi dengan darahnya. Si pencuri itu mulai lemas dan tangan juga tubuhnya benar-benar lemas tidak bergerak sedikitpun.

Saat si laki-laki serba merah itu mengangkat kepalan tangan kirinya tinggi ke atas, Dia di hentikan oleh si laki-laki bertubuh besar dengan cara menepuk pelan bahu si laki-laki serba merah itu dengan telapak tangan kanan bagian luarnya menandai kalau itu sudah cukup dimana si pencuri sudah terlihat tidak sadarkan diri seolah dia hampir saja mati.

Si laki-laki serba merah itu berhenti dan berdiri. Mereka berdua melihat kearah si pencuri yang sudah tidak sadarkan diri itu dengan tatapan mereka yang tajam dan kesal.

Si laki-laki serba merah itu memberikan isyarat ke laki-laki bertubuh besar untuk mengambil tas yang si pencuri curi. Laki-laki bertubuh besar itu menerima isyarat dan perintah itu untuk mengambil tasnya. Dia kemudian mengambilnya dengan cepat dari atas aspal dan kembali ke laki-laki serba merah itu lalu memberikan tas itu kepadanya.

Setelah mendapatkan tas itu kembali, Mereka langsung pergi dari gang itu meninggalkan si pencuri yang tidak sadarkan diri dengan wajah yang di penuhi dan tertutup oleh darah miliknya sendiri.

Tidak ada yang melihat kejadian itu. Tidak ada orang atau saksi mata yang melihat adegan pengeroyokan tersebut dan juga tidak ada seorangpun yang melewati gang tersebut.

Jauh dari gang tersebut, Di distrik perbelanjaan, Ada banyak sekali orang-orang yang berjalan dan berbelanja. Namun, Di antara itu semua ada seorang remaja perempuan yang menunggu dengan tenang sambil meminum sekaleng soda sambil bersender di tembok toko.

Remaja Perempuan itu berumur 20 tahun mengenakan Kemeja berwarna merah, Rompi tipis berwarna hitam, Dasi berwarna hitam, Celana panjang berwanra hitam, Sepatu berwarna hitam, Topi bundar model Panama berwarna merah dengan garis hitam, Syal panjang berwarna merah di lehernya dan sarung tangan warna hitam.

Dia memiliki rambut yang panjang sampai pinggang berwarna coklat muda cerah mendekati warna cream, Mata kanan berwarna merah cerah dan mata kiri berwarna kuning, Kulit yang putih cerah halus dan mulus juga lembut. Dia memiliki tubuh yang sangat feminim dan ideal, Proporsi badannya sangat pas untuk tubuhnya dan untuk seorang remaja perempuan, Dia memiliki wajah yang sangat cantik dan manis. Wajah dan tubuhnya dengan sangat mudah memikat laki-laki manapun yang melirik ke arahnya. Tapi kesan yang selalu dia dapatkan adalah "Cool" bukan "Imut".

Saat dia selesai meminum sekaleng sodanya, Dia membuangnya ke dalam tempat sampah yang terbuat dari besi yang berada di sebelahnya lalu menyilang kedua lengannya di bawah dada menunggu seseorang datang kepadanya dengan sangat tenang dan santai.

Dia bersiul mengeluarkan alunan nada-nada lagu klasik yaitu "Eine Kleine Nachtmusik" dari Mozart sambil menutup kedua matanya menunggu seseorang untuk datang.

Lalu beberapa menit kemudian ada suara dari seorang remaja laki-laki yang memanggilnya. Namun, Suara remaja laki-laki itu tidak dia kenal. Dia membuka kedua matanya masih sambil tersenyum melihat siapa yang memanggilnya.

Di hadapannya ada seorang remaja laki-laki yang tampan yang berusaha untuk menggodanya.

"Hai~, Kau sendirian?"

Tahu kalau dia sedang di goda, Perempuan itu masih melihat ke arah remaja laki-laki itu sambil tersenyum tidak menghiraukan.

"Apa kau ingin jalan dengan ku? Maksud ku..Hari ini sangat cerah dan indah untuk kita..Jalan berdua. Kau..Pikir juga begitu, Bukan"

Si perempuan tidak membalas sama sekali dan masih tersenyum seperti biasa namun lama-kelamaan si perempuan sedikit menyeringai melihat cara si pria menggodanya.

"Senyuman mu manis~ Bagaimana? Kau ingin jalan dengan ku-"

"OI!"

Dari arah samping mereka, Datang 2 orang remaja laki-laki yang satu memakai pakaian yang serba merah dan yang satunya lagi memiliki tubuh yang besar. Laki-laki bertubuh besar itu memanggil dengan nada yang kasar ke arah laki-laki yang menggoda si perempuan.

Serontak si laki-laki dan si perempuan melihat ke arah kedua orang yang datang.

"K-Kau! Apa mau mu, Hah?!"

Si laki-laki itu mencoba melawan dengan bersikap tidak sopan dimana si laki-laki bertubuh besar membalas dengan nada yang mengancam.

"Menjauh dan pergi dari hadapan Kakak ku! Atau ku bunuh kau!"

Nadanya terdengar sangat kasar dan mengancam membuat si laki-laki yang menggoda si perempuan bergemetar dan kesulitan untuk mengatakan sepatah kata.

"...H-Haahh!?-"

"PERGI!!!"

Si laki-laki bertubuh besar itu mengusir laki-laki yang menggoda si perempuan dengan nada yang keras membuat si laki-laki itu langsung lari meninggalkan si perempuan yang dia goda sebelumnya.

"Hmph. Dasar bodoh. Akhirnya kalian datang"

Setelah mengatakan hal yang buruk kepada laki-laki yang menggodanya barusan, Dia menyambut kedua laki-laki yang sangat dia kenal yang akhirnya datang atau kembali kepadanya.

"Bagaimana?"

Si perempuan menanyakan hasil pengejaran mereka berdua.

Si laki-laki serba merah mendekati si perempuan dan memberikan tas si perempuan kembali kepadanya dengan wajah yang datar.

"Bagus. Terima kasih~"

Si perempuan mengambil tas miliknya kembali dari tangan si laki-laki serba merah itu.

"Lain kali, Tolong lebih berhati-hati lagi"

Si laki-laki serba merah itu mengingatkan si perempuan untuk lebih berhati-hati lalu si perempuan membalas.

"Ara, Aku sudah berhati-hati. Aku justru tahu kalau dia ingin mengambil tas ku jadi ku biarkan saja dia mengambilnya"

"Kenapa?"

"Supaya kalian dapat 'Berolahraga~'"

"Hmph. Kalau begitu terima kasih"

Mereka bertiga pun kembali berjalan bersama menuju kesuatu tempat di distrik perbelanjaan.

"Omong-omong, Bagaimana hasilnya?"

Si perempuan bertanya kepada kedua laki-laki yang berada di kedua sisinya.

"Hancur lebur"

Si laki-laki bertubuh besar menjawab dengan datar dan tenang.

"Baguslah. Sudah ku duga itu akan terjadi. Siapa yang melakukannya kali ini?"

"Aku"

Si laki-laki serba merah itu menjawab dengan datar dan tenang seolah dia sudah terbiasa.

"Bagus~ Sudah ku duga pasti kakak yang melakukannya karna kalau Gold Pencuri itu akan langsung di buatkan kuburan"

"Aku tahu itu dan tidak perlu di ingatkan lagi"

"Hmph~ Sombongnya~"

"Kenyataannya memang begitu~"

Si perempuan menyeringai lalu kembali berbicara.

"Omong-omong"

"Hmm?"

"Mengenai kejadian yang terjadi belakangan ini di jalanan dan di sekitar kota juga yang terjadi kepadaku barusan. Bagaimana menurut kalian?"

Kedua laki-laki itu terdiam tidak menjawab karena tahu kalau si perempuan akan melanjutkan perkataannya setelah jeda.

Si perempuan melanjutkan dengan-

"Apa menurut kalian..Hell Keeper itu menyenangkan?"

Setelah di beri pertanyaan seperti itu, Kedua laki-laki itu berhenti namun si perempuan terus berjalan sambil tersenyum.

Beberapa langkah kedepan lalu berhenti dan berputar kebelakang melihat ke arah kedua laki-laki yang berhenti dan terdiam tersebut.

Si perempuan sambil tersenyum mengambil Eye patch yang terbuat dari kain berwarna hitam dari kantung celananya lalu memakainya di mata sebelah kirinya sambil menunggu jawaban kedua laki-laki itu.

Di hadapan mereka ada cafe tujuan mereka dan beberapa langkah lagi mereka akan sampai di cafe itu dan masuk kedalam namun mereka bertiga berhenti sejenak.

Si laki-laki bertubuh besar menghela nafas dalam dan menutup matanya. Si laki-laki serba merah itu menghela nafas pelan lalu mengangkat kepalanya.

Dengan wajah yang datar dan dingin, Dia menjawab pertanyaannya-

"Terserah kamu saja"

avataravatar
Next chapter